Senin, 18 Agustus 2014

The Spy Next Door (Chapter 7)



Title                 : The Spy Next Door
Title chapter    : Heart Attack
Author             : Kim Hyun Na a.k.a Fidya Amelia
Main cast         : Huang Zi Tao, Kim Hyun Na, Kim Jongin, EXO Member, Kim Hyun Jie
Genre              : Action, Friendship, Romance, Fantasy
Length             : Chaptered
Disclaimer       : famelia28.blogspot.com

“Jantung. Iya, jantung! Kristal pada jantungnya yang menuntunnya untuk membawa kita ke sini.”, Chen meyakinkan jawabannya pada Kai.
            “Lalu, apa yang harus kita lakukan?”, tanya Kai.
            “Suruh semua pasukan ke sini! Dan kita akan melakukan ritual tersebut di sini.”

Chapter 7

            “Ne!”, Kai menyetujui dan langsung melaksanakan tugasnya.

*****

Hyun Na POV
            Hari masih belum gelap tetapi Namsan Tower sangat teramat sepi. Hari ini begitu terasa teramat panjang sepanjang sejarah hidupku. Banyak hal yang tak bisa dapat diterima logika. Terpojokkan bersama pot-pot bunga di sekelilingku membuatku tampak seperti mannequin toko Trubus. Aku terus berpikir, apakah mereka tahu keberadaanku? Jika seperti kata Chen bahwa kristal pada jantungku yang memerintah hal ini, apakah twinnieku juga bisa merasakan keberadaanku? Tapi, tapi, jantung hanya memberi rasa bukan pesan logika. Lalu bagaimana caranya mereka tahu lokasiku sekarang?
            Aku bertopang pada frontalku untuk mencari cara agar bisa melarikan diri atau mengirim pesan bahwa aku ada di Namsan Tower. Aish, mengapa tak ada alat yang bisa digunakan untuk komunikasi, sih? Ponsel rusak pula. Ah aish!
            Selagi Kai dan orang disebelahnya yang kurasa namanya Chen tersebut sedang mengumpulkan pasukannya. Tak tahu kapan tiba-tiba orang-orang dengan pakaian yang aneh menurut pandanganku tersebut sudah berkumpul. Dan tanpa seijinku, selang beberapa detik atau menit tiba-tiba sudah ada dua orang aneh berada di hadapanku untuk mencegahku kabur. Mereka semua berlalu lalang tanpa aku ketahui apa yang sedang mereka kerjakan.
Kini aku mencari pandangan lain. Entah mengapa aku terus memandangi tanaman yang ada disekitarku. Mereka sama terpojoknya denganku. Rasanya pandanganku tersedot pada tiga tanaman disampingku. Ada yang aneh. Tak ada angin atau musik atau apapun, dedaunan tersebut seperti bergoyang. Lembut sekali. Karena tak tahan karena gemas, aku menyentuh salah satu daun tersebut. Lalu beberapa daun gugur. Aku langsung terjingkat karena terkejut.

         Kedua orang yang menjagaku refleks menoleh ke arahku dan mencari tahu apa yang terjadi. Aku berusaha menutupi keterkejutanku pada tanaman tersebut. Akhirnya mereka berdua mengalihkan pandangannya seperti semula yaitu membelakangiku. Walau aku tidak diikat atau diborgol, tetap saja seperti tak ada celah untuk kabur. Orang-orang setinggi hampir dua meter membuatku ciut untuk melarikan diri.
Pandanganku terarah lagi pada tanaman tersebut dan baru saja menoleh, dedaunan yang gugur tersebut langsung menyapaku. Mwo? Mereka melayang dan tampak seperti membungkuknya manusia saat memberi salam. Aku yang sedang kebingungan hanya membalas dengan senyum yang terkesan seperti seringaian. Oh, sekarang apa lagi? Apa aku sedang tertidur di siang bolong hingga membawaku sampai sejauh dan selama ini?
“Anda dapat menyuruh kami mengirimkan pesan ke teman-teman Anda. Dengan senang hati kami melayani Anda!”, aku agak terjingkat mendengar tanaman tersebut mengatakan hal tersebut. Anehnya hanya aku yang mendengarnya. Kedua penjaga tersebut tampak tak mendengar apapun yang diucapkan tanaman tersebut.
“Arasso! Tapi bagaimana kalian akan melakukannya?”, aku hanya mengucapkan dalam hati. Dan mereka membalasnya.
“Anda adalah pemilik kekuatan flora dan fauna berkat kristal di jantung Anda. Seperti kata Anda, bahwa jantung hanya mengirim rasa. Oleh karena itu, hamba menjelaskannya pada Anda agar bisa menjadi pesan pada otak Anda. Penerima kristal satunya, lebih tepatnya teman Anda memutuskan untuk memiliki kekuatan pengendali pikiran. Kristal dan inang tubuh yang ditempatinyalah yang menentukan kekuatan tersebut.”, tanaman yang berada pada sudut ruangan berbicara menjelaskan dengan hati-hati dan penuh rasa tunduk. Aku tertegun mendengarnya. Kami berbicara melalui kontak batin.
“Mengapa kalian seperti ini? Aku tidak nyaman jika kalian menganggapku seperti majikan atau pemilik kalian. Oh ya, mengapa aku bisa memilih kalian? Apa aku benar-benar menyukai flora fauna? Aku memang suka tapi aku juga belum bisa memahami kalian sepenuhnya. Apa karena hal itu kalian memutuskan untuk setuju menjadi bagianku agar aku bisa lebih memahami kalian?”, tanyaku ingin tahu.
“Anda sangatlah benar. Seratus daun untuk Anda!”, tanaman tersebut menjawab dan langsung disusul riuhan tepuk tangan seluruh tanaman yang memenuhi puncak Namsan Tower layaknya bergoyang karena hembusan angin. Hal ini tentunya seperti hanya aku yang dapat mendengar mereka. Tak tahu halusinasi apa, aku ikut tersenyum setelah raut wajahku yang sedari tadi kalut tak menentu.
“Baiklah, kami sesegera mungkin menyampaikan pesan sekaligus permintaan bantuan kepada teman Anda. Kepada pemilik kristal jantung tersebut, ‘kan? Dan juga kekasih Anda, Tao? Oke, kami berangkat! Seratus daun siap? Kajja!”, tampak seperti pemimpin pasukan daun, ia memberi perintah dan langsung cabut dan tampak semut-semut juga langsung berbaris rapi menyusuri tepi dinding.
“M-mwo? Mengapa kalian bisa bilang jika Tao kekasihku? Hey, hey! Kalian mau main kabur denganku? Ish, padahal sebelumnya kalian masih tampak hormat padaku dan baru saja aku katakan untuk tidak terlalu formal padaku, kalian sekarang berulah. Aish!”
“Dan sekarang, kalian para semut datang dari dan akan pergi ke mana?”, tambahku.
“Rumah kami ada di dinding itu. Dibalik pot yang ada di tengah tersebut. Dan kami akan mengirim pesan. Kami akan menghubungkannya lewat burung, kupu-kupu, lebah, dan hewan terbang lainnya. Semangat untuk kami! Sampai jumpa!”, aku melihat seekor semut yang sedang tidak berada pada formasi menghadapku. Kurasa dia yang berbicara. Aku mendengarkan setiap penjelasannya dengan rinci.
Setelah ia mengakhiri percakapan dan masuk barisan bersama semut-semut lainnya, refleks aku menolehkan kepalaku ke belakang mencari rumah semut seperti yang dikatakannya dan tepat dimana saat aku menoleh, aku terkejut. Aku tak bisa menahan suaraku lagi. “Huwaa! Banyaknya semut!,” aku agak berteriak dan berjingkat-jingkat kecil sehingga membuat semua orang menatapku bingung. Aduh! Mengapa semut yang baru aku tengok bisa kocar-kacir tak membentuk barisan? Jangan mengerubungiku begini! Aku bukan gula. Kalian membuatku takut kalau begini caranya.
“Jangan injak kami! Maafkan kami bila membuat Anda ketakutan. Mereka masih muda dan belum tahu. Maafkan kami!”
“Hey, kalian! Jangan mengerubungi pemilik kekuatan flora fauna. Cepat menyebar ke barisan yang tersedia!”, lanjut semut yang berbicara tersebut langsung tegas kepada anak buahnya.
“Hey, mengapa membuat kebisingan? Kau ingin mempercepat ritual? Apa kau yakin sudah siap?”, penjaga tersebut juga mengejutkanku.
“Ada apa ini ribut-ribut? Sudah, bawa dan ikat dia di atas meja besar itu!”, ada penjaga lagi yang datang dan memberi perintah yang membuatku membelalakkan mataku mengetahui tempat yang akan digunakan mereka untuk ritual. Begitu mendengar perintah, kedua penjaga yang tadi menjagaku langsung menyeretku dan menarik paksa diriku.
“Andwae! Lepaskan aku! Lepaskan!”, aku berteriak meronta-ronta.
Aku menoleh ke belakang ke tempat awalnya tadi aku disekap tanpa sekap. “Nado mianhaesso. Nan molla. Tolong aku! Kumohon!”, aku menatap nanar dan penuh permohonan kepada semut-semut juga tanaman tadi yang berusaha membantuku. Aku masih memerlukan bantuan lagi. “Maaf sekali lagi!”. Sebelum akhirnya aku tak bisa melihat tanaman juga semut tadi karena terhalang orang-orang setinggi hampir dua meter dengan penampilan mengerikan yang mulai mengerubungiku.
“Andwae! Andwae! Mengapa kalian lakukan ini padaku? Lepaskan aku!”, aku masih berteriak meronta-ronta untuk melepaskan diri dari cengkraman mereka yang mana hasilnya adalah nol besar. Hingga akhirnya aku telah diikat kaki juga tangan dengan posisi tidur di atas sebuah meja besar yang ukurannya melebihi tinggi dan lebar tubuhku. Tak terasa aku telah menitikkan air mata dan masih ingin berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikatku ini. Usaha yang kulakukan ini adalah sia-sia. Air mataku tak henti-hentinya keluar.

*****

Tao POV
            Aku menyipitkan mataku dengan intens. Melihat dari kejauhan ada yang melaju sangat cepat tapi yang kuyakin itu bukanlah sesuatu yang berukuran besar layaknya helikopter yang kami naiki ini. Ya, helikopter tempur ini khusus dirancang oleh Luhan Hyung. Benar-benar hebat. Benda yang melesat cepat itu masih terus mengarah ke kami.
            “Hyung! Apa itu di sana? Apa itu misil? Jika iya, apa beast menyerang kita lewat udara?”, cepat-cepat aku memberitahu hyungdeul untuk melakukan antisipasi.
            “Misil? Tapi itu tak terlihat di radar. Benda apa itu?”, Luhan Hyung yang mengendarai helikopternya langsung bersiaga.
            “Kurasa itu bukan misil. Itu adalah hewan yang terbang. Seperti elang. Mengapa mengarah ke kita? Bwa! Dia mengurangi kecepatannya.”, tunjuk Suho dengan diikuti agen lainnya untuk ikut melihat burung elang tersebut.
            “Apakah hewan itu milik beast?”, tanya Lay ingin tahu.
            “Entahlah. Yang penting, siapkan senjata kalian! Siagakan diri kalian!”, perintah Suho langsung dilaksanakan agen-agennya.
            “Anda yang bernama Tao ‘kan? Ada pesan dari kekasih Anda, Kim Hyun Na. Mereka akan segera melaksanakan ritual di Namsan Tower. Jadi, tolong untuk segera sampai di sana! Hyun Na sangat membutuhkan pertolongan. Ia telah diikat di meja ritual. Pasukan setinggi hampir dua meter dengan pakaian aneh dan mengerikan telah bersiap untuk ritual.”, burung elang yang tampak didengar telinga seperti suara kicauan burung elang pada umumnya namun kami bisa tahu apa artinya. Aneh juga! Ini pertama kalinya aku bertemu hewan yang bisa kumengerti arti bahasanya. Ya, karena aku belum pernah tahu ada pemilik kekuatan fauna. Tunggu! Bukankah tadi ada pesan dari tanaman? Apa Hyun Na memiliki dua kekuatan flora dan fauna? Tunggu lagi, apa yang baru dia katakan?
            “Chakkam! Kekasih? Mwoya? Kami bahkan belum pacaran. Dan mungkin kami masih sering bertengkar. Siapa yang mengatakan hal itu? Dan lagi, apa benar ini pesan dari Hyun Na? Kau tidak sedang menipu kami ‘kan? Kau bukan suruhan beast ‘kan?”, jawabku agak kesal walau kuakui jantungku ikut berdebar saat dengannya bahkan mendengar namanya pun juga masih.
            “Masih belum? Wah, berarti kau akan jadian? Jangan lupa PJ, ya!”, kali ini aku menatap Xiumin Hyung dengan mata gangsterku. Xiumin Hyung yang melihat tatapanku langsung kembali ke posisi duduknya semula.
            “Maaf, tapi semua hewan dan tanaman mengatakan itu dari pemilik kekuatan kami yaitu Kim Hyun Na. Dan, selamat berjuang!”, burung elang tersebut lalu menghentikan posisinya untuk tidak meneruskan kegiatannya terbang sambil mengikuti helikopter ini.
            Sepertinya ada yang sedari tadi berteriak. Memang, kami sedang mengudara. Jadi, bicara pun harus butuh tenaga dengan berteriak. Terlebih ini helikopter tempur yang tak ada pintu penumpangnya. Kami yang ada di bangku penumpang lantas mencari asal suara yang ternyata dari Luhan Hyung yang berada di kursi pilot. Suho Hyung yang menjadi co-pilot hanya memandang kami kesal karena tak menggubris pilotnya tersebut.
            “Kita sudah hampir sampai. Karena tak ada heliport di puncak menara, jadi kalian akan turun lewat tangga tali. Bersiaplah! Aku akan mulai proses transmisi untuk membuat helikopter ini transparan dan kedap suara. Cepat!”, perintah Luhan Hyung sebagai pilot kami.
            “Lalu bagaimana denganmu, Hyung?”, tanya Lay.
            “Aku dan Suho akan menyusul. Cepat! Ok, ini dia! Ready! Set! Go!”, aba-aba dari Luhan Hyung telah terkumandang begitu tiba di pertengahan ketinggian Namsan Tower. Kami bertiga menuruni tangga tali dari helikopter lalu merayap di tembok menara untuk bisa sampai di puncak menara tanpa ketahuan. Tentu kami telah membawa alat-alat yang kami perlukan untuk berperang. Kami sedang melaksanakan strategi kami.

*****

Normal POV
            “Apakah Anda sudah siap, Yang Mulia?”, tanya beast dengan tubuh Kai EXO.
            “Tentu saja aku siap. Aku sudah menanti ini seumur hidupku.”, jawab Raja Beast dengan tubuh Chen EXO.
            “Oke, aku masih baik padamu. Kau masih diberi pilihan. Ingin cepat atau lambat? Yang ini, kau tak akan merasa apapun, tapi kalau ini kau bisa tahu bagaimana rasanya. Jadi, yang mana? Silakan dipilih!”, beast dengan tubuh Kai tersebut menyunggingkan senyum devil kebanggaannya.
            “Jika itu yang kau mau, aku lebih memilih Propofol daripada Amytal.”, entah yang Hyun Na katakan itu sungguh-sungguh atau tidak, ia tampak berani mengatakannya.
            “Sayangnya aku lebih suka Amytal Sodium. Jadi sebelumnya aku bisa melakukan wawancara kepadamu. Amytal saja, ya!”, pinta beast tersebut dengan senyumnya lagi sambil menyiapkan suntikan Amytal Natrium atau Amytal Sodium.
            “Maka aku tak akan menjawab apapun pertanyaan darimu”, jawab Hyun Na lagi seperti tanpa ada rasa takut.
            “Apa kau yakin?”, tantang beast tersebut.
            “Apa yang kau lakukan bermain dengan ilmu kedokteran? Bukankah kita bermain dengan ilmu sihir?”, tanya Raja Beast kepada kaki tangannya tersebut.
            “Tidak apalah, Tuan. Saya hanya ingin menghemat kekuatan sihir saya. Manusia ternyata hebat bisa membuat alat-alat semacam ini tanpa adanya sihir.”, jawab kaki tangan Raja Beast dengan sok akrab kepada tuannya.
            “Bukankah kita juga manusia? Kita bukan dari planet lain. Baik, terserahmulah! Yang penting lakukan saja pemindahan kristal Black Pearl-nya! Ppali! Aku sudah tak sabar menambah kekuatanku ini. Hahahahaha.....”, Raja Beast menanggapi anak buahnya enteng.
            Raja Beast bertubuhkan Chen yang juga berbaring di atas meja yang berbeda di samping  Hyun Na lalu mempersiapkan dirinya dengan berkonsentrasi penuh serta sesekali mengucapkan mantra-mantra yang Hyun Na yakini itu adalah hal buruk untuk keselamatam dirinya meski ia tak tahu apa artinya. Namun di balik itu, Hyun Na ternyata mulai mengaksikan kemampuan flora faunanya. Setidaknya ia berusaha sekalian belajar cara memfungsikan kekuatannya. Karena ini adalah kali pertamanya dianugerahi kekuatan supranatural yang tak pernah ia duga sebelumnya.
            Di lain sisi, Kai yang masih dirasuki Beast mulai menyadari sesuatu yang seharusnya jangan terjadi dahulu. Sulur-sulur lembut tanaman mulai menjalar ke setiap sudut ruangan. Yang dirasa Beast ini sepertinya para beast lain tidak terganggu akan datangnya tanaman liar merambat secara tiba-tiba. Atau mungkin mereka tak menyadari sejentik kejanggalan yang bisa merusak ritual. Beruntung Beast yang memilih tubuh Kai, setidaknya Beast ini bisa memanfaatkan kemampuan Kai yang begitu hebat dan cekatan. Dengan sigap, Beast ini memulai wawancara Amytal dengan Kim Hyun Na.
            “Kurasa, kau sudah mendapatkan kekuatanmu berkat kristal tersebut. Tahu begitu, kemarin sepulang sekolah seharusnya aku sudah mengeksekusimu tanpa perlu berbasa-basi menanyakan hal yang tak perlu pada Tao hingga membuatku babak belur seperti ini. Hupft! Oh ya, dimana Tao? Apa teman-temanmu tak ada yang menengokmu? Padahal wawancara sudah akan dimulai! Baiklah, kita lihat bagaimana ratingnya walau hanya dengan penonton beast. Ok, apa kau siap? Mari mulai!”, Beast dengan tubuh Kai ini sedari tadi berbicara kepada Hyun Na. Namun gadis itu hanya bungkam sehingga seolah-olah Beast ini berbicara dengan boneka karena tak ada tanggapan sama sekali dari kalimat panjang yang telah ia lontarkan.
            Dengan dengusan yang terdengar keras, Beast dengan tubuh Kai langsung mulai untuk menyuntikkan Amytal Sodium ke lengan kiri Kim Hyun Na. Saat hampir akan ditancapkan jarum suntik tersebut dengan hanya tinggal berjarak satu sentimeter dengan permukaan kulit lengan Hyun Na, sulur tanaman yang tadinya masih berada di sudut ruangan kini telah merambat hingga ke meja kayu tempat Hyun Na berbaring dan langsung menepis tangan Kai yang sedang memegang jarum suntik. Sempat terkejut atas apa yang baru dilakukan gadis tersebut, namun usaha gadis tersebut untuk menjatuhkan jarum suntik tersebut gagal. Beast bertubuh Kai sangatlah kuat. Ia bahkan memegang jarum suntik tersebut dengan hati-hati hingga tidak ada kejadian jatuh seperti yang diinginkan gadis tersebut.
            “Hmhm... apa yang kau lakukan? Apa kau ingin menunggu teman-temanmu untuk menonton acara Talk Show Amytal? Waktu tetaplah waktu. Tao bahkan tak akan mungkin menghentikan waktunya sekarang untuk menunda acara ini. Jadi, jangan berulah!”, Beast bertubuh Kai langsung dengan tangannya yang kuat mencengkeram lengan Hyun Na agar tidak meronta-ronta dan menancapkan suntikan Amytal dan seketika itu juga Amytal Sodium tersebut bekerja dan membuat tubuh Hyun Na lemas. Seperti anak buah yang menurut pada bosnya, sulur-sulur tanaman yang tadinya ikut berusaha menjatuhkan jarum suntik ikut lemas seperti pemilik kekuatan flora fauna tersebut.
            “Hah... akhirnya! Tak ada untungnya kau meronta-ronta. Aku masih lebih kuat darimu.”, Beast bertubuh Kai tersebut akhirnya lega bisa menjinakkan korbannya.

*****

            “Hyun Jie, gwaenchanayo? Kau tampak berkeringat sekali.”, tanya Sehun yang khawatir melihat keadaan Hyun Jie saat ini.
            “Ah! Iya. Mengapa panas sekali ya hawanya? Apa kau tidak merasa kepanasan?”, tanya Hyun Jie balik.
            “Tidak. Kurasa sudah cukup dingin di sini. Apa perlu aku kurangi suhu AC-nya?”
            “Boleh.”, Hyun Jie masih mengipas-ngipasi wajahnya dan sesekali mengelap keringatnya dengan tangannya.
            “Bagaimana? Menurutku ini sudah sangat dingin.”
            “Iya, ini sudah cukup dingin. Tapi aku masih berkeringat. Tak biasanya aku seperti ini.”
            Sehun yang bingung melihat gadis yang sedari tadi dijaganya tersebut kewalahan. Ia ikut mengipasi Hyun Jie dengan kertas seadanya yang ia dapatkan di ruangan mereka berada. Mereka masih berjaga di markas. Anggota lain masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hanya Sehun yang masih setia menemani Hyun Jie.
            “Hyun Jie, mengapa kau semakin dingin?”, saat Sehun mengecek suhu Hyun Jie di keningnya, ia semakin khawatir.
            “Benarkah?”, Hyun Jie hanya membalas dengan santai tanpa ada rasa khawatir sedikitpun pada keadaan dirinya.
            “Apa kau punya asma? Napasmu terdengar buruk.”, Sehun semakin khawatir melihat keadaan Hyun Jie yang belum juga membaik.
            “Aku tidak punya asma. Kurasa napasku baik-baik saja. Ehm... atau tidak, ya? Aku juga tidak tahu mengapa aku berkeringat dingin seperti ini. Aku tak punya riwayat sakit apapun. Tetapi, tiba-tiba aku kepikiran Hyun Na. Bagaimana keadaannya, ya? Apa hanya firasatku saja?”, Hyun Jie dengan keringat dinginnya masih bisa menjelaskan dengan tenang meskipun keadaannya buruk.
            “Argh! Arggh.....!”, tiba-tiba Hyun Jie menjerit sambil menekan dadanya dan membuat seluruh agen EXO menghentikan aktivitasnya karena kebingungan dan terkejut melihat Hyun Jie.
            “Hyun Jie! Apa yang terjadi? Mengapa tiba-tiba dadamu ikut sakit juga?”, Sehun semakin kebingungan dan tanpa terasa ia juga ikut berkeringat karena khawatir dan kewalahan akan Hyun Jie.
            “Kristalnya! Apakah Hyun Na juga mengalaminya? Apakah Chen dan Kai sedang berusaha mengambil kristal Black Pearl? Lalu bagaimana agen-agen lain yang ada disana? Kurasa ini pertanda bahwa kita harus ke sana sekarang.”, Chanyeol langsung mencelos atas yang terjadi pada Hyun Jie.
            “Tapi kata Suho, mereka sudah sampai dan jangan terlalu khawatir.”, kata D.O berusaha mencairkan suasana.
            “Aaarrgh!”, Hyun Jie bukannya berbicara dengan kata-kata, justru membuat semua agen kebingungan karena tidak ada Lay yang bisa menyembuhkan.
            “Benar. Kita harus ke sana.”, giliran Kris yang berbicara.
            “Tapi Hyung, bagaimana jika ini jebakan? Setidaknya ada juga yang menemaniku menjaga Hyun Jie dan markas. Salah satu di antara Kris Hyung atau Chanyeol Hyung yang boleh pergi. Karena kita tak ada yang bisa menggunakan kendaraan Luhan Hyung. Aish, seharusnya kita mempelajarinya lebih baik.”, dilanjutkan dengan keluhan Sehun.
            “Tapi aku sedikit bisa mengendarai helikopter NBO-105, NBell-412, Bolkow-105, dan MI 2. Setidaknya aku pernah mencobanya. Aku juga pernah mempelajari Pesud Nomad saat Luhan Hyung menunjukkan bomburst.”, D.O tak mau kalah menunjukkan keahlannya.
            “Jinjja? Kapan kau mempelajarinya? Diam-diam, dia sangat menakjubkan. Wow!”, Baekhyun yang sedari tadi bungkam tiba-tiba langsung menjatuhi D.O penuh tidak kepercayaan.
            “Mwo?”, D.O membalas dengan matanya yang belok sehingga tampak seperti melotot.
            “Karena Nbell sedang dipakai Luhan, kau yang pasti bisa dan yakin, yang mana?”, tanya Kris dengan menekankan kata ‘pasti bisa’ dan ‘yakin’.
            “Uhm... aku akan pakai MI 2. Setidaknya Baekhyun bisa menjadi co-pilotku. Bukankah kau pernah mempelajarinya juga? Dan Chanyeol juga bisa ikut. Dia mungkin lebih pintar dariku. Lagipula dia punya Phoenix untuk berjaga-jaga.”, jelas D.O dengan hati-hati.
            “Mwo? Tapi aku tidak yakin bisa. Kita bahkan belum pernah lepas dari kendali Luhan.”, balas Baekhyun ragu-ragu.
            “Sudah tidak apa-apa. Cepat atau lambat, kita semua pasti ke sana. Oleh karena itu, cepat beraksi dan berangkat. Hyun Jie sudah tak ada energi lagi untuk menunggu. Cepatlah, Hyung!”, Sehun memelas kepada hyungnya untuk segera membereskan semua perkara.
           “Ya sudah. Kajja! Mari kita selamatkan Hyun Na dan teman-teman kita!”, ujar Chanyeol penuh semangat.

*****

            Setibanya di puncak menara Namsan, Tao, Xiumin, dan Lay gerak cepat melumpuhkan seluruh pasukan beast yang berjaga di tiap sisi menara. Dengan cekatan mereka memumpaskan setiap pasukan yang menghalangi mereka. Dan dengan penuh ketangkasan pula sebisa mereka bergerilya tanpa ada rasa curiga dari pasukan yang berada di lain ruang dan sisi. Serta mereka berusaha untuk tidak mencelakai siapapun itu. Bagaimanapun juga mereka tak boleh menyakiti siapapun karena mereka nantinya tidak jauh berbeda dengan para beast jika saling melukai apalagi memusnahkan.
Tao dengan kungfu dan teknik akupunktur yang ia kuasai dari tempat tinggal asalnya di Cina mampu melumpuhkan musuh tanpa melukai siapapun. Xiumin dengan kekuatan frost membekukan serta Lay dengan senapan yang berisikan peluru bius yang mana artinya mereka menyerang secara sehat. Sempat kewalahan juga karena jumlah dan kemampuan beast yang tak bisa diremehkan. Meskipun mereka berusaha tidak menggoreskan luka sekecil apapun di tubuh mereka, tetap saja sulit. Justru mereka yang mendapat luka belati dan lebam karena pukulan. Masih tetap mengendap-endap, saat hampir sampai di tempat kejadian perkara mereka dapat mendengar suara rintihan kecil seorang gadis yang kesakitan. Hal tersebut membuat mereka mempercepat aksinya untuk menyingkirkan seluruh penjaga yang menghalangi mereka.
“Hyun Na!”, Tao berteriak kecil yang lebih terdengar seperti berbisik. Ia sudah menduga jika yang merintih kesakitan itu pasti Hyun Na.

*****

            “Tuan, kita memiliki masalah. Kristal tak mau bekerja sepenuhnya dengan separuh kristal. Kurasa kita juga harus menculik gadis yang satunya.”
            “Jika begitu, cepat lakukan!”
            Baru saja melepas sarung tangan, ada tiga orang yang datang mengusik ketenangan para beast. Kai yang sangat peka telah mencium kedatangan mereka dari awal. Hanya saja ia masih berkutat pada proses operasi transplantasi kristal jantung ke jantung Raja Beast sehingga berpikir untuk membiarkan mereka. Terlebih ia telah mengerahkan pasukan yang sangat banyak untuk mengantisipasi kejadian ini.
            Prrokk! Prokk! Prokk!...
            “Selamat datang!”, Beast ini memang benar-benar memainkan perannya sebagai Kai EXO dengan baik. Persis seperti karisma Kai yang selalu mempesona dimanapun dan apapun situasinya. Dia mengucapkannya dengan tenang sekalipun itu musuhnya. Dengan angkuhnya, ia merenggangkan tangannya sehabis operasi sia-sianya itu dan membelakangi tamu-tamu yang datang. Lalu perlahan ia berbalik menunjukkan tampangnya yang menantang. Oleh karena itu, agen Kai EXO memang tak bisa diremehkan. Ia adalah aktor yang hebat dan pintar mengecoh lawan. Dan penuh fighting.
            Ketiga tamunya yang datang hanya mendengus akan sikap beast di hadapannya tersebut. Mungkin mereka lelah setelah bergerilya. Tanpa babibu lagi, Tao yang memimpin di antara kedua hyungdeulnya langsung menerobos penjaga di depan mereka. Tiga, lawan tak terkira. Lagi-lagi ketiga agen EXO ini dibikin kewalahan karena banyaknya beast yang berdatangan ingin dihajar. Heran juga, dimana Raja Beast menyembunyikan semua pasukannya. Seakan mati satu tumbuh seribu.
            “Apa yang kau lakukan pada Hyun Na? Lepaskan dia!”, sambil bertarung dan berusaha sekuat tenaga menorobos penjaga di depannya, Tao masih menyempatkan untuk dirinya untuk berteriak penuh amarah. Lingkar matanya yang hitam membuatnya menjadi semakin mengerikan seperti gangster.
            “Hahaha... persis seperti yang diinginkan gadis ini. Sebelumnya ia juga mengulur waktu penyuntikan Amytal untuk menunggu tamu-tamu sepertimu.”, Beast bertubuh Kai ini benar-benar ingin menantang. Seringaian yang selalu ia tampilkan membuat Tao bergidik geli melihatnya.
“Hey, dia sudah datang menjemputmu, bersemangatlah! Operasi akan dilakukan lagi. Aku akan kembali dalam waktu kurang dari semenit. Hitung saja mulai dari sekarang!”, sekarang beast ini mengalihkan perhatiannya pada Hyun Na dan ia menyadarkan gadis itu dengan sedikit tamparan halus di pipi kiri. Dan gadis itu hanya membalas dengan membuang pandangannya dari beast tersebut.
“Sudah, biar aku yang mengurus mereka. Cepat pergi dapatkan gadis satunya!”, perintah Raja Beast yang sedari tadi berbaring akibat efek anestesi dan sekarang mulai memberdirikan badannya kembali.
“Baik, tuan! Selamat bersenang-senang!”, sebelum ia menghilang, sempat-sempatnya ia mengucapkan salam dengan wajah secerah itu disaat semua orang sedang bertarung.

*****

Setelah D.O, Baekhyun, dan Chanyeol pergi dengan helikopter MI-2, markas terasa sepi tetapi mencengangkan karena Hyun Jie tak kunjung berhenti berteriak. Hyun Jie benar-benar kesakitan. Jika begini terus, jantungnya tak akan kuat menahan rasa sakit yang sepertiya sangat parah dilihat dari teriakan yang begitu histeris.
“Bertahanlah, Hyun Jie! Agen-agen lain akan berusaha menyelamatkan twinniemu. Semoga tidak terjadi hal-hal yang buruk!”, Sehun berbicara kepada Hyun Jie meyakinkan.
Hyun Jie hanya membalas anggukan. Di sela-sela serangan jantung yang ia alami secara tiba-tiba, ia berusaha mendapatkan oksigen sebisanya. Apapun yang dapat ia cengkeram, ia mencengkeramnya. Bahkan lengan Sehun juga menjadi korbannya. Sehun hanya dapat pasrah karena tak tahu harus berbuat apa. Hanya tinggal Kris sekarang. Kris yang mondar-mandir-mandir mencari obat juga kebingungan.
“Arggh!”, teriakannya semakin kencang.
“Hyun Jie, bertahanlah! Hyun Jie! Hyun Jie! Buka matamu! Hyun Jie!”, Sehun semakin bingung karena kini Hyun Jie pingsan tak kuat menahan rasa sakit di jantungnya.
“Kris Hyung! Kris Hyung! Hyun Jie pingsan. Kris Hyung!”, Sehun benar-benar bingung. Hyung yang dipanggilnya tak ujung kembali. Akhirnya ia membaringkan Hyun Jie di sofa dan menyusul hyungnya tersebut. Dan selang beberapa detik dengan hanya beberapa langkah, tiba-tiba sebuah portal biru muncul dan ZLAPPP!

>>> To Be Continued <<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar