Title :
The Spy Next Door
Title chapter : Heart to Heart
Author : Kim
Hyun Na a.k.a Fidya Amelia
Main cast : Huang
Zi Tao, Kim Hyun Na, Kim Jongin, EXO Member, Kim Hyun Jie
Genre : Action,
Friendship, Romance, Fantasy
Length :
Chaptered
Disclaimer : famelia28.blogspot.com
“Arggh!”, teriakannya semakin kencang.
“Hyun Jie, bertahanlah! Hyun Jie! Hyun Jie! Buka matamu! Hyun Jie!”, Sehun
semakin bingung karena kini Hyun Jie pingsan tak kuat menahan rasa sakit di
jantungnya.
“Kris Hyung! Kris Hyung! Hyun Jie pingsan. Kris Hyung!”, Sehun benar-benar
bingung. Hyung yang dipanggilnya tak ujung kembali. Akhirnya ia membaringkan
Hyun Jie di sofa dan menyusul hyungnya tersebut. Dan selang beberapa detik
dengan hanya beberapa langkah, tiba-tiba sebuah portal biru muncul dan ZLAPPP!
Chapter 8
“Hyun
Jie!”, bukan nama agen Kai yang ia panggil sebagai teman sebaya. Ia berteriak
begitu melihat langsung aksi penculikan gadis yang sedang terbaring lemah tak
berdaya oleh teman seperjuangannya.
Sehun
benar-benar tak habis pikir. Sekarang Kai telah menculik gadis yang ia sayangi.
Di saat seperti ini, tiba-tiba Kris muncul. Ia datang dengan membawa beberapa
obat dan sepertinya ia tak tahu atas apa yang baru saja terjadi.
“Hyung!
Dari mana saja kau? A-apa yang kau bawa ini?”, Sehun berbicara dengan nada membentak
lalu menurunkan nadanya saat melihat apa yang dibawa hyungnya.
“Aku
bingung obat yang mana untuk Hyun Jie. Dimana dia?”, Kris masih dengan santai
mencari Hyun Jie sambil membawa obat-obatan yang akan diberikan padanya.
“Kau
telat, hyung. Kai sudah membawanya. Sekarang giliran kita ke sana. Dan kurasa
aman-aman saja bila kita meninggalkan markas. Karena semua yang diinginkan
beast sudah bersama mereka.”, ucap Sehun dengan agak lelah.
“Kai
tadi ke sini? Bagaimana bisa?”, Kris masih sempat menanyakan hal tersebut di
saat sudah sangat genting seperti ini.
“Itu
dia. Dia sangat pintar menentukan waktu sampai lalu pergi lagi. Hupft!”, dengus
Sehun kesal. Rasanya begitu cepat Kai melakukannya. Bahkan Sehun pun belum
menjejakkan langkahnya untuk berbalik menyelamatkan Hyun Jie. Seperti
menghalusinasikan sulap di siang bolong.
*****
Setelah
berhasil mengalihkan perhatian Raja Beast agar bertarung ke sisi lain, Tao kini
mencoba melepaskan borgol tali yang diikatkan pada tiap pergelangan tangan dan
kaki Hyun Na. Walau ia telah berada di dekat Hyun Na, para beast tak
henti-hentinya berdatangan. Ia dengan tangannya yang mencoba melepas borgol di
pergelangan tangan Hyun Na dan kakinya yang berusaha menendang dan sekali ia
menggunakan tangannya untuk memukul lalu kembali lagi tangannya melepas borgol
lagi hingga tangan Hyun Na bebas dari ikatan. Dan selanjutnya untuk kaki, biar
Hyun Na yang melanjutkannya sendiri.
Lalu Tao kembali bertarung lagi. Begitu juga dengan kedelapan agen EXO yang
telah dikerahkan. Sedangkan jumlah para beast bisa dikatakan puluhan. Tak tahu
lagi jika ternyata lebih dari itu.
“Hyun Jie!”, panggil Hyun Na saat Kai tiba dan membaringkan Hyun Jie di
sampingnya.
“Apa
yang telah kau lakukan?”, lanjutnya langsung menginterogasi.
“Kai!
Kau bukan Kai!”, Tao yang masih berada disekitar mereka langsung melayangkan
tinjunya pada Kai.
Orang
yang dipukul Tao ternyata masih kuat. Ia berbalik membalas Tao. Sedangkan Hyun
Na masih berusaha membangunkan twinnienya yang terbaring tak berdaya di
sampingnya. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan sesekali memanggil namanya. Hanya
kedua gadis di atas sebuah meja besar di tengah kerumunan perkelahian beast dan
agen EXO yang berkutat sendiri dan tak ada yang menyerang. Seharusnya hal itu
bagus untuk kabur. Tapi Hyun Jie? Ia tak kunjung sadar.
Tiba-tiba Hyun Na merasa ada yang
aneh dengan gadis disebelahnya. “Tao! Uhm... agen EXO! Someone call the doctor
nae twinnie ige waeyo?”, ya, Hyun Na berusaha mencari pertolongan di antara
perkelahian yang entah sudah berapa lama terjadi.
“Panggil
Lay hyung!”, teriak Tao memberitahu sambil ia lalu dijotos sana-sini oleh
beast.
“Ne.”,
balas Hyun Na.
“Lay
oppa! Lay oppa! Eodiga? Lay oppa!”, Hyun Na lalu memanggil dan mencari orang
yang ia cari di tengah perkelahian.
“Jantungnya!”,
celetuk Kai dan berbalik menghampiri kedua gadis tersebut. Namun ia dihadang
oleh Tao untuk tidak mendekati kedua gadis tersebut. Dan ia terkena pukulan
dari Tao.
“Jantungnya
berhenti berdetak!”, tambah Kai.
“Jangan
kau pikir aku bodoh. Kau adalah beast.”, balas Tao dan langsung memojokkan Kai
di lambung puncak menara yang tertutupi kaca.
“Benar
aku beast. Tapi soal jantung itu, aku tidak berbohong.”, langsung terukir
seringai evil pada Kai dan lalu mendorong kuat Tao dengan santai.
PRRAAAANNNG!
Bunyi
kaca pecah. Semua baik EXO dan beast mencari asal suara.
“Tao!”,
suara Hyun Na yang paling keras lalu diikuti agen EXO lainnya.
Hyun
Na membiarkan Hyun Jie yang entah apa kata Kai benar atau tidak, ia bangun dan
berlari mengejar orang yang ia panggil tadi. Seperti waktu di pause, tapi
sepertinya tidak, mungkin hanya Hyun Na yang berada pada mode normal dan yang
lainnya pada mode slow motion. Hyun Na berlari dan orang-orang di sekitarnya
seperti melihatnya dan ingin ikut berlari menghentikan Hyun Na tapi justru
tampak seperti mereka memberi jalan untuk Hyun Na. Setibanya di bibir lambung
puncak menara dimana kacanya pecah, “Tao! Tao!”. Hyun Na berteriak memanggil
sembari mendongak ke bawah mencari seseorang yang di panggilnya.
Tao
yang terjatuh dari puncak menara, tak kunjung kelihatan entah dia benar-benar
jatuh atau tidak. Hyun Na juga sadar diri dengan hanya mendongak dari tempat
yang ia bisa jangkau alih-alih takut ikut jatuh. Hyun Na masih mencari dan
sesekali memanggil namanya. Hyun Na yang berjongkok sambil memendarkan
pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan Tao, tanpa terasa ia
sesenggukan memanggil Tao. Air matanya tiba-tiba keluar. Sedangkan semua orang
hanya saling tatap dengan penuh ancaman dan dendam. Dan siap untuk bertarung
lagi.
“Tao!”,
panggil Hyun Na dengan nada yang berbeda. Kali ini ia begitu senang.
“Tao!”,
panggilnya lagi.
Seekor
naga besar tiba-tiba datang dan terbang melayang tepat di hadapan Hyun Na
dimana kaca di depannya pecah. Ada tiga orang dibalik punggung naga itu. Orang
tersebut adalah pemilik naga yang sama seperti waktu itu pernah ia jumpai di
atap rumahnya, Kris; lalu dibelakangnya ada Sehun, teman Hyun Jie, atau mungkin
kekasihnya; dan satu orang yang sangat membuat Hyun Na begitu senang, yang
tengah di bopong Sehun dengan keadaan mungkin sepertinya pingsan. Tapi Hyun Na
masih bisa lega. Meski Tao tak dalam keadaan sadar. Setidaknya kehadiran Tao
membuatnya bahagia dan masih memiliki harapan untuk Tao bangun.
Sehun
membaringkan Tao di meja yang tadi ditempati Chen. Lalu ia beralih ke meja
satunya dimana ada seorang gadis terbaring lemah. Ia memeriksa keadaan gadis
itu. Dan tanpa sadar ia membelalakkan matanya terkejut.
“Lay!
Detak jantung Hyun Jie tak terdengar. Tapi nadinya masih. Lay hyung, tolong!”,
Sehun berteriak meminta tolong pada hyungnya yang kini masih di tengah
kerumunan beast.
“Lakukan
CPR!”, celetuk orang yang ia panggil Lay hyung tersebut.
Tanpa
membalas, Sehun langsung melakukan perintah hyungnya yang memiliki kekuatan
menyembuhkan. Dalam arti bisa dikatakan Lay seperti dokter. Sehun melakukan
pijatan CPR. Dan sesekali memberikan napas buatan tapi belum juga sadar.
Berbanding terbalik dengan Hyun Na yang tampak bahagia namun ia masih
sesenggukan dengan air matanya yang masih mengalir. Hyun Na menatap Tao dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Hanya pria inilah yang mendapat luka lebam dan
memar paling banyak di antara agen-agen lainnya karena ia memang memainkan
fisiknya untuk bertarung. Berbeda dengan agen lainnya yang dilihatnya
menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk bertarung. Tanpa sadar
sesenggukannya semakin menjadi dan ia menangis dengan air matanya yang menjadi
lebih deras dari sebelumnya. Hyun Na mengangkat pergelangan tangan kanan Tao
yang lengannya terdapat luka. Ia mengamati dengan intens luka tersebut yang
sepertinya ia gemas atau mungkin ia penasaran. Dan tanpa sengaja setetes air
matanya jatuh di atas pergelangan tangan Tao. Hyun Na yang melihatnya ingin
mencoba menghapusnya namun terburu meresap ke dalam pori-pori kulit pergelangan
tangan Tao.
“Hyun Na!”
“T-Tao!”, Hyun Na berbalik memanggil orang yang telah siuman tersebut.
Hyun Na terkejut saat Tao sadar lalu buru-buru melepaskan tangan Tao. Tao
yang mungkin sudah lebih baik, mencoba bangkit dan tidak dalam posisi tidur.
Hal yang aneh adalah, perlahan luka dan goresan di tubuh Tao memudar. Itulah
yang membuatnya lebih bersemangat lagi dan ingin bertarung lagi. Tao sendiri
juga heran namun mungkin bukan waktunya mempertanyakan hal itu. Begitu ia
membuka matanya tadi, teman-temannya masih berkelahi. Hal yang harus ia lakukan
sekarang adalah membantu teman-temannya tersebut.
Hyun Na yang tak bisa mencegah Tao hanya bisa mengiyakan. Hyun Jie yang
masih terbaring di meja sebelah Tao pun tak ia hiraukan. Lagipula ada Sehun
yang sedang melakukan CPR. Dia bisa apa. Hanya bertarung melawan beast dan
melindungi Sehun yang tengah berjuang menyelamatkan Hyun Jie. Hingga akhirnya, Lay
dan Xiumin datang memberikan bantuan.
“Siapkan
defibrillator!”, perintah Lay yang langsung ditanggapi Xiumin.
“Bagaimana
bagian vitalnya?”, tanya Lay yang siap dengan alat kejut di tangannya.
“Semuanya
baik-baik saja.”, jawab Xiumin.
“Suntikkan
epinefrin dan tingkatkan konsentrasi oksigennya!”, perintah Lay.
“Ne.”
“Isi
20 Joule!”, perintahnya lagi.
“Shot!”,
seru Lay
“Naikkan
hingga 50 Joule!”, perintah Lay.
“Shot!”,
serunya lagi.
Tiba-tiba
Lay memundurkan badannya ragu-ragu. Ia mendengus penuh bimbang. Hyun Jie belum
juga sadar meski jantungnya telah kembali berdetak namun sangat lemah. Ia
sedang memikirkan sesuatu dimana yang lainnya bertarung menjauhkan beast dari
Lay dan lainnya yang sedang berjuang menyelamatkan Hyun Jie. Hyun Na yang
menghampiri Hyun Jie juga ikut khawatir.
“Hanya
transfer kristal yang bisa mengembalikannya ke keadaan semula.”, celetuk Kai
dari seberang sana. Lay hanya menatap lelaki yang baru saja berbicara tersebut.
“Mengapa
sedari tadi kau memberikan informasi yang seharusnya tak kau katakan?”, Kai
tiba-tiba dapat omelan dari orang yang sama dengannya yang sedang dirasuki
beast, yaitu Chen.
“Hya!
Bagaimanapun kita juga harus menyelamatkan kristal itu.”, balik Kai memarahi
Chen yang menjabat Raja Beast itu.
“Ne
ne ne.”, balas Raja Beast agak kesal.
Lay
memikirkan apa yang dikatakan Kai barusan. Mungkin ada benarnya. Tapi dia juga
tak boleh gegabah. Dengan cepat ia berpikir untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan.
Lay
memberitahukan prosedur yang harus dilakukan Hyun Na untuk melakukan transfer
kristal. Dan Hyun Na agak tersentak mendengarnya dan lalu ia mengangguk.
Setelah mengetahui prosedurnya, ia melakukannya. Ia naik ke atas meja dan ikut
berbaring di sebelah Hyun Jie. Ia merekatkan jari tangannya satu sama lain
dengan Hyun Jie. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke Hyun Jie dan membuka mulutnya.
Mulut Hyun Jie juga tiba-tiba ikut terbuka. Bulir-bulir kristal bercahaya
sangat terang juga tiba-tiba muncul dan keluar dari mulut Hyun Na. Bulir-bulir tersebut masuk ke
mulut Hyun Jie. Setelah beberapa saat, kedua jantung mereka bersinar menerawang
hingga cahayanya memenuhi puncak menara Namsan dan menyilaukan siapapun yang
berada di sana. Dan akhirnya Hyun Na jatuh di pundak kanan Hyun Jie. Tapi Lay
buru-buru membenarkan posisi Hyun Na agar tidak menindihi Hyun Jie.
“Hyun
Na!”, panggil Hyun Jie lirih saat membuka matanya dan mendapati twinnie di
sampingnya.
“Hyun
Jie!”, balas Hyun Na memanggil yang sama lirihnya karena lelah telah melakukan
suatu tindakan yang menguras energinya.
“Sebuah
tindakan cinta sejati akan mencairkan hati yang beku.”, celetuk Baekhyun
tiba-tiba meniru Olaf-si Snowman di film Frozen.
“Memangnya
hati siapa yang beku?”, tanya Chanyeol menanggapi.
“Aish.
Yang berhati beku di sini itu Kai dan Chen. Bwa! Karena mereka kita jadi berperang
tak karuan seperti ini. Apa mereka sengaja tak mau melepas beast dalam dirinya
agar kita tak melukai diri mereka?”, balas Suho agak terengah-engah karena
lelah.
“Geurae.
Sampai aku mendapat kristal tersebut, aku tak akan melepas tubuh ini.”, Raja
Beast yang menguasai tubuh Chen ikut menyahut obrolan mereka.
“Huh!
Sekarang apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan mereka semua?”, tanya
D.O mulai putus asa.
“Hanya
kedua gadis itu harapan kita. Atau kita akan mati kelelahan.”, Kris yang selalu
dingin dan berkata-kata seolah-olah mereka semua ada di ujung tombak. Bukannya
menenangkan tapi justru membuat semua agen yang mendengar ucapannya hanya bisa
meneguk saliva mereka masing-masing dengan kasar.
Gu-ulp!
Hyun
Na berbalik menatap Hyun Jie dan dibalas twinnienya tersebut. “Kau tahu apa
yang kupikirkan?”, tanya Hyun Na memastikan.
“Mwo?
Molla.”, jawab Hyun Jie santai.
“Mwoya?
Bukankah kau twinnieku? Terlebih kau adalah pengendali pikiran. Maksudku,
kendalikan pikiran kedua namja itu, Kai dan Chen untuk mengeluarkan beast di
tubuh mereka!”, jelas Hyun Na.
“Uhm?
Pengendali pikiran? Bagaimana bisa?”, tanya Hyun Jie balik.
“Kau
belum tahu?”, tanya Hyun Na lalu dibalas gelengan kepala oleh Hyun Jie.
“Hupft!
Aku tahu itu dari tanaman yang ada di pot di ruangan sebelah. Dan aku pemilik
kekuatan flora dan fauna. Apa kau belum menyadarinya? Atau mungkin kau sudah
melakukannya tapi kau tak tahu jika kau sudah mengendalikan pikiran
seseorang?”, tanya Hyun Na mencoba mengingatkan tapi hanya dibalas kendikan kedua
bahu Hyun Jie arti tanda tak tahu. Dan hal tersebut membuat Hyun Na kecewa.
“Ah!
Aku ingat. Tadi saat di markas mungkin aku melakukanya.”, Hyun Jie langsung
mengubah posisi duduknya menjadi senyaman mungkin dan bersemangat mungkin
mengetahui apa yang ia ingat.
“Markas?
Kau diajak ke markas EXO? Wow! Bagaimana markasnya? Ah! Mengapa aku tidak
diajak?”, Hyun Na bergelayutan di tangan Hyun Jie ingin tahu.
“Hya!”,
selentik Hyun Jie di kening Hyun Na.
“Aw! Appo!”, rengek Hyun Na.
“Tidakkah kau lihat situasi sekarang? Mungkin aku tadi sudah membuat semua
agen EXO percaya padaku bahwa kau diculik di NTower dan mereka harus pergi
menyelamatkanmu. Awalnya mereka tak percaya. Mereka tak ingin gegabah dan salah
strategi katanya. Kalau aku tidak membuat mereka percaya, mungkin tak ada yang akan
menjemputmu dan mungkin juga kau sudah habis dicincang untuk dikorbankan.”,
jelas Hyun Jie dengan nada menakut-nakuti Hyun Na.
“Mwo?”, Hyun Na hanya bisa membelalakkan matanya.
“Berterima kasihlah padaku!”, lanjut Hyun Jie.
“Ah! Ne, gomapta!”, balas Hyun Na mencoba percaya.
“Jadi, mari kita beraksi!”, ajak Hyun Jie bersemangat sambil mengayunkan
tangannya ke atas juga diikuti berdiri. Lalu disahut pula oleh semangat Hyun
Na.
*****
“Jja
Jjang! Annyeong haseyo! Urineun NaHyunJie Spy Twin imnida! Bangapseumnida!”
“Cih!
Mana ada mata-mata yang memperkenalkan diri. Hupft!”, dengus Tao.
“Jinjja?
Arasseo, mianhae! Urineun eobseoyo! Pai pai!”
“Apakah
dia orang yang aku kenal? Aigoo! Acara apa ini?”, gumam Sehun dan hanya
tertunduk malu melihatnya.
“Hyun
Na, jigeum!”
“Ne.”
“Sumgyeodul
su eomneun bonneung you know i’m gonna let out the beast!
Neodo neukkijanha you know you wanna let out the beast!
Sijakhanda show time. Let out the beast!
Keuge sorichyeobwa let out the beast!
Ije moduda let out the beast! (x3)
Neodo neukkijanha you know you wanna let out the beast!
Sijakhanda show time. Let out the beast!
Keuge sorichyeobwa let out the beast!
Ije moduda let out the beast! (x3)
Museowo
malgo let out the beast!
Jasineul gatgo let out the beast!
Umjigyeo let out the beast! (x3)
Museowo malgo let out the beast!
Jasineul gatgo let out the beast!
Sorichyeo let out the beast! (x3)”
Jasineul gatgo let out the beast!
Umjigyeo let out the beast! (x3)
Museowo malgo let out the beast!
Jasineul gatgo let out the beast!
Sorichyeo let out the beast! (x3)”
“Hahahaha.
Aigoo! Rupanya kalian belum bisa menggunakan kekuatan kalian dengan baik. Bwa!
Kyeopda!”
“Omona! Wae
irae?”, gumam Hyun Jie kesal karena belum berhasil mengendalikan pikiran kedua
targetnya.
“Hyun Jie! Tak
ada apapun di sini yang bisa kupanggil. Omo! Eotteokke? Tanaman dan hewan
apapun, tolong kami!”, bisik Hyun Na.
“Kalian lebih
pantas menari gwiyomi song daripada melakukan hal serius seperti ini.”, Raja
Beast sedari tadi mengompori kedua gadis tersebut.
“Geurom, kau
yang nogari!”, tantang Hyun Jie tanpa ada rasa takut sedikit pun. Atau mungkin
kekuatannya mulai bekerja.
“Mwo? Siapa kau
berani bilang seperti itu?”, Raja Beast mulai marah.
“Nan Kim Hyun
Jie-neun. Neon nugunya?”, tantang Hyun Jie balik.
“A o m-mwo-ui? Dasar, kurang ajar! Aku lebih tua darimu dan kau berbicara tak sopan
padaku?”, serang Raja Beast.
Sepertinya Raja
Beast tak bisa mengendalikan sifat labilnya. Heran juga mengapa dia menjadi
Raja Beast. Kekuatan yang dikeluarkannya pun sedikit sekali daripada anak
buahnya. Ia berniat menyerang Hyun Jie namun tampak seperti ingin menjambak
rambutnya layaknya perang anak kecil. Kedua kubu yang melihat hanya bisa
mendengus sambil melerai keduanya. Bahkan dari kedua kubu tampak tak bermusuhan
sama sekali.
“Hya, hya, hya!
Mengapa jadi begini? Kau seharusnya menjadi Raja Beast yang gagah, panutan
kita. Aish!”, sekarang Kai yang mulai beraksi.
“Neo do.”
“Hya! Mwoya?”,
balik Kai kesal.
“Apa tubuhmu benar-benar
ingin diperintah oleh beast? Betah sekali kau mau meminjamkan tubuhmu. Atau
jangan-jangan kau ingin bergabung bersamanya dan meninggalkan teman-teman
agenmu. Ish...ish ish ish! Ckckckck!”, telak Hyun Jie tak ingin kalah.
“Karena kau
pengendali pikiran, bukan berarti kau berbicara seenaknya. Kau tak bisa melawan
kami hanya dengan menghina kami.”, kata-kata yang seharusnya tak perlu
diucapkan seorang Raja Beast.
“Oh, geurae.
Geurom, apakah kekuatanmu masih sama dengan tubuh yang kau tumpangi itu, uh?”
“Ne, ara. Tubuh
asliku jauh lebih baik daripada ini. Ini hanyalah kedok agar aku bisa meretas
jaringan proyek SMTown.”
“Jinjja? Wow,
apa kau fanboy?”
“Mwo-ui? Itu
beda dari yang kau pikirkan, twin. Mereka ingin mengambil kekuatan Black Pearl
pada tubuh kita.”, Hyun Na kini ikut berbicara.
“Hya! Mengapa
jadi kau yang bisa baca pikirannya?”
“Anigeotdeun.
Bukankah kita twinnie?”
“Ah, ne
geuromyeo. Geundae, dimana tubuh aslimu?”, tanya Hyun Jie tiba-tiba dan membuat
para beast terkejut.
“Kau tak perlu tahu.
Kalian tak akan mungkin bisa mendeteksinya.”
Sementara yang
lain sedang bernegosiasi, salah satu agen EXO bernama Kris memalingkan dirinya
untuk menjauh dari kerumunan. Ia menghampiri kawan satu agennya, Luhan. Tampak
di tangannya terdapat secarik kertas. Lalu ia menunjukkannya pada Luhan.
“Lu, apakah ini
koordinat yang mereka maksud?”
37 12' 126 57'
“Aku yakin ini
masih Korea Selatan. 37⁰12' LU 126⁰57' BT, bukan begitu?”, dan dibalas anggukan Kris setuju.
*****
Dan tanpa ba bi
bu, mereka langsung meninggalkan TKP dan pergi ke lokasi dimana koordinat
tersebut berada. Tapi hal tersebut tak semulus yang dibayangkan. Tak ada pulau
di sana. Kapal pun juga tak terdeteksi dalam radar. Mereka berdua tak tahu
apakah benar jika ada kapal dan mereka masih berlabuh di koordinat yang sama.
Dengan bantuan naga
milik Kris, mereka memutuskan untuk secara manual menghampiri lokasi tersebut dengan
jarak terjauh mereka dari kapal. Sebelum mereka
meninggalkan kapal, tak lupa mereka mematikan radar alih-alih tak diincar musuh.
Ternyata benar, kapal tersebeut memang ada tapi taka da penjaga sama sekali. Langsung
saja mereka membawa tubuh Raja Beast dan seorang beast lagi yang merasuki Kai. Aneh
juga karena tak ada awak kapalnya. Apa mungkin mereka berencana memakai tubuh
Chen dan Kai selamanya?
Seperti yang diduga. Baru saja
mereka kembali ke kapal, ada sebuah misil yang lepas landas mengenai lambung kapal.
Luhan membalas serangan tersebut sesuai koordinat sebelumnya, namun meleset. Ternyata
kapal beast sekarang bergerak. Akhirnya dengan curang,
Craft-Missile
yang mereka gunakan menampilkan data NOAA (National Oceanographic and Atmospheric
Administration). Sebuah data yang jika terkena gelombang (ombak), akan
mengirimkan sinyal. Biasanya data ini digunakan untuk mendeteksi gelombang
tsunami. Dengan
begitu mereka bisa mengetahui titik koordinat yang akan mereka tuju. Rudal Exocet
MM-40 pun
mereka luncurkan, dan BOOOOOM!
>>> To Be Continued <<<
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar