Tittle : As Long As You Love Me
Chapter :
I
Author : Jie Er-Jerry
Cast : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find
your self
Rated :
T
Genre :
Romance, Angst,
Fluff
Disclaimer : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka punya orang
tua masing-masing.
Warning :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary :
“aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”
Sehun’s
POV
“ngapain liat-liat ?” tanyaku ketus
seraya menatapnya, membuat yeoja itu sedikit tersentak.
“a-ani ..” jawabnya gugup. Ia
mengalihkan pandangannya kearah ranjang rumah sakit dibelakangku. Manis sekali
yeoja ini pikirku.
“ehm, Sehun-ssi” panggilnya kalem.
Oh aku suka suaranya. Lembut sekali. Sama seperti parasnya yang cantik itu.
“ne ?” tanyaku datar. Aish
benar-benar bodoh aku ini. Kenapa aku selalu bersikap acuh padanya ? apa karena
kemarin ia menolongku ditaman dan dia tau kalau aku sedang belajar berjalan
saat itu ? bukan ... bukan itu alasannya.
“kau harus makan dan minum obatmu.
Setelah itu kita akan jalan-jalan” ajaknya.
“jalan-jalan saja sendiri. Kau kan
punya kaki yang sempurna. Yang masih bisa digunakan dengan baik” jawabku cuek.
Ia tidak menjawab dan aku terpaksa mendongak untuk melihatnya. Eh ? apa itu
yang ada di matanya ?
“Sehun-ssi ..” panggilnya lirih. Ia
berlutut dihadapanku. Apa-apaan gadis ini ? tidak malu apa dia berlutut seperti
itu ? kayak gak punya harga diri aja.
“kita jalan-jalan bersama. Ya ?”
pintanya dengan mata hazel yang memandangku sayu. Aaaarrrgghhh aku tidak betah
ditatap seperti itu !!
“a-arasseo ...” jawabku pasrah dan
dia tersenyum manis dihadapanku. Manis sekali. Oh Tuhan ... jantungku kenapa
seperti berpindah ke leherku ?
End
of Sehun’s POV
setelah
membujuk Sehun untuk makan dan minum obat, Hyun Jie mengajak namja itu
berjalan-jalan ke taman belakang rumah sakit. Tentu saja dia yang berjalan
sedangkan Sehun duduk manis di kursi rodanya dengan tangan Hyun Jie yang
mendorong kursi roda tersebut.
“annyeong Hyun Jie eonnie ^^” sapa
seorang gadis kecil berusia sekitar lima tahun saat Hyun Jie dan Sehun melewati
lorong bangsal gadis tersebut.
“annyeong, Kyun Yeon ^^” sapa Hyun
Jie balik dengan ramahnya. Sehun hanya melihat gadis itu dengan tatapan yang
tidak bisa diartikan. Bagaimana tidak ? gadis kecil itu memiliki perban yang
melingkar dikepalanya dan kedua kakinya dengan tiang infus yang ada disebelahnya
serta kaki yang diyakini Sehun telah tiada.
“annyeong oppa ^^” sapa gadis itu
pada Sehun. Membuat Sehun terkejut dan membalas saapan makhluk kecil tanpa dosa
itu.
“annyeong, adik kecil” balasnya
lembut. Hyun Jie melihat cekungan manis dari wajah namja yang ada di kursi roda
itu.
“senyum yang cantik” gumam Hyun Jie
lirih.
“Kyun Yeon, ayo, kau tidak boleh keluar kamar” ajak
salah seorang suster yang menghampiri gadis kecil itu.
“mengajak pasien barumu jalan-jalan
huh, Kim Hyun Jie ?” tanya suster itu ramah.
“ne, Im Na Rin” jawab Hyun Jie
sekenanya.
“kami pergi dulu” lanjut Hyun Jie
seraya mendorong kursi roda Sehun menuju taman belakang. Disana mereka menghabiskan
waktu untuk pendekatan. Yah, sebut saja seperti itu karena keduanya baru saja
bertemu hari itu dengan suasana yang kurang enak. Canggung.
“kenapa dengan anak tadi ?” tanya
Sehun memecah keheningan.
“siapa ? Kyun Yeon ?” tanya Hyun
Jie dan Sehun mengangguk.
“dia pasien baru sepertimu. Dia
lebih dulu disini. Seminggu yang lalu dia dan ibunya kecelakaan mobil parah
sehingga membuat ibunya meninggal dan dia ...” Hyun Jie tidak sanggup
melanjutkan ceritanya. Rasanya hatinya sakit kalau harus melanjutkan. Lagi,
Hyun Jie hampir mangis karena itu.
“dia ... kenapa ?” Sehun memang
kurang peka dengan expressi yang ditunjukkan suster yang ada disebelahnya itu.
namja itu menaikkan sebelah alisnya melihat Hyun Jie menitikkan air mata.
“saat kecelakaan itu, ibu Yeonie
melindunginya tapi Yeonie masih harus menanggung akibat kecelakaan itu. kaca
mobil itu merobek kulit kepalanya dan kedua kakinya infeksi parah akibat
pecahan kaca yang menusuk serta batu kerikil yang mengenai lukanya sehingga
dokter mangharuskan nya untuk mengamputasi kedua kakinya” Hyun Jie mengusap air
matanya. Sehun tertunduk lesu seraya menatap kedua kakinya. Seharusnya dia
bersyukur bukan ? kecelakaan yang menimpanya dua minggu lalu itu hanya
membuatnya lumpuh sementara dan dia masih bisa sembuh. Dia akan berjalan normal
kembali. Tidak dengan malaikat kecil yang tadi ditemuinya. Sekarang Sehun paham
kenapa Hyun Jie begitu semangat mengajaknya jalan-jalan. Sehun yakin kalau Hyun
Jie akan membantunya.
“Hyun Jie ...” panggil Sehun lirih.
“ne ?” jawab Hyun Jie seraya
menoleh kearah Sehun.
“tolong, bantu aku untuk sembuh”
pinta Sehun seraya menatap tajam dan lurus kearah manik Hazel dihadapannya itu.
membuat Hyun Jie sedikit terkejut.
“ne, Sehun, aku akan merawatmu
sampai kau sembuh ^^” jawab Hyun Jie seraya tersenyum manis yang membuat sebuah
garis bibir Sehun melengkung.
“maafkan sikapku kemarin dan tadi
pagi” ujar Sehun seraya menunduk
“ah ... cheonma” jawab Hyun Jie.
“kau, sudah lama menjadi suster
disini ?”
“baru satu tahun”
“benarkah ? sudah berapa banyak
pasien yang kau sembuhkan ?”
“hihihi, Sehun, aku tidak
menyembuhkan mereka, melainkan aku membantu mereka untuk sembuh”
“inti pertanyaanku seperti itu !”
jawab Sehun kesal.
“sudah berapa ya ? kira-kira 99
pasien” jawab Hyun Jie percaya diri.
“sebanyak itukah ?” tanya Sehun
tidak percaya.
“um, iya, kukira segitu”
“seperti apa saja pasienmu ?”
“mereka semua masih manusia”
“maksudku penyakitnya” Sehun mulai
gregetan dengan cara Hyun Jie menangkap maksud pertanyaannya.
“tidak separah dirimu dan pasien
pertamaku dulu” jawab Hyun Jie. Yeoja itu tersenyum kaku. Membuat Sehun harus
lebih teliti dengan setiap expressi yang ditunjukkan yeoja disampingnya itu.
“pasien pertama ? memang dia sakit
apa ?” tanya Sehun penasaran. Hyun Jie memejamkan matanya dan menarik nafas
pelan lalu menghembuskannya.
“Alzheimer” jawaban singkat itu
keluar dari bibir Hyun Jie yang gemetar. Seakan susah untuk mengatakannya.
Penyakit terkutuk. Penyakit laknat yang harus membuatnya kehilangan namja yang
berada di tempat yang spesial di hatinya itu.
“oppa,
ini sudah yang ke sepuluh kalinya kau lupa bagaimana cara membuka pintu !” ujar
seorang yeoja yang saat itu baru pulang dari sekolahnya.
“hehe,
bisa bantu oppa ?” namja itu merajuk. Membuat Hyun Jie tersenyum manis.
“begini
caranya, putar kenop pintunya lalu dorong kenop pintunya kedalam” kata Hyun
Jie. Suho memperhatikan dengan seksama cara Hyun Jie membuka pintu.
“hehehe,
oppa mengerti sekarang” kata Suho senang.
“Suho
sayang ~” sapa seorang wanita paruh baya menghampiri namja yang sedang berdiri
didepan pintu kamar rawatnya bersama Hyun Jie. Begitu wanita itu sampai didepan
kamar Suho, segera mungkin yeoja itu memeluk anak nya.
“mian,
nugu ?” tanya Suho yang membuat Hyun Jie terkejut begitu juga wanita paruh baya
yang sedang memeluknya itu. membuat wnaita itu menangis.
“ini
aku nak, eomma mu ...” seru wanita itu sambil terisak.
“eom...
ma ?” Suho berusaha mengingat wanita dihadapannya itu kemudian dia tersenyum
bodoh.
“mian
eomma, aku lupa padamu” jawab Suho sambil nyengir. Hyun Jie merasa sakit pada salah
satu bagian dalam tubuhnya. Pasti sakit sekali hati ibunya saat ini saat anak
semata wayangnya mengucapkan kata “lupa” pada ibunya sendiri.
“ne
nak, cheonma. Yang penting kau masih bisa mengingat siapa aku” jawab ibunya seraya
mengusap rambut Suho penuh sayang.
“Hyun
Jie-ssi, terima kasih telah merawat Suho selama ini” ujar ibu Suho.
“ne,
cheonma ajjhuma. Hyun Jie senang bisa merawat Suho Oppa”
“Hyun
jie, masuk yuk” ajak Suho seraya menarik tangan Hyun Jie dan mengacuhkan ibunya.
Sepertinya dia lupa lagi siapa wanita itu. ibunya hanya tersenyum getir lalu
pergi menuju ruangan dokter yang merawat anaknya itu.
“itu
tadi siapa ? ibuku ya ?” tanya Suho pada Hyun Jie yang hanya dibalas anggukan
kecil oleh gadis itu.
“Hyun
Jie waeyeo ?” tanya Suho khawatir.
“aniyo,
nan gwaenchana” jawab Hyun Jie seraya tersenyum. Senyum yang sangat disukai
Suho. Namja itu menarik yeoja itu kedalam pelukannya. Mempererat pelukan mereka
dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh yeoja dipelukannya itu. Hyun Jie terdiam.
Tidak seperti biasanya dia akan sangat senang saat dipeluk namja tampan
dihadapannya ini.
“kenapa
diam ?” Suho melonggarkan pelukannya menatap manik Hazel yeoja yang selalu bisa
membuatnya kaku terpana.
“oppa,
ijinkan aku pulang lebih awal” pamit Hyun Jie dan Suho mengangguk mengiyakan.
“hati-hati
ne, besok datang lagi kan ?” tanya Suho penuh harap dan Hyun Jie mengangguk.
“aku
pergi dulu ne, oppa” pamit Hyun Jie. Sebelum pergi, yeoja itu memberikan sebuah
kecupan hangat dipipi namja yang telah mencuri seluruh hati dan perhatiannya
itu. saat melewati ruangan dokter, tidak sengaja Hyun Jie mendengar teriakan
histeris seorang wanita yang diyakini adalah ibu Suho. Ia pun berniat menguping.
“tidak
mungkin dokter ! bagaimana bisa itu terjadi pada anak kami ?”
“sejujurnya,
kami para dokter masih belum bisa menemukan sumber penyakit anak ibu tersebut.
Tidak seorang dokter atau peneliti tau tentang sumber yang menyebabkan penyakit
Alzheimer tersebut” ucap dokter tersebut. Hyun Jie menutup mulutnya dengan
tangan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh dokter tersebut.
“dan
sepertinya, penyakit anak ibu sudah mencapai batas terparahnya. Dan kami mohon
maaf bu, jika gejala penyakit tersebut terus terjadi ancamannya adalah nyawa
Suho”
“tidak
mungkin dokter ... tidak mungkin !!” jerit ibu Suho histeris. Hyun Jie langsung
berlari menuju ruang bernomor 48 dengan isak tangis. Ketika membuka pintu, dia
mendapati Suho sedang memainkan kotak musik diatas ranjangnya. Hyun Jie berlari
menghampirinya dan memeluknya erat. Seakan yeoja itu tidak siap kalau harus
kehilangan namja didepannya itu.
“aku
janji akan membuatmu sembuh oppa ... aku janji ...” ucap Hyun Jie
berulang-ulang seperti mantra di telinga Suho. Namja itu hanya terdiam. Dia
yakin, Hyun Jie sudah tau penyakitnya. Penyakit terkutuk yang dideritanya saat
dia berada di bangku SD.
“Hyun
Jie ...” keluh Suho lirih.
“aku
akan merawatmu. Oppa pasti sembuh. Aku akan membuat oppa sembuh” ucap yeoja itu
lagi. terus dan terus membuat hati Suho sakit. Sejujurnya, ada perasaan lain
untuk yeoja yang sedang menangis itu. perasaan yang membuatnya bertahan hidup
sampai sekarang.
“Hyun Jie ?” Sehun bingung melihat Hyun Jie yang tiba-tiba melamun.
“ya ?! Hyun Jie-ah ?” panggil Sehun lagi seraya mengibas-kibaskan
tangannya dihadapan wajah Hyun Jie.
“a-ah iya Sehun” Hyun Jie tersadar
dari lamunannya.
“kenapa melamun ?” tanya Sehun
penasaran.
“mi-mian ... aku hanya teringat tentang
pasienku itu” jawab Hyun Jie yang menarik nafas berat lalu
membuangnya kasar.
“mian kalau aku jadi membuka memori
masa lalumu” ucap Sehun penuh sesal.
“Cheonma Sehun” jawab Hyun Jie
seraya tersenyum. Senyum manis Hyun Jie harus terinterupsi saat seorang namja
yang amat sangat dikenalnya berlari kearahnya. Hyun Jie memutar bola matanya
bosan sedangkan Sehun kebingungan melihat siapa namja yang berlari riang
kearahnya dan Hyun Jie tersebut.
“Noona !” panggil Jungkook, namja
yang membuat Hyun Jie telah merotasi bola matanya,
“eh ? nugu ?” tanya Jungkook seraya
menunjuk Sehun yang masih bingung.
“Jungkook, tidak sopan kau menunjuk
seseorang seperti itu” omel Hyun Jie.
“hehe, mian hyung” kata Jungkook
seraya terkekeh.
“ah, Sehun, kenalkan, ini Jeon
Jungkook, adikku”
“annyeong hyung, Jungkook imnida”
sapa Jungkook sopan.
“annyeong, Sehun imnida” balas
Sehun ramah.
“mau apa kau kemari ?” tanya Hyun Jie
ketus. Sehun semakin bingung melihat perubahan sikap Hyun Jie.
“haish noona jahat sekali sih ? hyung,
sebaiknya hyung minta ganti suster saja. noona ku ini suster yang jahat !” kata
Jungkook yang langsung mendapat jeweran maut Hyun Jie.
“aah aa appo appo appo” rengek
Jungkook.
“berhentilah atau telinga
dongsaengmu akan putus” lerai Sehun. Sejujurnya ia senang. Baru ini dia melihat
ada yeoja unik seperti Hyun Jie yang expressi dan perubahan sikapnya tidak bisa
ditebak. Contohnya seperti sekarang ini. Sehun melihat Jungkook berlari riang
dengan Hyun Jie yang mengejarnya. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia
melihat Hyun Jie yang sedang menangis dan melamun dan tersenyum.
“yeoja yang lucu” gumam Sehun.
“Jeon Jungkook ! aku merawatmu
dengan baik dan sekarang kau menghinaku didepan pasienku sendiri ? kau bosan
hidup hah ?” teriak Hyun Jie lantang. Membuat beberapa pasien rumah sakit,
suster dan dokter yang ada disana hanya menggeleng karena mereka sudah hapal
sekali dengan kedua orang tersebut. Sehun tertawa geli melihatnya.
“ampun noona !!” pekik Jungkook
saat Hyun Jie berhasil menangkapnya dan menyeretnya untuk duduk bersama Sehun.
“kalian berdua lucu sekali” komen
Sehun yang tak bisa berhenti tertawa. Hyun Jie merasa ada yang bergemuruh dalam
dirinya saat melihat tawa Sehun. Oh ayolah Hyun Jie ? mau sampai kapan kau
menyangkut pautkan orang asing yang jadi pasienmu itu dengan masa lalumu ?
mereka hanya mirip. Bangunlah Hyun Jie !
“seperti inilah kebiasaan kami
hyung. Hehe” jawab Jungkook seraya terkikik.
“kau, umur berapa ?” tanya Sehun.
“17 hyung. Kalau hyung sendiri ?”
“21” jawab Sehun.
“woah ? seharusnya hyung memanggil
noona ku dengan embel-embel noona juga hyung”
“kenapa begitu ?”
“karena aku lebih tua satu tahun
darimu Oh Se Hoon” kata Hyun Jie setengah mengejek.
“aish kupikir kau lebih muda
dariku” jawab Sehun bete.
“hyung yang kemarin ditaman itu ya
?”
“iya benar, itu aku. Wae ?”
“ani, kata noona kemarin hyung
sedang belajar berjalan. Benarkah itu ?” tanya Jungkook dan Sehun langsung
menatap Hyun Jie.
“apa ? kupikir kau sedang melakukan
itu” bela Hyun Jie.
“ne, aku sedang belajar jalan
karena kakiku lumpuh” jawab Sehun seraya tersenyum miris.
“semangat hyung !! noona pasti akan
membantu hyung untuk sembuh !” Jungkook menyemangati.
“eh ?” Sehun terkejut. Ini pertama
kalinya ia disemangati seperti itu oleh orang yang baru dikenalnya. Ia
tersenyum tulus.
“gomawo saeng” jawab Sehun lembut.
“noona, mau sampai kapan kau
memperhatikan kami hah ? sana, belikan aku minum ! aku haus !” ujar Jungkook
seenaknya.
“kau pikir aku pembantu heh ? bocah
tengik !” omel Hyun Jie.
“cepetan noona ! aku sudah
dehidrasi tingkat dewa karena kau yang lamban itu !” kata Jungkook lagi. ingin
sekali Hyun Jie menghatam kepala anak itu dengan higheels nya kalau saja iya
tidak melihat tatapan mata Sehun yang seolah berkata “kumohon turuti
kemauannya”. Hyun Jie mendengus kesal lalu pergi ke cafetaria untuk membelikan
adik kurang ajarnya itu dan juga pasiennya es susu coklat. Sementara itu Sehun
dan Jungkook.
Sehun’s
POV
“kalian adik kakak ?” tanyaku.
“ne, tapi bukan kandung sih. Aku
menjadi adiknya saat kedua orang tuaku meninggal. Jadi, noona yang merawatku
hingga sekarang”
“benarkah ?”
“ne hyung. Meskipun sifatnya
menyeramkan tapi noona itu orang yang baik dan berhati malaikat. Dia akan
melakukan apa saja untukku. Dan dia selalu panik berlebihan kalau tau aku sakit
sedikit saja”
“hihihi lalu ?” aku semakin
tertarik untuk mengetahui lebih dalam seorang Kim Hyun Jie melalui adik tirinya
itu.
“dulu noona itu orangnya cuek
hyung, dia itu kalo ngomong ceplas ceplos. Saat pertama jadi tetangganya saja
aku takut melihat wajahnya yang judes itu. tapi setelah mengenal noona lebih
jauh, noona orangnya baik” ada yang membuatku penasaran. Mungkin ini waktu yang
tepat untuk bertanya.
“apa kau mengetahui sesuatu tentang
pasien noona mu yang memiliki penyakit Alzheimer ?” tanyaku. Jungkook menatapku
serius. Aku bisa baca dari pandangan matanya kalau dia seolah bertanya
“darimana hyung tau soal itu?”
“noona mu menceritakannya sedikit
padaku lalu dia melamun” jawabku menjawab pertanyaan mata nya.
“huft” namdongsaeng didepanku ini
menghembuskan nafasnya.
“orang itu bukan pasien noona, tapi
dia cinta pertama noona” jawab Jungkook yang membuatku terkejut.
“bisa dibilang pasien pertama sih.
Tapi waktu itu noona masih duduk dibangku SMA dan aku masih SMP. Namanya Kim
Joon Myeon. Suho hyung orang yang sangat tampan. Jadi tidak heran kalau noona
sampai jatuh cinta padanya. Noona bertemu dengan Suho hyung di taman yang sama
seperti noona bertemu dengan hyung kemarin. Waktu itu kami lagi pulang sekolah
tiba-tiba ada namja yang terjatuh saat mencoba berdiri dan berjalan. Lalu waktu
orang tuaku dirawat dirumah sakit ini, noona bertemu lagi dengan Suho hyung
disini. Tapi noona merasa iba pada nya” Jungkook memutus ceritanya. Membuatku
penasaran.
“wae ?” tanyaku tak sabaran.
“karena tak seorang anggota
keluarga atau suster mampu merawat Suho hyung waktu itu sampai akhirnya noona
sendiri yang memutuskan untuk merawat Suho hyung. Hihihi” Jungkook lalu
terkikik geli.
“ada apa ?” tanyaku lagi.
“meski Suho hyung sering lupa
dengan noona tapi noona tetap merawatnya. Mengucapkan kata ‘aku akan merawatmu’
atau ‘aku akan menyembuhkanmu’ untuk Suho hyung seperti mantra. Dan noona tidak
pernah bosan mengenalkan dirinya pada Suho hyung” aku menutup mataku.
Membayangkan posisiku sebagai Hyun Jie.
Alzheimer,
penyakit keadaan dimana ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga
pengidapnya tidak mampu mengurusi diri sendiri. Penyakit ini amat menyiksa dan
perlu diberikan perhatian. Ciri-ciri pengidap Alzheimer adalah melemahnya
percakapan, kewarasan, ingatan, kepribadian dan perubahan tingkah laku yang
tidak terkendali. Sudah cukup ! aku tidak mau membahas penyakit yang tergolong
mematikan itu sekarang.
“bagaimana keadaan noona mu setelah
itu ?” tanyaku. Jungkook menaikkan sebelah alisnya namun ia menangkap arti dan
maksud pertanyaanku.
“menyedihkan hyung. Sangat
menyedihkan” jawab Jungkook dengan suara parau.
“sedang membicarakan apa ?” tanya
Hyun Jie yang tiba-tiba menghampiri kami dengan membawa dua gelas minuman.
“kok cuman dua ?” tanya Jungkook
yang dijawab dengan lirikan ketusnya. Ya ampun yeoja ini lucu sekali.
“kau minta berapa huh ?”
“sa-satu sih ..” Jungkook
mempoutskan bibirnya.
“nih, minumlah” ucap Hyun Jie
padaku seraya menyerahkan gelas yang lain untukku.
“lalu kau minum apa ?” tanyaku.
“aku sudah minum segelas kopi tadi
pagi” jawabnya.
“terima kasih” ujarku. Ia hanya
mengangguk dan tersenyum. Oh Hyun Jie ... ternyata dibalik senyum manismu itu
menyimpan banyak kesedihan mendalam yang bahkan aku sendiri tak yakin bisa
menutup luka-luka mu suatu saat nanti.
End
oh Sehun’s POV
>>> To Be Continue <<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar