Minggu, 22 Juni 2014

As Long As You Love Me (Chapter 1)



Tittle                : As Long As You Love Me
Chapter           : I
Author             : Jie Er-Jerry
Cast                 : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find your self
Rated              : T
Genre              : Romance, Angst, Fluff
Disclaimer       : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka  punya orang  tua masing-masing.
Warning          : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary         : “aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”





Sehun’s POV

“ngapain liat-liat ?” tanyaku ketus seraya menatapnya, membuat yeoja itu sedikit tersentak.
“a-ani ..” jawabnya gugup. Ia mengalihkan pandangannya kearah ranjang rumah sakit dibelakangku. Manis sekali yeoja ini pikirku.
“ehm, Sehun-ssi” panggilnya kalem. Oh aku suka suaranya. Lembut sekali. Sama seperti parasnya yang cantik itu.
“ne ?” tanyaku datar. Aish benar-benar bodoh aku ini. Kenapa aku selalu bersikap acuh padanya ? apa karena kemarin ia menolongku ditaman dan dia tau kalau aku sedang belajar berjalan saat itu ? bukan ... bukan itu alasannya.
“kau harus makan dan minum obatmu. Setelah itu kita akan jalan-jalan” ajaknya.
“jalan-jalan saja sendiri. Kau kan punya kaki yang sempurna. Yang masih bisa digunakan dengan baik” jawabku cuek. Ia tidak menjawab dan aku terpaksa mendongak untuk melihatnya. Eh ? apa itu yang ada di matanya ?
“Sehun-ssi ..” panggilnya lirih. Ia berlutut dihadapanku. Apa-apaan gadis ini ? tidak malu apa dia berlutut seperti itu ? kayak gak punya harga diri aja.
“a-apa ?” tanyaku khawatir. Ia menatap sendu kearahku. Kenapa ? kenapa dia menatapku seperti itu ? kenapa mata hazelnya itu bergitu menyiksaku ? ada apa dengannya ?
“kita jalan-jalan bersama. Ya ?” pintanya dengan mata hazel yang memandangku sayu. Aaaarrrgghhh aku tidak betah ditatap seperti itu !!
“a-arasseo ...” jawabku pasrah dan dia tersenyum manis dihadapanku. Manis sekali. Oh Tuhan ... jantungku kenapa seperti berpindah ke leherku ?

End of Sehun’s POV

            setelah membujuk Sehun untuk makan dan minum obat, Hyun Jie mengajak namja itu berjalan-jalan ke taman belakang rumah sakit. Tentu saja dia yang berjalan sedangkan Sehun duduk manis di kursi rodanya dengan tangan Hyun Jie yang mendorong kursi roda tersebut.

“annyeong Hyun Jie eonnie ^^” sapa seorang gadis kecil berusia sekitar lima tahun saat Hyun Jie dan Sehun melewati lorong bangsal gadis tersebut.
“annyeong, Kyun Yeon ^^” sapa Hyun Jie balik dengan ramahnya. Sehun hanya melihat gadis itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Bagaimana tidak ? gadis kecil itu memiliki perban yang melingkar dikepalanya dan kedua kakinya dengan tiang infus yang ada disebelahnya serta kaki yang diyakini Sehun telah tiada.
“annyeong oppa ^^” sapa gadis itu pada Sehun. Membuat Sehun terkejut dan membalas saapan makhluk kecil tanpa dosa itu.
“annyeong, adik kecil” balasnya lembut. Hyun Jie melihat cekungan manis dari wajah namja yang ada di kursi roda itu.
“senyum yang cantik” gumam Hyun Jie lirih.
“Kyun  Yeon, ayo, kau tidak boleh keluar kamar” ajak salah seorang suster yang menghampiri gadis kecil itu.
“mengajak pasien barumu jalan-jalan huh, Kim Hyun Jie ?” tanya suster itu ramah.
“ne, Im Na Rin” jawab Hyun Jie sekenanya.
“kami pergi dulu” lanjut Hyun Jie seraya mendorong kursi roda Sehun menuju taman belakang. Disana mereka menghabiskan waktu untuk pendekatan. Yah, sebut saja seperti itu karena keduanya baru saja bertemu hari itu dengan suasana yang kurang enak. Canggung.
“kenapa dengan anak tadi ?” tanya Sehun memecah keheningan.
“siapa ? Kyun Yeon ?” tanya Hyun Jie dan Sehun mengangguk.
“dia pasien baru sepertimu. Dia lebih dulu disini. Seminggu yang lalu dia dan ibunya kecelakaan mobil parah sehingga membuat ibunya meninggal dan dia ...” Hyun Jie tidak sanggup melanjutkan ceritanya. Rasanya hatinya sakit kalau harus melanjutkan. Lagi, Hyun Jie hampir mangis karena itu.
“dia ... kenapa ?” Sehun memang kurang peka dengan expressi yang ditunjukkan suster yang ada disebelahnya itu. namja itu menaikkan sebelah alisnya melihat Hyun Jie menitikkan air mata.
“saat kecelakaan itu, ibu Yeonie melindunginya tapi Yeonie masih harus menanggung akibat kecelakaan itu. kaca mobil itu merobek kulit kepalanya dan kedua kakinya infeksi parah akibat pecahan kaca yang menusuk serta batu kerikil yang mengenai lukanya sehingga dokter mangharuskan nya untuk mengamputasi kedua kakinya” Hyun Jie mengusap air matanya. Sehun tertunduk lesu seraya menatap kedua kakinya. Seharusnya dia bersyukur bukan ? kecelakaan yang menimpanya dua minggu lalu itu hanya membuatnya lumpuh sementara dan dia masih bisa sembuh. Dia akan berjalan normal kembali. Tidak dengan malaikat kecil yang tadi ditemuinya. Sekarang Sehun paham kenapa Hyun Jie begitu semangat mengajaknya jalan-jalan. Sehun yakin kalau Hyun Jie akan membantunya.
“Hyun Jie ...” panggil Sehun lirih.
“ne ?” jawab Hyun Jie seraya menoleh kearah Sehun.
“tolong, bantu aku untuk sembuh” pinta Sehun seraya menatap tajam dan lurus kearah manik Hazel dihadapannya itu. membuat Hyun Jie sedikit terkejut.
“ne, Sehun, aku akan merawatmu sampai kau sembuh ^^” jawab Hyun Jie seraya tersenyum manis yang membuat sebuah garis bibir Sehun melengkung.
“maafkan sikapku kemarin dan tadi pagi” ujar Sehun seraya menunduk
“ah ... cheonma” jawab Hyun Jie.
“kau, sudah lama menjadi suster disini ?”
“baru satu tahun”
“benarkah ? sudah berapa banyak pasien yang kau sembuhkan ?”
“hihihi, Sehun, aku tidak menyembuhkan mereka, melainkan aku membantu mereka untuk sembuh”
“inti pertanyaanku seperti itu !” jawab Sehun kesal.
“sudah berapa ya ? kira-kira 99 pasien” jawab Hyun Jie percaya diri.
“sebanyak itukah ?” tanya Sehun tidak percaya.
“um, iya, kukira segitu”
“seperti apa saja pasienmu ?”
“mereka semua masih manusia”
“maksudku penyakitnya” Sehun mulai gregetan dengan cara Hyun Jie menangkap maksud pertanyaannya.
“tidak separah dirimu dan pasien pertamaku dulu” jawab Hyun Jie. Yeoja itu tersenyum kaku. Membuat Sehun harus lebih teliti dengan setiap expressi yang ditunjukkan yeoja disampingnya itu.
“pasien pertama ? memang dia sakit apa ?” tanya Sehun penasaran. Hyun Jie memejamkan matanya dan menarik nafas pelan lalu menghembuskannya.
“Alzheimer” jawaban singkat itu keluar dari bibir Hyun Jie yang gemetar. Seakan susah untuk mengatakannya. Penyakit terkutuk. Penyakit laknat yang harus membuatnya kehilangan namja yang berada di tempat yang spesial di hatinya itu.

“oppa, ini sudah yang ke sepuluh kalinya kau lupa bagaimana cara membuka pintu !” ujar seorang yeoja yang saat itu baru pulang dari sekolahnya.
“hehe, bisa bantu oppa ?” namja itu merajuk. Membuat Hyun Jie tersenyum manis.
“begini caranya, putar kenop pintunya lalu dorong kenop pintunya kedalam” kata Hyun Jie. Suho memperhatikan dengan seksama cara Hyun Jie membuka pintu.
“hehehe, oppa mengerti sekarang” kata Suho senang.
“Suho sayang ~” sapa seorang wanita paruh baya menghampiri namja yang sedang berdiri didepan pintu kamar rawatnya bersama Hyun Jie. Begitu wanita itu sampai didepan kamar Suho, segera mungkin yeoja itu memeluk anak nya.
“mian, nugu ?” tanya Suho yang membuat Hyun Jie terkejut begitu juga wanita paruh baya yang sedang memeluknya itu. membuat wnaita itu menangis.
“ini aku nak, eomma mu ...” seru wanita itu sambil terisak.
“eom... ma ?” Suho berusaha mengingat wanita dihadapannya itu kemudian dia tersenyum bodoh.
“mian eomma, aku lupa padamu” jawab Suho sambil nyengir. Hyun Jie merasa sakit pada salah satu bagian dalam tubuhnya. Pasti sakit sekali hati ibunya saat ini saat anak semata wayangnya mengucapkan kata “lupa” pada ibunya sendiri.
“ne nak, cheonma. Yang penting kau masih bisa mengingat siapa aku” jawab ibunya seraya mengusap rambut Suho penuh sayang.
“Hyun Jie-ssi, terima kasih telah merawat Suho selama ini” ujar ibu Suho.
“ne, cheonma ajjhuma. Hyun Jie senang bisa merawat Suho Oppa”
“Hyun jie, masuk yuk” ajak Suho seraya menarik tangan Hyun Jie dan mengacuhkan ibunya. Sepertinya dia lupa lagi siapa wanita itu. ibunya hanya tersenyum getir lalu pergi menuju ruangan dokter yang merawat anaknya itu.
“itu tadi siapa ? ibuku ya ?” tanya Suho pada Hyun Jie yang hanya dibalas anggukan kecil oleh gadis itu.
“Hyun Jie waeyeo ?” tanya Suho khawatir.
“aniyo, nan gwaenchana” jawab Hyun Jie seraya tersenyum. Senyum yang sangat disukai Suho. Namja itu menarik yeoja itu kedalam pelukannya. Mempererat pelukan mereka dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh yeoja dipelukannya itu. Hyun Jie terdiam. Tidak seperti biasanya dia akan sangat senang saat dipeluk namja tampan dihadapannya ini.
“kenapa diam ?” Suho melonggarkan pelukannya menatap manik Hazel yeoja yang selalu bisa membuatnya kaku terpana.
“oppa, ijinkan aku pulang lebih awal” pamit Hyun Jie dan Suho mengangguk mengiyakan.
“hati-hati ne, besok datang lagi kan ?” tanya Suho penuh harap dan Hyun Jie mengangguk.
“aku pergi dulu ne, oppa” pamit Hyun Jie. Sebelum pergi, yeoja itu memberikan sebuah kecupan hangat dipipi namja yang telah mencuri seluruh hati dan perhatiannya itu. saat melewati ruangan dokter, tidak sengaja Hyun Jie mendengar teriakan histeris seorang wanita yang diyakini adalah ibu Suho. Ia pun berniat menguping.
“tidak mungkin dokter ! bagaimana bisa itu terjadi pada anak kami ?”
“sejujurnya, kami para dokter masih belum bisa menemukan sumber penyakit anak ibu tersebut. Tidak seorang dokter atau peneliti tau tentang sumber yang menyebabkan penyakit Alzheimer tersebut” ucap dokter tersebut. Hyun Jie menutup mulutnya dengan tangan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh dokter tersebut.
“dan sepertinya, penyakit anak ibu sudah mencapai batas terparahnya. Dan kami mohon maaf bu, jika gejala penyakit tersebut terus terjadi ancamannya adalah nyawa Suho”
“tidak mungkin dokter ... tidak mungkin !!” jerit ibu Suho histeris. Hyun Jie langsung berlari menuju ruang bernomor 48 dengan isak tangis. Ketika membuka pintu, dia mendapati Suho sedang memainkan kotak musik diatas ranjangnya. Hyun Jie berlari menghampirinya dan memeluknya erat. Seakan yeoja itu tidak siap kalau harus kehilangan namja didepannya itu.
“aku janji akan membuatmu sembuh oppa ... aku janji ...” ucap Hyun Jie berulang-ulang seperti mantra di telinga Suho. Namja itu hanya terdiam. Dia yakin, Hyun Jie sudah tau penyakitnya. Penyakit terkutuk yang dideritanya saat dia berada di bangku  SD.
“Hyun Jie ...” keluh Suho lirih.
“aku akan merawatmu. Oppa pasti sembuh. Aku akan membuat oppa sembuh” ucap yeoja itu lagi. terus dan terus membuat hati Suho sakit. Sejujurnya, ada perasaan lain untuk yeoja yang sedang menangis itu. perasaan yang membuatnya bertahan hidup sampai sekarang.

  “Hyun Jie ?” Sehun bingung melihat Hyun Jie yang tiba-tiba melamun.
  “ya ?! Hyun Jie-ah ?” panggil Sehun lagi seraya mengibas-kibaskan tangannya dihadapan          wajah Hyun Jie.
“a-ah iya Sehun” Hyun Jie tersadar dari lamunannya.
“kenapa melamun ?” tanya Sehun penasaran.
“mi-mian ... aku hanya teringat tentang pasienku itu” jawab Hyun Jie yang menarik nafas                          berat lalu membuangnya kasar.
“mian kalau aku jadi membuka memori masa lalumu” ucap Sehun penuh sesal.
“Cheonma Sehun” jawab Hyun Jie seraya tersenyum. Senyum manis Hyun Jie harus terinterupsi saat seorang namja yang amat sangat dikenalnya berlari kearahnya. Hyun Jie memutar bola matanya bosan sedangkan Sehun kebingungan melihat siapa namja yang berlari riang kearahnya dan Hyun Jie tersebut.
“Noona !” panggil Jungkook, namja yang membuat Hyun Jie telah merotasi bola matanya,
“eh ? nugu ?” tanya Jungkook seraya menunjuk Sehun yang masih bingung.
“Jungkook, tidak sopan kau menunjuk seseorang seperti itu” omel Hyun Jie.
“hehe, mian hyung” kata Jungkook seraya terkekeh.
“ah, Sehun, kenalkan, ini Jeon Jungkook, adikku”
“annyeong hyung, Jungkook imnida” sapa Jungkook sopan.
“annyeong, Sehun imnida” balas Sehun ramah.
“mau apa kau kemari ?” tanya Hyun Jie ketus. Sehun semakin bingung melihat perubahan sikap Hyun Jie.
“haish noona jahat sekali sih ? hyung, sebaiknya hyung minta ganti suster saja. noona ku ini suster yang jahat !” kata Jungkook yang langsung mendapat jeweran maut Hyun Jie.
“aah aa appo appo appo” rengek Jungkook.
“berhentilah atau telinga dongsaengmu akan putus” lerai Sehun. Sejujurnya ia senang. Baru ini dia melihat ada yeoja unik seperti Hyun Jie yang expressi dan perubahan sikapnya tidak bisa ditebak. Contohnya seperti sekarang ini. Sehun melihat Jungkook berlari riang dengan Hyun Jie yang mengejarnya. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia melihat Hyun Jie yang sedang menangis dan melamun dan tersenyum.
“yeoja yang lucu” gumam Sehun.
“Jeon Jungkook ! aku merawatmu dengan baik dan sekarang kau menghinaku didepan pasienku sendiri ? kau bosan hidup hah ?” teriak Hyun Jie lantang. Membuat beberapa pasien rumah sakit, suster dan dokter yang ada disana hanya menggeleng karena mereka sudah hapal sekali dengan kedua orang tersebut. Sehun tertawa geli melihatnya.
“ampun noona !!” pekik Jungkook saat Hyun Jie berhasil menangkapnya dan menyeretnya untuk duduk bersama Sehun.
“kalian berdua lucu sekali” komen Sehun yang tak bisa berhenti tertawa. Hyun Jie merasa ada yang bergemuruh dalam dirinya saat melihat tawa Sehun. Oh ayolah Hyun Jie ? mau sampai kapan kau menyangkut pautkan orang asing yang jadi pasienmu itu dengan masa lalumu ? mereka hanya mirip. Bangunlah Hyun Jie !
“seperti inilah kebiasaan kami hyung. Hehe” jawab Jungkook seraya terkikik.
“kau, umur berapa ?” tanya Sehun.
“17 hyung. Kalau hyung sendiri ?”
“21” jawab Sehun.
“woah ? seharusnya hyung memanggil noona ku dengan embel-embel noona juga hyung”
“kenapa begitu ?”
“karena aku lebih tua satu tahun darimu Oh Se Hoon” kata Hyun Jie setengah mengejek.
“aish kupikir kau lebih muda dariku” jawab Sehun bete.
“hyung yang kemarin ditaman itu ya ?”
“iya benar, itu aku. Wae ?”
“ani, kata noona kemarin hyung sedang belajar berjalan. Benarkah itu ?” tanya Jungkook dan Sehun langsung menatap Hyun Jie.
“apa ? kupikir kau sedang melakukan itu” bela Hyun Jie.
“ne, aku sedang belajar jalan karena kakiku lumpuh” jawab Sehun seraya tersenyum miris.
“semangat hyung !! noona pasti akan membantu hyung untuk sembuh !” Jungkook menyemangati.
“eh ?” Sehun terkejut. Ini pertama kalinya ia disemangati seperti itu oleh orang yang baru dikenalnya. Ia tersenyum tulus.
“gomawo saeng” jawab Sehun lembut.
“noona, mau sampai kapan kau memperhatikan kami hah ? sana, belikan aku minum ! aku haus !” ujar Jungkook seenaknya.
“kau pikir aku pembantu heh ? bocah tengik !” omel Hyun Jie.
“cepetan noona ! aku sudah dehidrasi tingkat dewa karena kau yang lamban itu !” kata Jungkook lagi. ingin sekali Hyun Jie menghatam kepala anak itu dengan higheels nya kalau saja iya tidak melihat tatapan mata Sehun yang seolah berkata “kumohon turuti kemauannya”. Hyun Jie mendengus kesal lalu pergi ke cafetaria untuk membelikan adik kurang ajarnya itu dan juga pasiennya es susu coklat. Sementara itu Sehun dan Jungkook.

Sehun’s POV

“kalian adik kakak ?” tanyaku.
“ne, tapi bukan kandung sih. Aku menjadi adiknya saat kedua orang tuaku meninggal. Jadi, noona yang merawatku hingga sekarang”
“benarkah ?”
“ne hyung. Meskipun sifatnya menyeramkan tapi noona itu orang yang baik dan berhati malaikat. Dia akan melakukan apa saja untukku. Dan dia selalu panik berlebihan kalau tau aku sakit sedikit saja”
“hihihi lalu ?” aku semakin tertarik untuk mengetahui lebih dalam seorang Kim Hyun Jie melalui adik tirinya itu.
“dulu noona itu orangnya cuek hyung, dia itu kalo ngomong ceplas ceplos. Saat pertama jadi tetangganya saja aku takut melihat wajahnya yang judes itu. tapi setelah mengenal noona lebih jauh, noona orangnya baik” ada yang membuatku penasaran. Mungkin ini waktu yang tepat untuk bertanya.
“apa kau mengetahui sesuatu tentang pasien noona mu yang memiliki penyakit Alzheimer ?” tanyaku. Jungkook menatapku serius. Aku bisa baca dari pandangan matanya kalau dia seolah bertanya “darimana hyung tau soal itu?”
“noona mu menceritakannya sedikit padaku lalu dia melamun” jawabku menjawab pertanyaan mata nya.
“huft” namdongsaeng didepanku ini menghembuskan nafasnya.
“orang itu bukan pasien noona, tapi dia cinta pertama noona” jawab Jungkook yang membuatku terkejut.
“bisa dibilang pasien pertama sih. Tapi waktu itu noona masih duduk dibangku SMA dan aku masih SMP. Namanya Kim Joon Myeon. Suho hyung orang yang sangat tampan. Jadi tidak heran kalau noona sampai jatuh cinta padanya. Noona bertemu dengan Suho hyung di taman yang sama seperti noona bertemu dengan hyung kemarin. Waktu itu kami lagi pulang sekolah tiba-tiba ada namja yang terjatuh saat mencoba berdiri dan berjalan. Lalu waktu orang tuaku dirawat dirumah sakit ini, noona bertemu lagi dengan Suho hyung disini. Tapi noona merasa iba pada nya” Jungkook memutus ceritanya. Membuatku penasaran.
“wae ?” tanyaku tak sabaran.
“karena tak seorang anggota keluarga atau suster mampu merawat Suho hyung waktu itu sampai akhirnya noona sendiri yang memutuskan untuk merawat Suho hyung. Hihihi” Jungkook lalu terkikik geli.
“ada apa ?” tanyaku lagi.
“meski Suho hyung sering lupa dengan noona tapi noona tetap merawatnya. Mengucapkan kata ‘aku akan merawatmu’ atau ‘aku akan menyembuhkanmu’ untuk Suho hyung seperti mantra. Dan noona tidak pernah bosan mengenalkan dirinya pada Suho hyung” aku menutup mataku. Membayangkan posisiku sebagai Hyun Jie.

            Alzheimer, penyakit keadaan dimana ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurusi diri sendiri. Penyakit ini amat menyiksa dan perlu diberikan perhatian. Ciri-ciri pengidap Alzheimer adalah melemahnya percakapan, kewarasan, ingatan, kepribadian dan perubahan tingkah laku yang tidak terkendali. Sudah cukup ! aku tidak mau membahas penyakit yang tergolong mematikan itu sekarang.

“bagaimana keadaan noona mu setelah itu ?” tanyaku. Jungkook menaikkan sebelah alisnya namun ia menangkap arti dan maksud pertanyaanku.
“menyedihkan hyung. Sangat menyedihkan” jawab Jungkook dengan suara parau.
“sedang membicarakan apa ?” tanya Hyun Jie yang tiba-tiba menghampiri kami dengan membawa dua gelas minuman.
“kok cuman dua ?” tanya Jungkook yang dijawab dengan lirikan ketusnya. Ya ampun yeoja ini lucu sekali.
“kau minta berapa huh ?”
“sa-satu sih ..” Jungkook mempoutskan bibirnya.
“nih, minumlah” ucap Hyun Jie padaku seraya menyerahkan gelas yang lain untukku.
“lalu kau minum apa ?” tanyaku.
“aku sudah minum segelas kopi tadi pagi” jawabnya.
“terima kasih” ujarku. Ia hanya mengangguk dan tersenyum. Oh Hyun Jie ... ternyata dibalik senyum manismu itu menyimpan banyak kesedihan mendalam yang bahkan aku sendiri tak yakin bisa menutup luka-luka mu suatu saat nanti.

End oh Sehun’s POV



>>> To Be Continue <<<
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar