Tittle : LOVE, THAT ONLY WORD
Chapter : 2 “ TroubleMaker”
Length :
Chapter (PROLOG)
Author : Jjangijong
Cast :
Wu Yifan, Oh Se Hoon (Wu Sehun), Jeon Jungie (OC), Jeon Jungkook
Other Cast : Kim Hyun Jie, Kim Jong In, dll.
Rated :
T
Genre :
Family, Romance, Brothership, Angst.
Disclaimer : cerita ini milik saya dengan segala ide gila yang melintas
serta imajinasi yang liar. Para cast disini itu bukan punya saya kecuali Sehun
sama Jungkook haha, becanda. Mereka milik kita bersama.
Warning :
OOC itu pasti, Typo itu ciri khas, Gaje itu permanen, cerita ini bikin mual,
kalo gasuka ya mending gausah baca.
NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
Pagi
ini aku harus berada dirumah Hyun Jie bersama Sehun dan juga Minseok. Itu
karena hari ini Sehun harus masuk sekolah setelah satu minggu dia menikmati
Seoul. dua hari sebelumnya, Minseok mengajaknya untuk membeli beberapa
peralatan untuknya belajar seperti buku tulis, dan perlengkapan lainnya. Karena
Jongin ikutan, akhirnya mereka berdua –Sehun dan Jongin- membeli sebuah Snapbag kembar. karena hari ini aku ada
rapat kantor dengan perusahaan asing, jadinya aku meminta Minseok untuk
menemani Sehun melakukan daftar ulang sekalian agar Sehun bisa tau dimana letak
sekolah Jongin.
“baiklah, kuharap kau bisa
mendapatkan kelas terbaik seperti sebelum-sebelumnya” ujarku padanya.
“ne pak tua, kau tenang saja.”
jawbanya dan aku hanya tersenyum miris.
“kau sudah SMA , Sehun. Kurangi bermain”
ujarku memberi nasehat dan dia hanya mengangguk.
“baiklah, pak tua ini percaya
padamu.” Kataku akhirnya.
“Hyun Jie, Minseok, aku minta
bantuanmu ne” kataku pada kedua sahabatku.
“tentu saja” jawab mereka berdua
dan akhirnya Sehun masuk kedalam mobil milik Minseok bersama dengan Hyun Jie
dan Jongin.
“dia pasti kecewa padaku” gumamku.
Tentu saja, aku menyesal sekali kenapa harus ada rapat disaat hari pertama
Sehun masuk sekolah ?
“maafkan ayah” sesalku kemudian.
End
of Kris’s POV
Normal
POV
“baiklah, Jongin. Jangan berulah”
ujar Hyun Jie pada anak semata wayangnya.
“baiklah ibu. Aku ingin makan
Yakiniku malam ini” pinta Jongin sebelum turun dari mobil Minseok.
“baiklah” jawab Hyun Jie singkat.
“aku sekolah dulu ne, bye Sehun,
bye paman Minseok”
“semangat !!” pekik Minseok dari
kursi kemudinya.
“selamat belajar, hyung” balas
Sehun.
“baiklah, sekarang kita ke
sekolahmu” ajak Minseok. Sehun mengangguk.
“melihat Jongin dan Sehun
menggunakan seragam sekolah, apa kau tidak ingin mengunjungi sekolah kita ?”
tanya Minseok pada Hyun Jie. Sehun yang duduk dibelakang hanya memperhatikan
paman dan bibinya itu.
“kau benar. Nanti kita ajak Kris
sekalian. Kau tau, aku merindukan pom bensin dekat sekolah kita itu” jawab Hyun
Jie.
“kuharap tidak banyak yang berubah.
Oh ya Sehun, kita sampai” kata Minseok saat memberhentikan kendaraannya.
“tidak lebih dari 200 meter dari
sekolah Jongin hyung” sahut Sehun.
“ne kau benar. Sekarang kau dan
paman Minseok harus masuk kedalam dan mengurus administrasinya. Bibi akan
menunggu disini”
“baiklah bibi” jawab Sehun kemudian
turun dari kursi penumpang dan Minseok segera keluar dari kursi kemudi.
“tak apa kalau kau menunggu disini
sendirian ?” tanya Minseok.
“tentu saja, cepat sana. Nanti
Sehun terlambat” kata Hyun Jie.
“baiklah. Tunggu sebentar” pamit
Minseok.
Minseok
dan Sehun cukup kagum dengan bangunan sekolah yang mirip mansion ini. Leveiyuu
Internasional School. Sekolah khusus untuk para bangsawan dunia, dan Sehun
merupakan anak bangsawan karena Kris ayahnya memiliki darah bangsawan Wu dari
China.
“seperti rumah di Canada” ujar
Sehun.
“rumah ayahmu yang di China juga
seperti ini kok” kata Minseok.
“benarkah ?” tanya Sehun terkejut
karena selama ini dia belum pernah ke China untuk menemui kakek neneknya.
Biasanya merekalah yang datang ke Jerman atau Canada untuk mengunjungi Sehun
dan Kris.
“ne, cuman yang ini lebih besar”
jawab Minseok seadanya.
“kajja, kita harus berjalan cukup
jauh hanya untuk bisa sampai ke pintu masuk” keluh Minseok. Sehun hanya mengangguk
mengiyakan. Sesampainya dipintu masuk.
“keterlaluan. Bahkan kita harus
berjalan sejauh 200 meter hanya untuk ke pintu masuk ?” omel Minseok. Sehun
hanya terdiam. Sesungguhnya dia agak lelah.
“sudahlah paman, lama-lama juga
nanti aku terbiasa kok” kata Sehun. Minseok mengacak rambut anak sahabatnya itu
gemas.
“kajja, ruang kepala sekolah tidak
jauh dari sini” ajak Minseok. Sesampainya diruang kepala sekolah.
“excuse me ?” sapa Minseok.
“oh, come in !”
“Good Morning gentlemans. What can
I help ?”
“i want to sign in my cousin to
this school”
“oh are you Wu Sehun ?”
“y-yes Mister” jawab Sehun kaku.
“good, i have meet your father
before and he said that he want you to study here”
“oh really ?” kali ini Minseok
menyahuti.
“yes. Okay, kalian bawa
administrasinya kan ?”
“tentu saja” jawab Sehun dan dia
mengeluarkan beberapa dokumen dari tasnya.
“dimana ayahmu ?” tanya kepala
sekolah itu.
“dia ada rapat” jawab Sehun datar.
“kurasa temanmu itu selalu sibuk,
Minseok-ssi”
“kau benar, Tuan Zai”
“bagaimana kabar Hyun Jie-ssi ?
lama aku tidak melihat wajahnya”
“dia masih seperti dulu, kau tenang
saja”
“kau tau, aku rindu kalian bertiga”
“kami juga, Zai-songsaem” jawab
Minseok seraya tersenyum.
“Sehun-ssi, kuharap kau tidak
menjadi seperti ayahmu dan paman serta bibimu si Hyun Jie itu ya”
“kenapa, tuan ?” tanya Sehun.
“mereka bertiga itu adalah pembuat
onar disekolah dan murid yang langganan keluar masuk ruanganku”
“hm ?” Sehun tidak mengerti. Apakah
ayah dan kedua sahabat ayahnya itu pernah bersekolah disini juga ? itu artinya
Sehun sudah mendapat cap “Blacklist” transparant secara tidak langsung karena
ayahnya.
“Zai-songsaem adalah guru
kedisiplinan di sekolah paman dulu. Di Gwang-Yi High School. Letaknya lumayan
jauh darisini” seolah membaca pikiran Sehun, Minseok menjelaskan dengan santai.
“ooh” Sehun hanya ber-oh-ria. Aku aman ... batinnya.
“baiklah Sehun, kau bisa langsung
mengikuti pelajaran setelah ini. Aku akan mengantarmu ke ruang kelasmu. Kau
cukup berprestasi disekolah sebelumnya. Tidak heran karena ayahmu juga sangat
berprestasi dulu. Kau masuk kelas unggulan dna aku akan mengantarmu” kata
kepala sekolah tersebut. Sehun hanya mengangguk sembari membereskan beberapa
dokumen yang harus dibawanya pulang. Minseok dan Sehun berdiri begitupula
kepala sekolah Zai.
“sampaikan salamku untuk Kris.
Katakan aku merindukan ulah kalian bertiga” ucap Zai-sajangnim pada Minseok.
“ne, saem. Akan kusampaikan” jawba
Minseok.
“baiklah, paman harus mengantar bibimu
pulang. Semangat belajar ya ! semoga harimu menyenangkan !” ucap Minseok lalu
mengecup pucuk kepala Sehun.
“terimakasih, paman” jawab Sehun
seraya mengikuti kepala sekolahnya menuju kelas barunya.
Minseok
pun membungkuk hormat pada gurunya dulu saat masih SMA dan menitipkan Sehun.
Setelah itu pria baby face itu menghampiri yeoja cantik yang sedang menunggunya
di mobil miliknya.
“hey maaf lama !” ujar Minseok saat
masuk kedalam mobilnya dan mengambil alih kursi kemudi.
“tak apa, bagaimana Sehun ?” tanya
Hyun Jie.
“aku kaget saat mengetahui bahwa
Zai-songsaem adalah kepala sekolah disini”
“benarkah ?” tanya Hyun Jie tidak
percaya.
“ne, dia merindukanmu, katanya dan
dia ingin bertemu kita bertiga”
“bahkan guru killer seperti diapun
merindukan kita”
“mau kemana setelah ini hm ?” tanya
Minseok lembut.
“temani aku belanja, Jongin ingin
makan yakiniku dan aku harus memasak extra karena hari ini Suho pulang” jawab
Hyun Jie yang terdengar seperti gumaman.
“hey, aku disini. Akan selalu ada
untukmu” kata Minseok seraya mengelus rambut Hyun Jie dengan sayang.
“ne, terima kasih” jawab Hyun Jie
seraya tersenyum. Minseok membalas senyuman yeoja itu dan kemudian menyalakan
mesin mobilnya dan beranjak darisana. Sementara itu Sehun ....
“selamat datang di kelas Cypher”
kata Zai-sajangnim.
“ne, sajangnim” jawab Sehun
singkat.
“excusme me ?” sapa Zai-sajangnim
pada kelas tersebut.
“oh ? yes headmaster. Can I help
you ?” seorang guru cantik yang semula sedang mengajar dikelas berjalan
menghampiri kepala sekolah tersebut.
“i bring a new student. Can you
help him on this class ?”
“sure, i’d love too !”
“thank you, Miss Tiffany”
“yes sir !”
“Sehun, silahkan masuk. Dan semoga
kau nyaman. Selamat belajar ne”
“gomawo, sajangnim” jawab Sehun
seraya membungkuk hormat.
“baiklah, i got to go. Good
Morning” pamit Zai-sajangnim kemudian pergi.
“okay boy, come in” ajak Miss
Tiffany. Dan Sehun hanya mengangguk.
“pay attention all ! we got a new
friend here. Come on boy, go introduce your self” pinta Miss Tiffany.
“my name is Wu Sehun. Just call me
Sehun. Please for you’re help” kata Sehun dengan wajah pokernya. Membuat
beberapa murid dikelas itu kebingungan dengan Sehun.
“where do you live Sehun ?” tanya
Miss Tiffany memecah ketegangan.
“I live in Seoul”
“before you come to Seoul ? can you
just share your life experiance ? please ?” tanya Miss Tiffany lagi.
“okay. I was born here in Seoul. i
spend my life in South Korea since I was born until I’m on 4th grade of
elementary school then I move to German with my dad for 3 years and move again
to Canada and I just come back here for 1 week” jelas Sehun masih dengan wajah
datarnya.
“okay Sehun, thanks for your story.
Now, you can sit beside Do Kyungsoo”
“okay Miss, thanks” dan Sehun pun
berjalan menuju tempat duduknya. Berada paling pojok dekat dengan jendela.
“hai, you can call me Dyo” sapa
teman sebangkunya.
“Sehun” balas Sehun singkat dan Dyo
hanya mengangguk.
Setelah
pulang dari sekolahnya, Sehun disambut dengan berbagai pertanyaan dari ayahnya.
Dan dia hanya memutar bola matanya malas. Kebiasaan bagi ayahnya untuk selalu
ingin tahu.
“bagaimana sekolahmu ?” tanya Kris
saat Sehun baru tiba di meja makan.
“biasa saja”
“apa kau masuk kelas unggulan ?”
“tentu saja”
“kau mendapatkan teman ?”
“ya, tentu saja”
“apa kau suka dengan sekolahnya ?”
“tidak jika aku harus berjalan
sejauh 200 meter setiap hari hanya untuk mencapai pintu masuk. Aku harus bangun
pagi untuk sampai dikelaksu sebelum pelajaran pertama. menyebalkan”
“kau bisa memanjat gerbang jika
terlambat” jawab Kris cuek seraya menyeruput kopi nya dan membaca beberapa
artikel dimajalah bisnis hariannya.
“kepala sekolah Zai mengingatkanku
supaya tidak meniru dirimu, paman Minseok maupun bibi Hyun Jie”
“benarkah ? haha” Kris hanya
tertawa garing mendengarnya. Oh dia rindu guru killernya itu.
“kupikir kau bersekolah disana.
Hampir saja aku mendapatkan Invissible Blacklist Logo kalau benar kau
bersekolah disana”
“aku tidak pernah punya niat untuk
bersekolah ditempat seperti itu”
“menyedihkan”
“tapi hidupku lebih menyenangkan
daripada milikmu, hey Tuan Muda Wu Sehun”
“hentikan itu pak tua ! kau
membuatku kesal !”
“sebenarnya aku membelikanmu bubble
tea rasa coklat tapi berhubung kau bersikap seenaknya padaku hari ini jadi ...
aku akan membuangnya” kata Kris santai sambil melipat korannya. Sehun
membelalakkan matanya.
“maafkan aku, ayah” ucapnya
merajuk. Kris hanya mengendikkan bahu lalu berlalu ke dapur. Sehun menyusulnya
dengan cepat.
“minumlah. Habiskan !” ucap Kris
seraya memberikan satu cup Bubble Tea favorit anaknya itu.
“thanks, pak tua”
“yasudah, kau mandi sana. Lalu
makan dan tidur. Besok aku akan mengantarmu”
“benarkah ? ngomong-ngomong aku ada PR Bahasa Mandarin
untuk minggu depan. Bisakah kau membantuku ?”
“tentu saja” jawab Kris seraya
tersenyum dan mengacak gemas surai halus anak semata wayangnya.
Beberapa
hari kemudian ...
“maafkan aku Kris, aku harus merepotkanmu”
ujar Suho pada Kris.
“ne, gwaenchana hyung. Aku senang
membantu kalian” jawab Kris pada suami sahabatnya itu.
“Jongin, kau jangan nakal ya. Maaf
ayah dan ibu tidak bisa mengantarmu” kata Suho pada Jongin yang kini berdiri
disebelah Sehun dekat mobil Kris.
“baiklah ayah. Salamku untuk
nenek.”
“ne, Kris, maaf merepotkanmu”
“Hyun Jie, kau bicara seperti itu
lagi akan kupecat kau !” gurau Kris.
“baiklah, kami harus segera
berangkat, salamku untuk ibumu hyung”
“baiklah Kris, gamshahamnida”
“ne, kajja” ajak Kris pada Sehun
dan Jongin. Setelah kepergian ketiganya.
“kajja, kita harus segera kerumah
ibuku” ajak Suho pada Hyun Jie.
“ne” jawab yeoja itu singkat.
“baiklah Jongin, selamat belajar ne
! kalau sudah pulang kau kabari paman Minseok saja ya”
“baiklah paman Kris. Terima kasih.
Sehun, hyung sekolah dulu ya”
“selamat belajar hyung”
“annyeong” pamit Jongin.
“kenapa ayah tidak menyekolahkanku
disana juga ?” tanya Sehun saat ayahnya mulai menjalankan kembali mobilnya.
“hidupmu tidak akan menarik jika
begitu”
“maksud ayah ?” tanya Sehun
bingung.
“cha~ sudah sampai. Belajar yang
rajin ne ? ayah percaya padamu”
“kau belum menjawab pertanyaanku !”
gertak Sehun.
“kau akan tau sendiri Sehunna. Ayah
harus pergi sekarang. Bye” jawab Kris cuek lalu pergi dari pekarangan sekolah
Sehun. Namja tampan itu mendengus kesal. Kemudian dia memasuki halaman sekolah
dan berjalan menuju pintu utama tapi dia tiba-tiba gelisah. Ada yang
mengganjal. Terlalu mendadak. Dan Sehun benci jika terjebak dalam keadaan
seperti itu.
“ada yang tidak beres” batinnya.
Sehun’s
POV
Aku
merasa ada yang tertinggal. Tapi apa itu akupun tidak dapat mengingatnya. Sanpai
akhirnya Dyo hyung, teman sebangkuku mengingatkanku tentang PR bahasa Mandarin
yang minggu lalu diajarkan ayah dan aku baru sadar jika tasku tertukar dengan
milik Jongin hyung. Kulirik jam tanganku.
“45 menit sebelum bel pertama. 200
meter dalam 5 menit dan 200 meter lagi jadi 10 menit kembali lagi jadi 20
menit. Hanya 5 menit. Tak apa. Masih ada 20 menit tersisa” gumamku.
“hey kau mau kemana Sehun ?” tanya
Dyo hyung.
“mengambil tasku” jawabku singkat
seraya berdiri di daun jendela kelas membuat beberapa siswa yang sudah datang
dikelasku ricuh.
“kau mau apa ?” teriak salah
seorang murid kelasku.
“Sehun nanti kau ja-“ belum selesai
Dyo hyung bicara, aku sudah keburu melompat dari jendela.
BUKK !!!
“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!”
beberapa hakseng yeoja berteriak histeris saat aku mencapai tanah. Mungkin
mereka terkejut mlihatku lompat dari lantai 3.
“harus cepat !” ujarku seraya
berlari dan aku shock saat tau pintu gerbang sudah ditutup. Terpaksa aku
memanjat dan terus berlari sampai ke sekolah Jongin hyung. Aku langsung
menyerobot beberapa siswa disana dan sial, aku malah jadi sorotan.
“siapa anak itu ?”
“siapa dia ? apa yang dia lakukan
disini ?”
“dia murid Leveiyuu !”
“astaga dia tampan sekali !”
“seorang pangeran !!”
“tampannya !!”
“apa yang dilakukan anak itu disini
?”
“KIM JONGIN !!!!!” teriakku yang
sontak membuat semua orang menatapku.
End
of Sehun’s POV
Normal
POV
“sepertinya ada yang memanggilku ?”
tanya Jongin dikelasnya.
“Jongin, ada murid Leveiyuu yang
memanggil namamu dibawah !” kata teman Jongin.
“mwo ? benarkah ?” Jongin langsung
mengecek dari lantai dua kelasnya dan dia terkejut Sehun ada dibawah sana.
“APA YANG KAU LAKUKAN DISINI ?”
teriak Jongin dari lantai dua kelasnya.
“KEMBALIKAN TAS KU ! TUGASKU ADA
DISANA ! TAK TAK PUNYA BANYAK WAKTU ! TUGAS UNTUK JAM PERTAMA. BURUAN !” balas
Sehun berteriak.
“hah ? tertukar ?” Jongin yang
emang dasarnya pemalas-tapi cerdas- itu mengecek snapbagnya dan ternyata benar,
tertukar.
“apa yang kau lakukan disini heh ?
Leveiyuu ?” tanya seorang namja.
“mengambil tasku” jawab Sehun cuek.
“sombong sekali kau ?” tanya teman
namja tadi.
“bukan urusanmu !” jawab Sehun
datar.
“hey kau dengan lancang masuk
kesekolah kami lalu sekarang kau bicara sok sekali ? kau cari mati huh ?”
“kita habisi saja hyuk !” teman
namja itu mengompori.
“ck. Merepotkan !” gumam Sehun.
Jongin kemudian menghampiri Sehun dan terkejut melihat seniornya dari kelas
tari sedang berkumpul.
“hey Kkamjong ! apa si albino ini
temanmu ?” tanya salah satu diantara mereka.
“ne sunbae. Ada apa ?” tanya Jongin
mulai gelisah.
“ajarkan padanya untuk bersopan
santun. Kurasa orang taunya cukup bodoh karena setiap orang kaya apalagi
sekelas bangsawan sepertinya tidak mungkin diajarkan sopan santun. Hahaha”
namja itu mengejek Sehun dan tertawa diikuti teman-temannya.
“ini tasmu, segeralah pergi
darisini” pinta Jongin. Sehun mengepalkan tangannya kuat hingga buku jarinya
memutih.
“lihat dia, dia itu namja apa yeoja
sih ? tubuhnya ramping begitu. Haha, menggelikan”
“kurasa dia kurang perhatian orang
tua makanya tubuhnya kurus begitu. Haha-“
BUAGGHH !!!
“Sehun !” pekik Jongin kaget.
“kyaaaa !!” teriak beberapa siswa.
“YA !! apa yang kau lakukan hah ?!”
bentak namja yang menghinanya.
“kau tidak tau apa-apa tentang orang
tuaku. Jadi, bisa kau jaga mulutmu itu ? kurasa kau yang tidak pernah diajarkan
sopan santun” jawab Sehun datar.
“mwo ? beraninya kau !”
Dan
terjadilah baku hantam antara Sehun yang dibantu Jongin dengan 4 namja yang
diketahui dari kelas musik. Kakak kelas Jongin. Kini seragam Sehun yang kotor
karena tanah dan bercak darah. Mereka berenam berhenti setelah satpam sekolah
melerai mereka. Dan salah satunya mengantarkan Sehun kembali kesekolahnya.
“ada apa ini ?” tanya kepala
sekolah Zai apda security SOPA ketika mengantarkan Sehun ke ruangannya.
“salah satu murid anda membuat
keributan disekolah kami. Kami mohon bimbingannya untuk pemuda ini.”
“baiklah, terima kasih. Hey nak,
kurasa kau tidak perlu menggunakan kekerasan. Mau jadi apa kau dimasa dep-”
“tutup mulutmu brengsek !!” geram
Sehun murka dan hendak menghajar satpam sekolah hyungnya itu.
“Sehun tenanglah ! sebaiknya anda
segera pergi. Terima kasih telah mengantar Sehun kesini”
“baiklah kami permisi. Bahkan masa
depanmu sudah rusak akibat ucapanmu barusan” satpam itu terus saja memanasi
hati Sehun.
“diam kau bedebah !!”
“hey hey Sehun tenanglah ! apa yang
terjadi ?” tanya kepala sekolah Zai. Sehun hanya terdiam sambil mengepalkan
tangannya kesal.
“baiklah, aku akan membawamu ke
ruang kedisplinan. Kau bisa bercerita pada Mrs. Jungie disana” kata Zai lalu
membawa Sehun.
“permisi ?” sapa kepala sekolah
Zai.
“ada apa, tuan Zai- Oh astaga !!”
pekik seorang yeoja cantik saat melihat Sehun.
“bisa kau obati dia dulu Mrs. Jeon
? anak ini terluka cukup parah. Kebetulan Minwoo-uisa sedang cuti mendadak”
“tentu saja pak. Ayo, ikut saya”
ajak yeoja itu pada Sehun menuju UKS. Di UKS, dengan telaten yeoja itu
membersihkan luka diwajah dan tangan Sehun.
“hey, kenapa menunduk ? siapa
namamu nak ?” tanya yeoja itu lembut. Sehun masih menundukkan kepalanya. Dia kepikiran
Kris, ayahnya dan Jongin, hyungnya yang juga terluka diwajahnya.
“namaku Jeon Jungie, tapi kau bisa
memanggilku Jung-saem” yeoja itu kembali mengajak Sehun bicara.
“asshhh” rintih Sehun saat alkohol
mengenai luka dipelipisnya.
“kau murid baru itu kan ? apa yang kau lakukan ? kenapa bisa terluka
seperti ini ?” Sehun masih saja diam
“kau bisa bercerita padaku. Sebelum
aku menceritakannya pada ayahmu” mendengar itu Sehun langsung mendongak dan dia
cukup terpana pada guru cantik dihadapannya itu. rambut panjang, bermata teduh,
iris coklat savana, oh Sehun seharusnya membawa kamera DSLR-nya. Dan sesuatu
pada dada sebelah kiri Sehun bekerja diluar perintahnya.
Apa
dia malaikat ? kenapa wajahnya cantik sekali ?
batin Sehun. Guru cantik itu hanya mengamati Sehun yang menatapnya tanpa
berkedip.
“nak ?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar