Tittle : As Long As You Love Me
Chapter :
III
Author : Jie Er-Jerry
Cast : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find
your self
Rated :
T
Genre :
Romance, Angs, Fluff
Disclaimer : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka punya orang
tua masing-masing.
Warning :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary :
“aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”
Esoknya,
Hyun Jie terbangun dari tidurnya karena Jungkook yang berteriak lantang didepan
kamarnya. Hyun Jie terkadang suka mengunci pintu kamarnya sehingga membuat
adiknya itu susah membangunkannya. Meskipun Hyun Jie itu rajin, tapi kalau
bicara soal “tidur”, dia akan susah sekali dibangunkan. Seperti sekarang,
Jungkook harus berteriak dengan suara 5 oktaf yang dipaksakan untuk
membangunkan noonanya.
“NOONA !!! DASAR KERBAU !! WAKE UP
YO SLEEPING HEAD !!” teriak Jungkook. Hyun Jie membuka matanya perlahan sembari
merenggangkan otot-otonya yang mulai kaku.
“NOONA !! INI SUDAH WAKTUNYA KAU
KERJA !!!” teriak Jungkook lagi. Hyun Jie bangun seraya menggaruk rambutnya
yang memang saat itu sedang gatal. Perlahan dia melirik jam keramik dengan
background foto sepasang muda-mudi yang sedang duduk menghadap danau. Begitu
melihat kemana arah jarum jam menunjukkan angka, yeoja itu terkejut tidak
percaya.
“MWO ???? JAM 7 ???” pekiknya
kaget. Segera mungkin ia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah berganti pakaian dan menyiapkan kebutuhannya, Hyun Jie segera keluar
kamar dan mendapati Jungkook sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya
didada. Sungguh, Hyun Jie selalu takluk pada makhluk tampan itu saat namja
dihadapannya itu mengeluarkan aura bossy
nya.
“belum berangkat ?” tanya Hyun Jie
basa basi. Jungkook menatapnya kesal. Tentu saja dia tidak bisa berangkat
sebelum noonanya itu bangun dan memasakkan sarapan untuknya.
“retoris” jawab Jungkook datar
karena kesal.
“kau selalu sulit tidur noona”
jawab Jungkook seraya meghela nafas pelan.
“kajja, kita harus berangkat” ajak
Jungkook seraya menggandeng tangan Hyun Jie.
“kau akan terlambat” ujar Hyun Jie
saat mereka sudah berjalan menuju tempat tujuan masing-masing. Mereka akan
berpisah di perempatan kota.
“noona juga”
“kau akan manjat lagi ?”
“tentu saja. noona juga seperti
itukan dulu waktu seumuranku ?”
“ne, kau benar. Baiklah. Hati-hati
dijalan Kookie” Hyun Jie memberikan kecupan di dahi adiknya itu kemudian
melambaikan tangannya.
“noona yang semangat ya !!” balas
Jungkook. Hyun Jie hanya mengangguk kemudian mereka berpisah, menuju tempat
tujuan masing-masing.
Sesampainya
di rumah sakit, Hyun Jie langsung menuju ruang N untuk meletakkan tas dan
mengganti bajunya dengan seragam. Kemudian ia menyisir rambut panjangnya dan
menggunakan topi ala suster pada umumnya. Dia berbeda. Tentu saja, itu karena
hanya dia satu-satunya suster yang tidak pernah bahkan tidak akan mencepol
rambutnya seperti suster lainnya. Ia suka rambut panjangnya terurai. Dengan
poni jatuh yang lurus menutupi dahinya. Dan dia mendapatkan kebebasan special itu dari pihak rumah
sakit karena suatu alasan.
Setelah
memastikan bahwa ia siap mengerjakan tugasnya, ia segera pergi menuju kamar
pasiennya. Ya, kamar nomor 357 milik Oh Se Hoon. Sesampainya disana ...
“annyeong” sapa Hyun Jie seraya
membuka pintu kamar rawat itu. ia melihat Sehun telah berada di kursi rodanya
dengan segelas susu hangat ditangannya.
“oh ? annyeong Hyun Jie” sapa Sehun
balik kemudian meminum susu nya sampai habis.
“mianhae, aku terlambat” kata Hyun
Jie penuh sesal. Sehun melirik jam di dinding kamar rawatnya. Jam 08:15 KST .
“cheonma, kau pasti tidur dengan
sangat pulas” jawab Sehun seraya terkekeh. Hyun Jie tersenyum malu kemudian ia
membereskan tempat tidur Sehun yang berantakan.
“kau benar. Bahkan Jungkook sampai
menggunakan ‘growl’ dengan suara 5 oktafnya untuk membangunkanku tadi pagi”
jawab Hyun Jie jujur. Sebenarnya ia malu mengatakan itu tapi yasudahlah, dia
bukan yeoja yang pandai berbohong.
“haha, benarkah ?” Sehun tertawa
geli dan Hyun Jie suka itu. dia suka suara tawa Sehun yang terdengar “renyah”
ditelinganya. Membuat sesuatu dalam tubuhnya seakan terbakar.
“berhentilah tertawa !” pekik Hyun
Jie malu. Bukannya berhenti Sehun malah semakin kencang mentertawakan Hyun Jie.
Membuat yeoja itu mem-pout-kan bibirnya dan itu membuat Sehun sedikit salah
tingkah karena menurutnya yeoja itu terlampau cute saat sedang merengut seperti
itu.
“tak kusangka dirimu seperti itu”
jawab Sehun seraya menghapus cairan bening di ujung matanya yang hampir jatuh
karena dia terlalu khusyuk tertawa.
“yah, hanya bagian buruk seseorang”
kata Hyun Jie seraya terkekeh geli.
“lalu apa kau sudah makan ?” tanya
Sehun. Hyun Jie terkejut namun dia memang susah untuk berbohong bahkan untuk
melindungi dirinya sendiri.
“belum, hehe” dan yeoja itu nyengir
bodoh. Membuat Sehun sedikit kesal.
“bagaimana bisa kau kemari tanpa
sarapan humb ? kalau kau sakit bagaimana ? bukannya merawatku kita malah akan
sama-sama dirawat disini” kata Sehun kesal. Hyun Jie hanya tertawa geli.
Sungguh, namja ini menarik sekali pikirnya.
“bahkan aku dan Jungkook melewatkan
sarapan karena kami sama-sama telat” jawab Hyun Jie sekenanya.
“hah ? lalu ? apa adikmu tidak akan
terkena maagh karena tidak sarapan ?” tanya Sehun. Hyun Jie menggeleng.
“ani, sekarang juga pasti dia
sedang makan di kantin sekolahnya” tebak Hyun Jie. Sementara itu Jungkook di
sekolahnya.
“hey ini sudah jam berapa ? kenapa
kau tidak segera masuk kekelasmu anak nakal ?” tanya seorang ajjushi yang
merupakan salah satu cleaning service sekolahnya itu.
“sebentar lagi ajjushi, aku sedang
menikmati sarapanku” jawab Jungkook sambil lanjut makan bulggogi nya.
“aku teringat dengan seorang murid
wanita yang kelakuannya dulu sama sepertimu saat ini” kata salah seorang
ajjhuma yang merupakan penjual makanan di kantin.
“itu pasti Kim Hyun Jie noona”
jawab Jungkook yang masih asik dengan sarapannya.
“iya, gadis berambut pirang yang nakal
itu. bagaimana kabarnya sekarang ya ?” ajjhuma-ajjhuma di kantin itu jadi
membicarakan Hyun Jie. Jungkook tidak perduli dengan obrolan para ajjhuma
disana yang dia perdulikan saat ini adalah dia harus segera menghabiskan
sarapannya agar dia bisa segera menuju kelasnya. Sementara itu Hyun Jie dan
Sehun ...
“Hatsyii-hatsyii-hatsyii-ha-ha-hatsyii
...” Hyun Jie bersin. Dan itu membuat Sehun tertawa keras. Bagaimana tidak, suara
bersin yang dikeluarkan Hyun Jie mirip suara kucing yang sedang bersin. Sangat
imut dan lucu.
“sialan !” umpat Hyun Jie kesal
karena daritadi dia ditertawakan pasien yang lebih muda darinya itu.
“caramu bersin lucu sekali. Seperti
kucing saja !” komen Sehun. Hyun Jie sudah gondok.
“siapa sih yang membicarakanku
pagi-pagi ?!” keluh Hyun Jie kesal. Sehun masih tertawa membuat Hyun Jie
semakin bete.
“berhentilah tertawa, Oh Se Hoon !”
“bagaimana aku bisa berhenti
tertawa sementara kau sendiri dari tadi membuatku tertawa dengan tingkah laku
anehmu itu. belum lagi caramu bersin itu. benar-benar menggemaskan” kata Sehun
jujur lalu tertawa ringan. Kedua pipi Hyun Jie merona. Entah dia senang atau
karena malu.
“eehhmm, Sehun ..” panggil Hyun Jie
lirih.
“ne ?” Sehun menatapnya.
“mau mengantarku ke kantin ?” tanya
Hyun Jie yang justru membuat Sehun makin gencar tertawa.
“wae ?” tanya Hyun Jie bingung.
“arasseo. Aku juga belum sarapan
karena hari ini susterku datang terlambat” jawab Sehun. Ia tertawa sampai
wajahnya memerah.
“hehe, baiklah. Sebelum ke kantin
kita ambil dulu sarapanmu” ajak Hyun Jie. Yeoja itu kemudian mendekati kursi
roda Sehun dan mendorongnya.
“aku ingin makan Pizza” kata Sehun
saat keduanya tengah melewati lorong menuju dapur rumah sakit.
“serius ?” tanya Hyun Jie.
“uhm, sudah lama aku tidak
memakannya” jawab Sehun.
“kau mau Pizza dengan topping apa
?” tanya Hyun Jie. Sontak Sehun terkejut dengan tawaran Hyun Jie.
“benarkah kau akan memesannya ?”
tanya Sehun dengan mata berbinar. Hyun Jie tertawa kecil dan mengangguk.
“yeeeeeey !!” pekik Sehun senang
seraya mengepalkan kedua tangannya di udara. Berteriak dengan senang membuat
Hyun Jie terkekeh geli.
“aku mau Pizza dengan topping keju
dan segelas bubble tea rasa cokelat !” jawab Sehun penuh semangat.
“oh ? kau suka bubble tea ?”
“ne, aku sangat menyukainya. Bagiku
bubble tea adalah separuh nyawaku”
“berlebihan sekali, baiklah, bubble
tea cokelat dan satu Pizza dengan topping keju” ujar Hyun Jie seraya mengirim
pesan text kepada temannya melalui Handphonenya.
“berarti hari ini aku tidak makan
makanan rumah sakit ? asiiik” seru Sehun gembira. Hyun Jie hanya tersenyum
tipis.
“baiklah, lebih baik kita berlatih
jalan di taman saja, bagaimana ?” tawar Hyun Jie dan Sehun pun mengangguk.
“arasseo, kajja” ajak Hyun Jie dan
mereka pun pergi menuju taman belakang rumah sakit.
“sepi sekali disini” ujar Sehun
seraya melihat sekeliling taman.
“tentu saja, karena pasien maupun
orang rumah sakit tidak akan mau menjamah tempat ini” jawab Hyun Jie. Sehun
menoleh kearahnya.
“maksudmu ?”
“taman ini bukan milik rumah sakit.
Hanya taman terbengkalai. Tapi saat aku pertama kali kerumah sakit, itu karena
aku menemukan taman ini”
“bagaimana bisa ?”
“kau tau ? saat SMA dulu aku sangat
bandel dan nakal. Dan aku sering ikut tawuran antar sekolah. saat itu genk ku
sempat dikejar polisi karena kami terlibat tawuran yang lumayan parah dengan
SMA elit didekat sekolahku dulu. Jadinya saat itu kami kabur sendiri-sendiri
dan aku malah terjebak di taman ini. Berlari dari gang ke gang, memanjat
beberapa tembok dan pagar. Kau lihat tembok diujung sana ? tembok itulah yang
membawaku kemari” jelas Hyun Jie.
“kau ? ikut tawuran ? serius ?”
Sehun terkejut dengan cerita dari yeoja disebelahnya itu. dia tidak menyangka
bahwa suster cantik yang merawatnya itu adalah mantan anak berandalan.
“ya, aku tau aku tau. Wajahku sangat
tidak mendukung untuk menjadi berandalan. Benarkan ?” tebak Hyun Jie dan Sehun
hanya mengangguk.
“dulu aku berpikir bahwa selama aku
hidup sendiri tanpa kedua orang tuaku aku bisa melakukan hal yang kusuka.
Bermain dan bermain sepuasnya. Bertemu mereka adalah suatu keberuntungan karena
merekalah yang mengajariku berbagai pengalaman dalam hidup. Hey, sebenarnya
tidak buruk menjadi seorang berandalan.” Kata Hyun Jie.
“apa kau anak tunggal ?” tanya
Sehun lagi.
“ne, tapi aku punya seorang eonnie
sepupu yang pernah tinggal bersamaku. Karena dia sibuk dengan karirnya jadi dia
memutuskan tinggal sendiri di apartemennya.” Jawab Hyun Jie Sehun hanya tersenyum kecut.
“kenapa Sehun ?” tanya Hyun Jie
yang menyadari perubahan mimik wajah Sehun.
“tidak apa”
“kalau ada yang ingin kau
ceritakan, katakan saja padaku. Aku akan mendengarkan” kata Hyun Jie. Sehun
menarik nafas dan menghembuskannya pelan.
“sejujurnya aku sering di bully
disekolah. Dan aku bukan orang yang suka kekerasan dan posisiku saat itu
hanyalah murid pindahan. Jadi aku hanya diam saja. tapi suatu hari mereka
berbuat sesuatu yang benar-benar merubahku. Aku hanya tidak ingin melukai
siapapun. Tapi karena mereka, aku harus berurusan dengan polisi dan kedua orang
tuaku marah besar. Karena itulah aku menjadi seorang anak yang pembangkang. Dan
kecelakaanku 2 minggu lalu, itu karena aku sedang bertaruh dengan salah satu
dari mereka. Kami sedang mengadakan balapan liar untuk memperebutkan posisi
Kingka” cerita Sehun panjang lebar.
“apa kau pernah menggunakan narkoba
atau sejenisnya ?” tanya Hyun Jie.
“tidak”
“minum minuman beralkohol ?”
“hanya Soju”
“merokok ?”
“satu kali seumur hidupku”
“hmm ... kebiasaan burukku yang
susah kuhilangkan sampai sekarang adalah merokok” jawab Hyun Jie dan Sehun
membelalakkan matanya.
“kau .... merokok ?” tanya Sehun
tidak percaya.
“aku perokok aktif dulunya tapi
karena ada Jungkook aku jadi sedikit mengurangi kebiasaanku itu. dan karena
tugasku adalah sebagai seorang perawat jadinya aku jarang merokok”
“kau itu wanita apa bukan sih ?”
gumam Sehun.
“hey bukankah kita akan belajar
berjalan ?”
“ya, tolong, bantu aku berdiri”
jawab Sehun. Hyun Jie tersenyum dan membantu Sehun berdiri. sesekali memopang
tubuh Sehun saat namja itu akan terjatuh duduk.
“hari ini kita harus melatih kakimu
untuk kuat memopang tubuhmu sendiri” kata Hyun Jie masih membantu Sehun belajar
berdiri.
“kau tau, aku serasa menjadi
seorang bayi yang sedang belajar berdiri” ucap Sehun.
“hahaha, tentu saja, kau adalah
bayi besar”
“terima kasih” jawab Sehun kesal
dan Hyun Jie tertawa geli.
“kakiku sakit” keluh Sehun.
“memang seperti itu, abaikan saja,
justru semakin sakit kau akan semakin kuat memopang tubuhmu sendiri”
Sehun
hanya menurut dan dia benar-benar berlatih. Meski sering mengeluh dan Hyun Jie
hanya memberi respon yang sama, Sehun mulai berpikir kalau ucapan Jungkook
waktu itu benar. Hyun Jie adalah suster yang kejam. Tak terasa mereka telah
menghabiskan waktu hingga 3 jam disitu.
“ngomong-ngomong kok Pizzanya belum
datang ya ?” tanya Sehun dan sontak Hyun Jie teringat HP nya. Ia segera
memeriksa HP nya dan dia terkejut melihat layar ponselnya. Terdapat lebih dari
100 panggilan masuk dan pesan dari orang yang sama. Sontak Hyun Jie pun
mengabaikan Sehun dan menelpon seseorang.
“yeoboseyeo ? oppa ? eodiga ?”
“seharusnya
aku yang bertanya, dimana kamu ?”
“hehe, aku ada ditaman sebelah
barat rumah sakit”
“jeongmal
paboya !! aku menunggumu selama 3 jam sampai berjamur dan kau tidak bilang kau
ada disana ? kau bosan hidup huh ?”
“ehhmm, mianhae. Aku sedang
mengajari pasienku oppa” ucap Hyun Jie dengan nada memelas. Sehun hanya
mendengarkan obrolan mereka dari jauh.
“huh,
merepotkan saja !”
“lalu Pizza dan bubble tea ku
bagaimana ?”
“kau
beli saja sendiri !” jawab lawan bicara Hyun Jie ketus.
“yak oppa ?! jebbal ...”
“aniya
!”
“kalau oppa tidak menuruti
permintaanku, jangan harap oppa bisa bertemu lagi denganku !” ancam Hyun Jie
dengan raut wajah kesal. Sehun hanya tersenyum melihatnya.
“mwoya
? jangnan aniya ? beraninya kau mengancamku ?”
“bodoh ! yasudah, aku akan
beritahukan ke Hyun Na kalau oppa-“
“baiklah
baiklah ! huh ! kau selalu membawa namanya !” kesal
di penerima telpon. Hyun Jie tersenyum senang karena berhasil menang dari lawan
bicaranya.
“kutunggu di kamar nomor 357 ya
oppa, annyeong”
“ne~
annyeong”
“Kajja Sehun, kita kembali ke kamar
seraya menunggu pesanan kita datang” ucap Hyun Jie senang seraya mendorong
kursi roda Sehun.
“ne, kajja” jawab namja itu. saat
mereka kembali kerumah sakit dan melewati lorong salah satu rumah sakit, mereka
berpapasan dengan seorang pria tinggi berwajah tampan dan berambut pirang dari
arah berlawanan dan itu membuat Hyun Jie maupun namja itu menoleh satu sama
lain.
“sepertinya aku kenal” ucap
keduanya dalam hati lalu kembali melanjutkan perjalanan ketempat tujuan
masing-masing.
“selamat siang ibu~” sapa pria
tampan itu pada seorang yeoja berumur sekitar 50-an yang sedang terbaring lemah
disalah satu bangsal rumah sakit tersebut.
“selamat siang, Yi Fan” balas ibu
pria bernama Yi Fan itu.
“baiklah, apa kau suka musik ?”
tanya Hyun Jie pada Sehun sesaat setelah Hyun Jie membantu Sehun berbaring di
ranjangnya.
“ya, tentu” jawab Sehun.
“ingin mendengarkan lagu apa ?”
tanya Hyun Jie.
“barat saja” pinta Sehun.
“baiklah” jawab Hyun Jie dan dia
menyambungkan ponselnya dengan kabel speaker yang ada diruangan itu dan mulai
menikmati musiknya sambil sesekali bernyanyi.
We're under pressure,
Seven billion people in the world trying to fit in
Keep it together,
Smile on your face even though your heart is frowning
But hey now, you know, girl,
We both know it's a cruel world
But I will take my chances
As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)
Seven billion people in the world trying to fit in
Keep it together,
Smile on your face even though your heart is frowning
But hey now, you know, girl,
We both know it's a cruel world
But I will take my chances
As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)
Dan
Sehun tidak akan melupakan bahkan menghapus memorinya tentang potret wajah
cantik yeoja yang sedang menyanyikan lagu disudut lain ruangannya dengan mata
terpejam dan senyum yang menawan. Sungguh, dia akan selalu mengingat wajah yang
begitu mempesona dan membuat jantungnya berdegup kecang seperti sekarang.
“permisi ...” terdengar suara
seseorang yang sedang mengetuk pintu diluar. Hyun Jie mengehentikan
senandungnya dan berjalan menuju pintu.
“oppa !” pekik Hyun Jie senang saat
tau siapa yang datang. Sehun hanya terdiam karena dia penasaran siapa namja
yang sudah membuat susternya berteriak histeris seperti itu.
“hey !” jawab namja itu balik.
“ayo masuk” ajak Hyun Jie dan Sehun
sempat tertegun melihat siapa namja yang dipanggil oppa oleh Hyun Jie.
“Minseok Hyung ?” tanya Sehun tidak
percaya. Sementara itu namja yang dipanggilnya membelalakkan matanya tidak
percaya.
“Sehun ?” ucapnya balik.
“loh kalian saling kenal ?” kali
ini giliran Hyun Jie yang bingung.
“tentu saja, dia kan kakak
sepupuku” jawab Sehun dan Minseok hanya mengangguk.
“dunia sempit sekali ternyata”
jawab namja bernama lengkap Kim Minseok itu.
“lalu, bagaimana bisa kau mengenal
Xiumin-nama keren Minseok- hyung ?” tanya Sehun.
“pria inilah yang membuatku
mengenal dunia berandalan” jawab Hyun Jie santai yang dihadiahi sebuah
rangkulan maut pada lehernya dari Minseok.
“dia ini adik kelasku yang paling
paling kusayang” jawab Minseok masih merangkul leher Hyun Jie posesif.
“hentikan oppa, kata-katamu barusan
sangat menjijikkan !” bentak Hyun Jie seraya mencoba melepaskan rangkulan
Minseok.
“hyung tidak tau kalau kau dirawat
disini, Sehunna. Hyung pikir kau dibawa ke Jerman oleh Oh ajjushi.”
“ani hyung, orang tuaku tidak tau
kalau aku kecelakaan. Hehe” jawab Sehun tanpa dosa.
“mwo ????” pekik Hyun Jie dan
Minseok bersamaan.
“apasih ikut-ikut !” omel Hyun Jie.
“kamu yang ikut-ikut !” balas
Minseok.
“nan baegopa !” keluh Sehun.
Minseok kemudian menunjukkan beberapa barang bawaannya.
“ini, kau memesan pizza dan bubble
tea kan ? awalnya hyung curiga kenapa si boneka setan ini memesan bubble tea karna
biasanya dia akan minta dibawakan beberapa botol soju”
“enak saja ! aku sudah jarang
meminumnya !” bela Hyun Jie. Gadis itu langsung mengambil satu cup bubble tea
rasa green tea yang sebenarnya milik Minseok.
“itu milikku !” pekik Minseok tidak
terima.
“kalau sudah ditanganku berarti ini
milikku” jawab Hyun Jie enteng. Sehun hanya terkekeh melihat kelakuan dua orang
dihadapannya. Dia menikmati bubble tea rasa cokelatnya dengan menonton adegan
drama langsung dihadapannya.
“enak saja ! milikmu kan rasa cokelat
!”
“aku maunya green tea ! kenapa kau
bawel sekali sih ?!”
“kau menyebalkan !”
“kau lebih menyebalkan !”
“dasar boneka setan !” ejek
Minseok.
“enak saja ! dasar pedofil !” balas
Hyun Jie tidak mau kalah.
“kau xantofil !”
“dasar pendek !” Hyun Jie memukulnya
telak. Minseok terlihat geram dan akan membalas sebelum Sehun memotong adegan
pertengkaran layaknya anak kecil dihadapannya itu.
“kalian seperti anjing dan kucing
saja”
“DIA ANJINGNYA !!!” pekik Hyun Jie
dan Minseok bersamaan sambil menunjuk satu sama lain. Sehun hanya menggelengkan
kepalanya.
“kenapa mereka se absurd ini sih ?”
batin Sehun prihatin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar