Title :
The Spy Next Door
Title chapter : Heart Attack
Author : Kim
Hyun Na a.k.a Fidya Amelia
Main cast : Huang
Zi Tao, Kim Hyun Na, Kim Jongin, EXO Member, Kim Hyun Jie
Genre : Action,
Friendship, Romance, Fantasy
Length :
Chaptered
Disclaimer : famelia28.blogspot.com
“Jantung. Iya, jantung! Kristal pada jantungnya yang menuntunnya untuk
membawa kita ke sini.”, Chen meyakinkan jawabannya pada Kai.
“Lalu,
apa yang harus kita lakukan?”, tanya Kai.
“Suruh
semua pasukan ke sini! Dan kita akan melakukan ritual tersebut di sini.”
Chapter 7
“Ne!”,
Kai menyetujui dan langsung melaksanakan tugasnya.
*****
Hyun Na POV
Hari
masih belum gelap tetapi Namsan Tower sangat teramat sepi. Hari ini begitu
terasa teramat panjang sepanjang sejarah hidupku. Banyak hal yang tak bisa
dapat diterima logika. Terpojokkan bersama pot-pot bunga di sekelilingku
membuatku tampak seperti mannequin toko Trubus. Aku terus berpikir, apakah mereka
tahu keberadaanku? Jika seperti kata Chen bahwa kristal pada jantungku yang
memerintah hal ini, apakah twinnieku juga bisa merasakan keberadaanku? Tapi,
tapi, jantung hanya memberi rasa bukan pesan logika. Lalu bagaimana caranya
mereka tahu lokasiku sekarang?
Aku
bertopang pada frontalku untuk mencari cara agar bisa melarikan diri atau
mengirim pesan bahwa aku ada di Namsan Tower. Aish, mengapa tak ada alat yang
bisa digunakan untuk komunikasi, sih? Ponsel rusak pula. Ah aish!
Selagi
Kai dan orang disebelahnya yang kurasa namanya Chen tersebut sedang
mengumpulkan pasukannya. Tak tahu kapan tiba-tiba orang-orang dengan pakaian
yang aneh menurut pandanganku tersebut sudah berkumpul. Dan tanpa seijinku,
selang beberapa detik atau menit tiba-tiba sudah ada dua orang aneh berada di
hadapanku untuk mencegahku kabur. Mereka semua berlalu lalang tanpa aku ketahui
apa yang sedang mereka kerjakan.
Kini aku mencari pandangan lain. Entah mengapa aku terus memandangi tanaman
yang ada disekitarku. Mereka sama terpojoknya denganku. Rasanya pandanganku
tersedot pada tiga tanaman disampingku. Ada yang aneh. Tak ada angin atau musik
atau apapun, dedaunan tersebut seperti bergoyang. Lembut sekali. Karena tak
tahan karena gemas, aku menyentuh salah satu daun tersebut. Lalu beberapa daun
gugur. Aku langsung terjingkat karena terkejut.
Kedua orang yang menjagaku refleks menoleh ke arahku dan mencari tahu apa yang terjadi. Aku berusaha menutupi keterkejutanku pada tanaman tersebut. Akhirnya mereka berdua mengalihkan pandangannya seperti semula yaitu membelakangiku. Walau aku tidak diikat atau diborgol, tetap saja seperti tak ada celah untuk kabur. Orang-orang setinggi hampir dua meter membuatku ciut untuk melarikan diri.
Pandanganku terarah lagi pada tanaman tersebut dan baru saja menoleh,
dedaunan yang gugur tersebut langsung menyapaku. Mwo? Mereka melayang dan
tampak seperti membungkuknya manusia saat memberi salam. Aku yang sedang
kebingungan hanya membalas dengan senyum yang terkesan seperti seringaian. Oh,
sekarang apa lagi? Apa aku sedang tertidur di siang bolong hingga membawaku
sampai sejauh dan selama ini?
“Anda dapat menyuruh kami mengirimkan pesan ke teman-teman Anda. Dengan
senang hati kami melayani Anda!”, aku agak terjingkat mendengar tanaman tersebut
mengatakan hal tersebut. Anehnya hanya aku yang mendengarnya. Kedua penjaga
tersebut tampak tak mendengar apapun yang diucapkan tanaman tersebut.
“Arasso! Tapi bagaimana kalian akan melakukannya?”, aku hanya mengucapkan dalam hati. Dan mereka
membalasnya.
“Anda adalah pemilik kekuatan flora dan fauna berkat kristal di jantung
Anda. Seperti kata Anda, bahwa jantung hanya mengirim rasa. Oleh karena itu,
hamba menjelaskannya pada Anda agar bisa menjadi pesan pada otak Anda. Penerima
kristal satunya, lebih tepatnya teman Anda memutuskan untuk memiliki kekuatan
pengendali pikiran. Kristal dan inang tubuh yang ditempatinyalah yang
menentukan kekuatan tersebut.”, tanaman yang berada pada sudut ruangan berbicara
menjelaskan dengan hati-hati dan penuh rasa tunduk. Aku tertegun mendengarnya.
Kami berbicara melalui kontak batin.
“Mengapa kalian seperti ini? Aku tidak nyaman jika kalian menganggapku
seperti majikan atau pemilik kalian. Oh ya, mengapa aku bisa memilih kalian?
Apa aku benar-benar menyukai flora fauna? Aku memang suka tapi aku juga belum
bisa memahami kalian sepenuhnya. Apa karena hal itu kalian memutuskan untuk
setuju menjadi bagianku agar aku bisa lebih memahami kalian?”, tanyaku ingin tahu.
“Anda sangatlah benar. Seratus daun untuk Anda!”, tanaman tersebut menjawab dan langsung
disusul riuhan tepuk tangan seluruh tanaman yang memenuhi puncak Namsan Tower layaknya
bergoyang karena hembusan angin. Hal ini tentunya seperti hanya aku yang dapat
mendengar mereka. Tak tahu halusinasi apa, aku ikut tersenyum setelah raut
wajahku yang sedari tadi kalut tak menentu.
“Baiklah, kami sesegera mungkin menyampaikan pesan sekaligus permintaan bantuan
kepada teman Anda. Kepada pemilik kristal jantung tersebut, ‘kan? Dan juga
kekasih Anda, Tao? Oke, kami berangkat! Seratus daun siap? Kajja!”, tampak seperti pemimpin pasukan daun, ia
memberi perintah dan langsung cabut dan tampak semut-semut juga langsung
berbaris rapi menyusuri tepi dinding.
“M-mwo? Mengapa kalian bisa bilang jika Tao kekasihku? Hey, hey! Kalian mau
main kabur denganku? Ish, padahal sebelumnya kalian masih tampak hormat padaku
dan baru saja aku katakan untuk tidak terlalu formal padaku, kalian sekarang
berulah. Aish!”
“Dan sekarang, kalian para semut datang dari dan akan pergi ke mana?”, tambahku.
“Rumah kami ada di dinding itu. Dibalik pot yang ada di tengah tersebut.
Dan kami akan mengirim pesan. Kami akan menghubungkannya lewat burung,
kupu-kupu, lebah, dan hewan terbang lainnya. Semangat untuk kami! Sampai
jumpa!”, aku melihat seekor semut yang sedang tidak berada pada formasi
menghadapku. Kurasa dia yang berbicara. Aku mendengarkan setiap penjelasannya
dengan rinci.
Setelah ia mengakhiri percakapan dan masuk barisan bersama semut-semut
lainnya, refleks aku menolehkan kepalaku ke belakang mencari rumah semut
seperti yang dikatakannya dan tepat dimana saat aku menoleh, aku terkejut. Aku
tak bisa menahan suaraku lagi. “Huwaa! Banyaknya semut!,” aku agak berteriak dan
berjingkat-jingkat kecil sehingga membuat semua orang menatapku bingung. Aduh!
Mengapa semut yang baru aku tengok bisa kocar-kacir tak membentuk barisan?
Jangan mengerubungiku begini! Aku bukan gula. Kalian membuatku takut kalau
begini caranya.
“Jangan injak kami! Maafkan kami bila membuat Anda ketakutan. Mereka masih
muda dan belum tahu. Maafkan kami!”
“Hey, kalian! Jangan mengerubungi pemilik kekuatan flora fauna. Cepat
menyebar ke barisan yang tersedia!”, lanjut semut yang berbicara tersebut langsung tegas
kepada anak buahnya.
“Hey, mengapa membuat kebisingan? Kau ingin mempercepat ritual? Apa kau
yakin sudah siap?”, penjaga tersebut juga mengejutkanku.
“Ada apa ini ribut-ribut? Sudah, bawa dan ikat dia di atas meja besar
itu!”, ada penjaga lagi yang datang dan memberi perintah yang membuatku
membelalakkan mataku mengetahui tempat yang akan digunakan mereka untuk ritual.
Begitu mendengar perintah, kedua penjaga yang tadi menjagaku langsung
menyeretku dan menarik paksa diriku.
“Andwae! Lepaskan aku! Lepaskan!”, aku berteriak meronta-ronta.
Aku menoleh ke belakang ke tempat awalnya tadi aku disekap tanpa sekap. “Nado
mianhaesso. Nan molla. Tolong aku! Kumohon!”, aku menatap nanar dan penuh
permohonan kepada semut-semut juga tanaman tadi yang berusaha membantuku. Aku
masih memerlukan bantuan lagi. “Maaf sekali lagi!”. Sebelum akhirnya aku
tak bisa melihat tanaman juga semut tadi karena terhalang orang-orang setinggi
hampir dua meter dengan penampilan mengerikan yang mulai mengerubungiku.
“Andwae! Andwae! Mengapa kalian lakukan ini padaku? Lepaskan aku!”, aku
masih berteriak meronta-ronta untuk melepaskan diri dari cengkraman mereka yang
mana hasilnya adalah nol besar. Hingga akhirnya aku telah diikat kaki juga
tangan dengan posisi tidur di atas sebuah meja besar yang ukurannya melebihi
tinggi dan lebar tubuhku. Tak terasa aku telah menitikkan air mata dan masih
ingin berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikatku ini. Usaha yang
kulakukan ini adalah sia-sia. Air mataku tak henti-hentinya keluar.
*****
Tao POV
Aku
menyipitkan mataku dengan intens. Melihat dari kejauhan ada yang melaju sangat
cepat tapi yang kuyakin itu bukanlah sesuatu yang berukuran besar layaknya
helikopter yang kami naiki ini. Ya, helikopter tempur ini khusus dirancang oleh
Luhan Hyung. Benar-benar hebat. Benda yang melesat cepat itu masih terus
mengarah ke kami.
“Hyung!
Apa itu di sana? Apa itu misil? Jika iya, apa beast menyerang kita lewat
udara?”, cepat-cepat aku memberitahu hyungdeul untuk melakukan antisipasi.
“Misil?
Tapi itu tak terlihat di radar. Benda apa itu?”, Luhan Hyung yang mengendarai
helikopternya langsung bersiaga.
“Kurasa
itu bukan misil. Itu adalah hewan yang terbang. Seperti elang. Mengapa mengarah
ke kita? Bwa! Dia mengurangi kecepatannya.”, tunjuk Suho dengan diikuti agen
lainnya untuk ikut melihat burung elang tersebut.
“Apakah
hewan itu milik beast?”, tanya Lay ingin tahu.
“Entahlah.
Yang penting, siapkan senjata kalian! Siagakan diri kalian!”, perintah Suho
langsung dilaksanakan agen-agennya.
“Anda
yang bernama Tao ‘kan? Ada pesan dari kekasih Anda, Kim Hyun Na. Mereka akan
segera melaksanakan ritual di Namsan Tower. Jadi, tolong untuk segera sampai di
sana! Hyun Na sangat membutuhkan pertolongan. Ia telah diikat di meja ritual.
Pasukan setinggi hampir dua meter dengan pakaian aneh dan mengerikan telah
bersiap untuk ritual.”, burung elang yang tampak didengar telinga seperti suara
kicauan burung elang pada umumnya namun kami bisa tahu apa artinya. Aneh juga!
Ini pertama kalinya aku bertemu hewan yang bisa kumengerti arti bahasanya. Ya,
karena aku belum pernah tahu ada pemilik kekuatan fauna. Tunggu! Bukankah tadi
ada pesan dari tanaman? Apa Hyun Na memiliki dua kekuatan flora dan fauna?
Tunggu lagi, apa yang baru dia katakan?
“Chakkam!
Kekasih? Mwoya? Kami bahkan belum pacaran. Dan mungkin kami masih sering
bertengkar. Siapa yang mengatakan hal itu? Dan lagi, apa benar ini pesan dari
Hyun Na? Kau tidak sedang menipu kami ‘kan? Kau bukan suruhan beast ‘kan?”,
jawabku agak kesal walau kuakui jantungku ikut berdebar saat dengannya bahkan
mendengar namanya pun juga masih.
“Masih
belum? Wah, berarti kau akan jadian? Jangan lupa PJ, ya!”, kali ini aku menatap
Xiumin Hyung dengan mata gangsterku. Xiumin Hyung yang melihat tatapanku
langsung kembali ke posisi duduknya semula.
“Maaf,
tapi semua hewan dan tanaman mengatakan itu dari pemilik kekuatan kami yaitu
Kim Hyun Na. Dan, selamat berjuang!”, burung elang tersebut lalu menghentikan
posisinya untuk tidak meneruskan kegiatannya terbang sambil mengikuti helikopter
ini.
Sepertinya
ada yang sedari tadi berteriak. Memang, kami sedang mengudara. Jadi, bicara pun
harus butuh tenaga dengan berteriak. Terlebih ini helikopter tempur yang tak
ada pintu penumpangnya. Kami yang ada di bangku penumpang lantas mencari asal
suara yang ternyata dari Luhan Hyung yang berada di kursi pilot. Suho Hyung
yang menjadi co-pilot hanya memandang kami kesal karena tak menggubris pilotnya
tersebut.
“Kita
sudah hampir sampai. Karena tak ada heliport di puncak menara, jadi kalian akan
turun lewat tangga tali. Bersiaplah! Aku akan mulai proses transmisi untuk
membuat helikopter ini transparan dan kedap suara. Cepat!”, perintah Luhan
Hyung sebagai pilot kami.
“Lalu
bagaimana denganmu, Hyung?”, tanya Lay.
“Aku
dan Suho akan menyusul. Cepat! Ok, ini dia! Ready! Set! Go!”, aba-aba dari
Luhan Hyung telah terkumandang begitu tiba di pertengahan ketinggian Namsan
Tower. Kami bertiga menuruni tangga tali dari helikopter lalu merayap di tembok
menara untuk bisa sampai di puncak menara tanpa ketahuan. Tentu kami telah
membawa alat-alat yang kami perlukan untuk berperang. Kami sedang melaksanakan
strategi kami.
*****
Normal POV
“Apakah
Anda sudah siap, Yang Mulia?”, tanya beast dengan tubuh Kai EXO.
“Tentu
saja aku siap. Aku sudah menanti ini seumur hidupku.”, jawab Raja Beast dengan
tubuh Chen EXO.
“Oke,
aku masih baik padamu. Kau masih diberi pilihan. Ingin cepat atau lambat? Yang
ini, kau tak akan merasa apapun, tapi kalau ini kau bisa tahu bagaimana
rasanya. Jadi, yang mana? Silakan dipilih!”, beast dengan tubuh Kai tersebut
menyunggingkan senyum devil kebanggaannya.
“Jika
itu yang kau mau, aku lebih memilih Propofol daripada Amytal.”, entah yang Hyun
Na katakan itu sungguh-sungguh atau tidak, ia tampak berani mengatakannya.
“Sayangnya
aku lebih suka Amytal Sodium. Jadi sebelumnya aku bisa melakukan wawancara
kepadamu. Amytal saja, ya!”, pinta beast tersebut dengan senyumnya lagi sambil
menyiapkan suntikan Amytal Natrium atau Amytal Sodium.
“Maka
aku tak akan menjawab apapun pertanyaan darimu”, jawab Hyun Na lagi seperti
tanpa ada rasa takut.
“Apa
kau yakin?”, tantang beast tersebut.
“Apa
yang kau lakukan bermain dengan ilmu kedokteran? Bukankah kita bermain dengan
ilmu sihir?”, tanya Raja Beast kepada kaki tangannya tersebut.
“Tidak
apalah, Tuan. Saya hanya ingin menghemat kekuatan sihir saya. Manusia ternyata hebat
bisa membuat alat-alat semacam ini tanpa adanya sihir.”, jawab kaki tangan Raja
Beast dengan sok akrab kepada tuannya.
“Bukankah
kita juga manusia? Kita bukan dari planet lain. Baik, terserahmulah! Yang
penting lakukan saja pemindahan kristal Black Pearl-nya! Ppali! Aku sudah tak
sabar menambah kekuatanku ini. Hahahahaha.....”, Raja Beast menanggapi anak
buahnya enteng.
Raja
Beast bertubuhkan Chen yang juga berbaring di atas meja yang berbeda di
samping Hyun Na lalu mempersiapkan
dirinya dengan berkonsentrasi penuh serta sesekali mengucapkan mantra-mantra
yang Hyun Na yakini itu adalah hal buruk untuk keselamatam dirinya meski ia tak
tahu apa artinya. Namun di balik itu, Hyun Na ternyata mulai mengaksikan
kemampuan flora faunanya. Setidaknya ia berusaha sekalian belajar cara
memfungsikan kekuatannya. Karena ini adalah kali pertamanya dianugerahi
kekuatan supranatural yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Di
lain sisi, Kai yang masih dirasuki Beast mulai menyadari sesuatu yang
seharusnya jangan terjadi dahulu. Sulur-sulur lembut tanaman mulai menjalar ke
setiap sudut ruangan. Yang dirasa Beast ini sepertinya para beast lain tidak
terganggu akan datangnya tanaman liar merambat secara tiba-tiba. Atau mungkin
mereka tak menyadari sejentik kejanggalan yang bisa merusak ritual. Beruntung
Beast yang memilih tubuh Kai, setidaknya Beast ini bisa memanfaatkan kemampuan
Kai yang begitu hebat dan cekatan. Dengan sigap, Beast ini memulai wawancara
Amytal dengan Kim Hyun Na.
“Kurasa,
kau sudah mendapatkan kekuatanmu berkat kristal tersebut. Tahu begitu, kemarin
sepulang sekolah seharusnya aku sudah mengeksekusimu tanpa perlu berbasa-basi
menanyakan hal yang tak perlu pada Tao hingga membuatku babak belur seperti ini.
Hupft! Oh ya, dimana Tao? Apa teman-temanmu tak ada yang menengokmu? Padahal
wawancara sudah akan dimulai! Baiklah, kita lihat bagaimana ratingnya walau
hanya dengan penonton beast. Ok, apa kau siap? Mari mulai!”, Beast dengan tubuh
Kai ini sedari tadi berbicara kepada Hyun Na. Namun gadis itu hanya bungkam
sehingga seolah-olah Beast ini berbicara dengan boneka karena tak ada tanggapan
sama sekali dari kalimat panjang yang telah ia lontarkan.
Dengan
dengusan yang terdengar keras, Beast dengan tubuh Kai langsung mulai untuk
menyuntikkan Amytal Sodium ke lengan kiri Kim Hyun Na. Saat hampir akan
ditancapkan jarum suntik tersebut dengan hanya tinggal berjarak satu sentimeter
dengan permukaan kulit lengan Hyun Na, sulur tanaman yang tadinya masih berada
di sudut ruangan kini telah merambat hingga ke meja kayu tempat Hyun Na
berbaring dan langsung menepis tangan Kai yang sedang memegang jarum suntik.
Sempat terkejut atas apa yang baru dilakukan gadis tersebut, namun usaha gadis
tersebut untuk menjatuhkan jarum suntik tersebut gagal. Beast bertubuh Kai
sangatlah kuat. Ia bahkan memegang jarum suntik tersebut dengan hati-hati
hingga tidak ada kejadian jatuh seperti yang diinginkan gadis tersebut.
“Hmhm...
apa yang kau lakukan? Apa kau ingin menunggu teman-temanmu untuk menonton acara
Talk Show Amytal? Waktu tetaplah waktu. Tao bahkan tak akan mungkin
menghentikan waktunya sekarang untuk menunda acara ini. Jadi, jangan berulah!”,
Beast bertubuh Kai langsung dengan tangannya yang kuat mencengkeram lengan Hyun
Na agar tidak meronta-ronta dan menancapkan suntikan Amytal dan seketika itu
juga Amytal Sodium tersebut bekerja dan membuat tubuh Hyun Na lemas. Seperti
anak buah yang menurut pada bosnya, sulur-sulur tanaman yang tadinya ikut
berusaha menjatuhkan jarum suntik ikut lemas seperti pemilik kekuatan flora
fauna tersebut.
“Hah...
akhirnya! Tak ada untungnya kau meronta-ronta. Aku masih lebih kuat darimu.”,
Beast bertubuh Kai tersebut akhirnya lega bisa menjinakkan korbannya.
*****
“Hyun
Jie, gwaenchanayo? Kau tampak berkeringat sekali.”, tanya Sehun yang khawatir
melihat keadaan Hyun Jie saat ini.
“Ah!
Iya. Mengapa panas sekali ya hawanya? Apa kau tidak merasa kepanasan?”, tanya
Hyun Jie balik.
“Tidak.
Kurasa sudah cukup dingin di sini. Apa perlu aku kurangi suhu AC-nya?”
“Boleh.”,
Hyun Jie masih mengipas-ngipasi wajahnya dan sesekali mengelap keringatnya
dengan tangannya.
“Bagaimana?
Menurutku ini sudah sangat dingin.”
“Iya,
ini sudah cukup dingin. Tapi aku masih berkeringat. Tak biasanya aku seperti
ini.”
Sehun
yang bingung melihat gadis yang sedari tadi dijaganya tersebut kewalahan. Ia
ikut mengipasi Hyun Jie dengan kertas seadanya yang ia dapatkan di ruangan
mereka berada. Mereka masih berjaga di markas. Anggota lain masih sibuk dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Hanya Sehun yang masih setia menemani Hyun Jie.
“Hyun
Jie, mengapa kau semakin dingin?”, saat Sehun mengecek suhu Hyun Jie di
keningnya, ia semakin khawatir.
“Benarkah?”,
Hyun Jie hanya membalas dengan santai tanpa ada rasa khawatir sedikitpun pada
keadaan dirinya.
“Apa
kau punya asma? Napasmu terdengar buruk.”, Sehun semakin khawatir melihat
keadaan Hyun Jie yang belum juga membaik.
“Aku
tidak punya asma. Kurasa napasku baik-baik saja. Ehm... atau tidak, ya? Aku
juga tidak tahu mengapa aku berkeringat dingin seperti ini. Aku tak punya
riwayat sakit apapun. Tetapi, tiba-tiba aku kepikiran Hyun Na. Bagaimana
keadaannya, ya? Apa hanya firasatku saja?”, Hyun Jie dengan keringat dinginnya
masih bisa menjelaskan dengan tenang meskipun keadaannya buruk.
“Argh!
Arggh.....!”, tiba-tiba Hyun Jie menjerit sambil menekan dadanya dan membuat
seluruh agen EXO menghentikan aktivitasnya karena kebingungan dan terkejut
melihat Hyun Jie.
“Hyun
Jie! Apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba dadamu ikut sakit juga?”, Sehun
semakin kebingungan dan tanpa terasa ia juga ikut berkeringat karena khawatir
dan kewalahan akan Hyun Jie.
“Kristalnya!
Apakah Hyun Na juga mengalaminya? Apakah Chen dan Kai sedang berusaha mengambil
kristal Black Pearl? Lalu bagaimana agen-agen lain yang ada disana? Kurasa ini
pertanda bahwa kita harus ke sana sekarang.”, Chanyeol langsung mencelos atas
yang terjadi pada Hyun Jie.
“Tapi
kata Suho, mereka sudah sampai dan jangan terlalu khawatir.”, kata D.O berusaha
mencairkan suasana.
“Aaarrgh!”,
Hyun Jie bukannya berbicara dengan kata-kata, justru membuat semua agen
kebingungan karena tidak ada Lay yang bisa menyembuhkan.
“Benar.
Kita harus ke sana.”, giliran Kris yang berbicara.
“Tapi
Hyung, bagaimana jika ini jebakan? Setidaknya ada juga yang menemaniku menjaga
Hyun Jie dan markas. Salah satu di antara Kris Hyung atau Chanyeol Hyung yang
boleh pergi. Karena kita tak ada yang bisa menggunakan kendaraan Luhan Hyung.
Aish, seharusnya kita mempelajarinya lebih baik.”, dilanjutkan dengan keluhan
Sehun.
“Tapi
aku sedikit bisa mengendarai helikopter NBO-105, NBell-412, Bolkow-105, dan MI
2. Setidaknya aku pernah mencobanya. Aku juga pernah mempelajari Pesud Nomad
saat Luhan Hyung menunjukkan bomburst.”, D.O tak mau kalah menunjukkan
keahlannya.
“Jinjja?
Kapan kau mempelajarinya? Diam-diam, dia sangat menakjubkan. Wow!”, Baekhyun
yang sedari tadi bungkam tiba-tiba langsung menjatuhi D.O penuh tidak
kepercayaan.
“Mwo?”,
D.O membalas dengan matanya yang belok sehingga tampak seperti melotot.
“Karena
Nbell sedang dipakai Luhan, kau yang pasti bisa dan yakin, yang mana?”, tanya
Kris dengan menekankan kata ‘pasti bisa’ dan ‘yakin’.
“Uhm...
aku akan pakai MI 2. Setidaknya Baekhyun bisa menjadi co-pilotku. Bukankah kau
pernah mempelajarinya juga? Dan Chanyeol juga bisa ikut. Dia mungkin lebih
pintar dariku. Lagipula dia punya Phoenix untuk berjaga-jaga.”, jelas D.O
dengan hati-hati.
“Mwo?
Tapi aku tidak yakin bisa. Kita bahkan belum pernah lepas dari kendali Luhan.”,
balas Baekhyun ragu-ragu.
“Sudah
tidak apa-apa. Cepat atau lambat, kita semua pasti ke sana. Oleh karena itu,
cepat beraksi dan berangkat. Hyun Jie sudah tak ada energi lagi untuk menunggu.
Cepatlah, Hyung!”, Sehun memelas kepada hyungnya untuk segera membereskan semua
perkara.
“Ya
sudah. Kajja! Mari kita selamatkan Hyun Na dan teman-teman kita!”, ujar
Chanyeol penuh semangat.
*****
Setibanya
di puncak menara Namsan, Tao, Xiumin, dan Lay gerak cepat melumpuhkan seluruh
pasukan beast yang berjaga di tiap sisi menara. Dengan cekatan mereka
memumpaskan setiap pasukan yang menghalangi mereka. Dan dengan penuh ketangkasan
pula sebisa mereka bergerilya tanpa ada rasa curiga dari pasukan yang berada di
lain ruang dan sisi. Serta mereka berusaha untuk tidak mencelakai siapapun itu.
Bagaimanapun juga mereka tak boleh menyakiti siapapun karena mereka nantinya
tidak jauh berbeda dengan para beast jika saling melukai apalagi memusnahkan.
Tao dengan kungfu dan teknik akupunktur yang ia kuasai dari tempat tinggal
asalnya di Cina mampu melumpuhkan musuh tanpa melukai siapapun. Xiumin dengan
kekuatan frost membekukan serta Lay dengan senapan yang berisikan peluru bius
yang mana artinya mereka menyerang secara sehat. Sempat kewalahan juga karena
jumlah dan kemampuan beast yang tak bisa diremehkan. Meskipun mereka berusaha
tidak menggoreskan luka sekecil apapun di tubuh mereka, tetap saja sulit.
Justru mereka yang mendapat luka belati dan lebam karena pukulan. Masih tetap
mengendap-endap, saat hampir sampai di tempat kejadian perkara mereka dapat
mendengar suara rintihan kecil seorang gadis yang kesakitan. Hal tersebut
membuat mereka mempercepat aksinya untuk menyingkirkan seluruh penjaga yang
menghalangi mereka.
“Hyun Na!”, Tao berteriak kecil yang lebih terdengar seperti berbisik. Ia
sudah menduga jika yang merintih kesakitan itu pasti Hyun Na.
*****
“Tuan,
kita memiliki masalah. Kristal tak mau bekerja sepenuhnya dengan separuh
kristal. Kurasa kita juga harus menculik gadis yang satunya.”
“Jika
begitu, cepat lakukan!”
Baru
saja melepas sarung tangan, ada tiga orang yang datang mengusik ketenangan para
beast. Kai yang sangat peka telah mencium kedatangan mereka dari awal. Hanya
saja ia masih berkutat pada proses operasi transplantasi kristal jantung ke
jantung Raja Beast sehingga berpikir untuk membiarkan mereka. Terlebih ia telah
mengerahkan pasukan yang sangat banyak untuk mengantisipasi kejadian ini.
Prrokk!
Prokk! Prokk!...
“Selamat
datang!”, Beast ini memang benar-benar memainkan perannya sebagai Kai EXO
dengan baik. Persis seperti karisma Kai yang selalu mempesona dimanapun dan
apapun situasinya. Dia mengucapkannya dengan tenang sekalipun itu musuhnya.
Dengan angkuhnya, ia merenggangkan tangannya sehabis operasi sia-sianya itu dan
membelakangi tamu-tamu yang datang. Lalu perlahan ia berbalik menunjukkan
tampangnya yang menantang. Oleh karena itu, agen Kai EXO memang tak bisa
diremehkan. Ia adalah aktor yang hebat dan pintar mengecoh lawan. Dan penuh
fighting.
Ketiga
tamunya yang datang hanya mendengus akan sikap beast di hadapannya tersebut.
Mungkin mereka lelah setelah bergerilya. Tanpa babibu lagi, Tao yang memimpin
di antara kedua hyungdeulnya langsung menerobos penjaga di depan mereka. Tiga,
lawan tak terkira. Lagi-lagi ketiga agen EXO ini dibikin kewalahan karena
banyaknya beast yang berdatangan ingin dihajar. Heran juga, dimana Raja Beast
menyembunyikan semua pasukannya. Seakan mati satu tumbuh seribu.
“Apa
yang kau lakukan pada Hyun Na? Lepaskan dia!”, sambil bertarung dan berusaha
sekuat tenaga menorobos penjaga di depannya, Tao masih menyempatkan untuk
dirinya untuk berteriak penuh amarah. Lingkar matanya yang hitam membuatnya
menjadi semakin mengerikan seperti gangster.
“Hahaha...
persis seperti yang diinginkan gadis ini. Sebelumnya ia juga mengulur waktu
penyuntikan Amytal untuk menunggu tamu-tamu sepertimu.”, Beast bertubuh Kai ini
benar-benar ingin menantang. Seringaian yang selalu ia tampilkan membuat Tao
bergidik geli melihatnya.
“Hey, dia sudah datang menjemputmu, bersemangatlah! Operasi akan dilakukan
lagi. Aku akan kembali dalam waktu kurang dari semenit. Hitung saja mulai dari
sekarang!”, sekarang beast ini mengalihkan perhatiannya pada Hyun Na dan ia
menyadarkan gadis itu dengan sedikit tamparan halus di pipi kiri. Dan gadis itu
hanya membalas dengan membuang pandangannya dari beast tersebut.
“Sudah, biar aku yang mengurus mereka. Cepat pergi dapatkan gadis
satunya!”, perintah Raja Beast yang sedari tadi berbaring akibat efek anestesi
dan sekarang mulai memberdirikan badannya kembali.
“Baik, tuan! Selamat bersenang-senang!”, sebelum ia menghilang,
sempat-sempatnya ia mengucapkan salam dengan wajah secerah itu disaat semua
orang sedang bertarung.
*****
Setelah D.O, Baekhyun, dan Chanyeol pergi dengan helikopter MI-2, markas
terasa sepi tetapi mencengangkan karena Hyun Jie tak kunjung berhenti
berteriak. Hyun Jie benar-benar kesakitan. Jika begini terus, jantungnya tak
akan kuat menahan rasa sakit yang sepertiya sangat parah dilihat dari teriakan
yang begitu histeris.
“Bertahanlah, Hyun Jie! Agen-agen lain akan berusaha menyelamatkan
twinniemu. Semoga tidak terjadi hal-hal yang buruk!”, Sehun berbicara kepada
Hyun Jie meyakinkan.
Hyun Jie hanya membalas anggukan. Di sela-sela serangan jantung yang ia
alami secara tiba-tiba, ia berusaha mendapatkan oksigen sebisanya. Apapun yang
dapat ia cengkeram, ia mencengkeramnya. Bahkan lengan Sehun juga menjadi
korbannya. Sehun hanya dapat pasrah karena tak tahu harus berbuat apa. Hanya
tinggal Kris sekarang. Kris yang mondar-mandir-mandir mencari obat juga
kebingungan.
“Arggh!”, teriakannya semakin kencang.
“Hyun Jie, bertahanlah! Hyun Jie! Hyun Jie! Buka matamu! Hyun Jie!”, Sehun
semakin bingung karena kini Hyun Jie pingsan tak kuat menahan rasa sakit di
jantungnya.
“Kris Hyung! Kris Hyung! Hyun Jie pingsan. Kris Hyung!”, Sehun benar-benar
bingung. Hyung yang dipanggilnya tak ujung kembali. Akhirnya ia membaringkan
Hyun Jie di sofa dan menyusul hyungnya tersebut. Dan selang beberapa detik
dengan hanya beberapa langkah, tiba-tiba sebuah portal biru muncul dan ZLAPPP!
>>> To Be Continued <<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar