Senin, 08 September 2014

The Spy Next Door (Chapter 8)



Title                 : The Spy Next Door
Title chapter    : Heart to Heart
Author             : Kim Hyun Na a.k.a Fidya Amelia
Main cast         : Huang Zi Tao, Kim Hyun Na, Kim Jongin, EXO Member, Kim Hyun Jie
Genre              : Action, Friendship, Romance, Fantasy
Length             : Chaptered
Disclaimer       : famelia28.blogspot.com

“Arggh!”, teriakannya semakin kencang.
“Hyun Jie, bertahanlah! Hyun Jie! Hyun Jie! Buka matamu! Hyun Jie!”, Sehun semakin bingung karena kini Hyun Jie pingsan tak kuat menahan rasa sakit di jantungnya.
“Kris Hyung! Kris Hyung! Hyun Jie pingsan. Kris Hyung!”, Sehun benar-benar bingung. Hyung yang dipanggilnya tak ujung kembali. Akhirnya ia membaringkan Hyun Jie di sofa dan menyusul hyungnya tersebut. Dan selang beberapa detik dengan hanya beberapa langkah, tiba-tiba sebuah portal biru muncul dan ZLAPPP!

Chapter 8

            “Hyun Jie!”, bukan nama agen Kai yang ia panggil sebagai teman sebaya. Ia berteriak begitu melihat langsung aksi penculikan gadis yang sedang terbaring lemah tak berdaya oleh teman seperjuangannya.
            Sehun benar-benar tak habis pikir. Sekarang Kai telah menculik gadis yang ia sayangi. Di saat seperti ini, tiba-tiba Kris muncul. Ia datang dengan membawa beberapa obat dan sepertinya ia tak tahu atas apa yang baru saja terjadi.
       “Hyung! Dari mana saja kau? A-apa yang kau bawa ini?”, Sehun berbicara dengan nada membentak lalu menurunkan nadanya saat melihat apa yang dibawa hyungnya.
         “Aku bingung obat yang mana untuk Hyun Jie. Dimana dia?”, Kris masih dengan santai mencari Hyun Jie sambil membawa obat-obatan yang akan diberikan padanya.
            “Kau telat, hyung. Kai sudah membawanya. Sekarang giliran kita ke sana. Dan kurasa aman-aman saja bila kita meninggalkan markas. Karena semua yang diinginkan beast sudah bersama mereka.”, ucap Sehun dengan agak lelah.
            “Kai tadi ke sini? Bagaimana bisa?”, Kris masih sempat menanyakan hal tersebut di saat sudah sangat genting seperti ini.
            “Itu dia. Dia sangat pintar menentukan waktu sampai lalu pergi lagi. Hupft!”, dengus Sehun kesal. Rasanya begitu cepat Kai melakukannya. Bahkan Sehun pun belum menjejakkan langkahnya untuk berbalik menyelamatkan Hyun Jie. Seperti menghalusinasikan sulap di siang bolong.

*****

            Setelah berhasil mengalihkan perhatian Raja Beast agar bertarung ke sisi lain, Tao kini mencoba melepaskan borgol tali yang diikatkan pada tiap pergelangan tangan dan kaki Hyun Na. Walau ia telah berada di dekat Hyun Na, para beast tak henti-hentinya berdatangan. Ia dengan tangannya yang mencoba melepas borgol di pergelangan tangan Hyun Na dan kakinya yang berusaha menendang dan sekali ia menggunakan tangannya untuk memukul lalu kembali lagi tangannya melepas borgol lagi hingga tangan Hyun Na bebas dari ikatan. Dan selanjutnya untuk kaki, biar Hyun Na yang melanjutkannya sendiri.
Lalu Tao kembali bertarung lagi. Begitu juga dengan kedelapan agen EXO yang telah dikerahkan. Sedangkan jumlah para beast bisa dikatakan puluhan. Tak tahu lagi jika ternyata lebih dari itu.
“Hyun Jie!”, panggil Hyun Na saat Kai tiba dan membaringkan Hyun Jie di sampingnya.
            “Apa yang telah kau lakukan?”, lanjutnya langsung menginterogasi.

            “Bukan aku. Dia sudah pingsan saat aku membawanya.”, jawab Kai membela diri.
            “Kai! Kau bukan Kai!”, Tao yang masih berada disekitar mereka langsung melayangkan tinjunya pada Kai.
            Orang yang dipukul Tao ternyata masih kuat. Ia berbalik membalas Tao. Sedangkan Hyun Na masih berusaha membangunkan twinnienya yang terbaring tak berdaya di sampingnya. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan sesekali memanggil namanya. Hanya kedua gadis di atas sebuah meja besar di tengah kerumunan perkelahian beast dan agen EXO yang berkutat sendiri dan tak ada yang menyerang. Seharusnya hal itu bagus untuk kabur. Tapi Hyun Jie? Ia tak kunjung sadar.
            Tiba-tiba Hyun Na merasa ada yang aneh dengan gadis disebelahnya. “Tao! Uhm... agen EXO! Someone call the doctor nae twinnie ige waeyo?”, ya, Hyun Na berusaha mencari pertolongan di antara perkelahian yang entah sudah berapa lama terjadi.
            “Panggil Lay hyung!”, teriak Tao memberitahu sambil ia lalu dijotos sana-sini oleh beast.
            “Ne.”, balas Hyun Na.
            “Lay oppa! Lay oppa! Eodiga? Lay oppa!”, Hyun Na lalu memanggil dan mencari orang yang ia cari di tengah perkelahian.
            “Jantungnya!”, celetuk Kai dan berbalik menghampiri kedua gadis tersebut. Namun ia dihadang oleh Tao untuk tidak mendekati kedua gadis tersebut. Dan ia terkena pukulan dari Tao.
            “Jantungnya berhenti berdetak!”, tambah Kai.
            “Jangan kau pikir aku bodoh. Kau adalah beast.”, balas Tao dan langsung memojokkan Kai di lambung puncak menara yang tertutupi kaca.
            “Benar aku beast. Tapi soal jantung itu, aku tidak berbohong.”, langsung terukir seringai evil pada Kai dan lalu mendorong kuat Tao dengan santai.
            PRRAAAANNNG!
            Bunyi kaca pecah. Semua baik EXO dan beast mencari asal suara.
            “Tao!”, suara Hyun Na yang paling keras lalu diikuti agen EXO lainnya.
            Hyun Na membiarkan Hyun Jie yang entah apa kata Kai benar atau tidak, ia bangun dan berlari mengejar orang yang ia panggil tadi. Seperti waktu di pause, tapi sepertinya tidak, mungkin hanya Hyun Na yang berada pada mode normal dan yang lainnya pada mode slow motion. Hyun Na berlari dan orang-orang di sekitarnya seperti melihatnya dan ingin ikut berlari menghentikan Hyun Na tapi justru tampak seperti mereka memberi jalan untuk Hyun Na. Setibanya di bibir lambung puncak menara dimana kacanya pecah, “Tao! Tao!”. Hyun Na berteriak memanggil sembari mendongak ke bawah mencari seseorang yang di panggilnya.
            Tao yang terjatuh dari puncak menara, tak kunjung kelihatan entah dia benar-benar jatuh atau tidak. Hyun Na juga sadar diri dengan hanya mendongak dari tempat yang ia bisa jangkau alih-alih takut ikut jatuh. Hyun Na masih mencari dan sesekali memanggil namanya. Hyun Na yang berjongkok sambil memendarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan Tao, tanpa terasa ia sesenggukan memanggil Tao. Air matanya tiba-tiba keluar. Sedangkan semua orang hanya saling tatap dengan penuh ancaman dan dendam. Dan siap untuk bertarung lagi.
            “Tao!”, panggil Hyun Na dengan nada yang berbeda. Kali ini ia begitu senang.
            “Tao!”, panggilnya lagi.
            Seekor naga besar tiba-tiba datang dan terbang melayang tepat di hadapan Hyun Na dimana kaca di depannya pecah. Ada tiga orang dibalik punggung naga itu. Orang tersebut adalah pemilik naga yang sama seperti waktu itu pernah ia jumpai di atap rumahnya, Kris; lalu dibelakangnya ada Sehun, teman Hyun Jie, atau mungkin kekasihnya; dan satu orang yang sangat membuat Hyun Na begitu senang, yang tengah di bopong Sehun dengan keadaan mungkin sepertinya pingsan. Tapi Hyun Na masih bisa lega. Meski Tao tak dalam keadaan sadar. Setidaknya kehadiran Tao membuatnya bahagia dan masih memiliki harapan untuk Tao bangun.
            Sehun membaringkan Tao di meja yang tadi ditempati Chen. Lalu ia beralih ke meja satunya dimana ada seorang gadis terbaring lemah. Ia memeriksa keadaan gadis itu. Dan tanpa sadar ia membelalakkan matanya terkejut.
            “Lay! Detak jantung Hyun Jie tak terdengar. Tapi nadinya masih. Lay hyung, tolong!”, Sehun berteriak meminta tolong pada hyungnya yang kini masih di tengah kerumunan beast.
            “Lakukan CPR!”, celetuk orang yang ia panggil Lay hyung tersebut.
            Tanpa membalas, Sehun langsung melakukan perintah hyungnya yang memiliki kekuatan menyembuhkan. Dalam arti bisa dikatakan Lay seperti dokter. Sehun melakukan pijatan CPR. Dan sesekali memberikan napas buatan tapi belum juga sadar.
Berbanding terbalik dengan Hyun Na yang tampak bahagia namun ia masih sesenggukan dengan air matanya yang masih mengalir. Hyun Na menatap Tao dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hanya pria inilah yang mendapat luka lebam dan memar paling banyak di antara agen-agen lainnya karena ia memang memainkan fisiknya untuk bertarung. Berbeda dengan agen lainnya yang dilihatnya menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk bertarung. Tanpa sadar sesenggukannya semakin menjadi dan ia menangis dengan air matanya yang menjadi lebih deras dari sebelumnya. Hyun Na mengangkat pergelangan tangan kanan Tao yang lengannya terdapat luka. Ia mengamati dengan intens luka tersebut yang sepertinya ia gemas atau mungkin ia penasaran. Dan tanpa sengaja setetes air matanya jatuh di atas pergelangan tangan Tao. Hyun Na yang melihatnya ingin mencoba menghapusnya namun terburu meresap ke dalam pori-pori kulit pergelangan tangan Tao.
“Hyun Na!”
“T-Tao!”, Hyun Na berbalik memanggil orang yang telah siuman tersebut.
Hyun Na terkejut saat Tao sadar lalu buru-buru melepaskan tangan Tao. Tao yang mungkin sudah lebih baik, mencoba bangkit dan tidak dalam posisi tidur. Hal yang aneh adalah, perlahan luka dan goresan di tubuh Tao memudar. Itulah yang membuatnya lebih bersemangat lagi dan ingin bertarung lagi. Tao sendiri juga heran namun mungkin bukan waktunya mempertanyakan hal itu. Begitu ia membuka matanya tadi, teman-temannya masih berkelahi. Hal yang harus ia lakukan sekarang adalah membantu teman-temannya tersebut.
Hyun Na yang tak bisa mencegah Tao hanya bisa mengiyakan. Hyun Jie yang masih terbaring di meja sebelah Tao pun tak ia hiraukan. Lagipula ada Sehun yang sedang melakukan CPR. Dia bisa apa. Hanya bertarung melawan beast dan melindungi Sehun yang tengah berjuang menyelamatkan Hyun Jie. Hingga akhirnya, Lay dan Xiumin datang memberikan bantuan.
            “Siapkan defibrillator!”, perintah Lay yang langsung ditanggapi Xiumin.
            “Bagaimana bagian vitalnya?”, tanya Lay yang siap dengan alat kejut di tangannya.
            “Semuanya baik-baik saja.”, jawab Xiumin.
            “Suntikkan epinefrin dan tingkatkan konsentrasi oksigennya!”, perintah Lay.
            “Ne.”
            “Isi 20 Joule!”, perintahnya lagi.
            “Shot!”, seru Lay
            “Naikkan hingga 50 Joule!”, perintah Lay.
            “Shot!”, serunya lagi.
            Tiba-tiba Lay memundurkan badannya ragu-ragu. Ia mendengus penuh bimbang. Hyun Jie belum juga sadar meski jantungnya telah kembali berdetak namun sangat lemah. Ia sedang memikirkan sesuatu dimana yang lainnya bertarung menjauhkan beast dari Lay dan lainnya yang sedang berjuang menyelamatkan Hyun Jie. Hyun Na yang menghampiri Hyun Jie juga ikut khawatir.
            “Hanya transfer kristal yang bisa mengembalikannya ke keadaan semula.”, celetuk Kai dari seberang sana. Lay hanya menatap lelaki yang baru saja berbicara tersebut.
            “Mengapa sedari tadi kau memberikan informasi yang seharusnya tak kau katakan?”, Kai tiba-tiba dapat omelan dari orang yang sama dengannya yang sedang dirasuki beast, yaitu Chen.
            “Hya! Bagaimanapun kita juga harus menyelamatkan kristal itu.”, balik Kai memarahi Chen yang menjabat Raja Beast itu.
            “Ne ne ne.”, balas Raja Beast agak kesal.
            Lay memikirkan apa yang dikatakan Kai barusan. Mungkin ada benarnya. Tapi dia juga tak boleh gegabah. Dengan cepat ia berpikir untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
            Lay memberitahukan prosedur yang harus dilakukan Hyun Na untuk melakukan transfer kristal. Dan Hyun Na agak tersentak mendengarnya dan lalu ia mengangguk. Setelah mengetahui prosedurnya, ia melakukannya. Ia naik ke atas meja dan ikut berbaring di sebelah Hyun Jie. Ia merekatkan jari tangannya satu sama lain dengan Hyun Jie. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke Hyun Jie dan membuka mulutnya. Mulut Hyun Jie juga tiba-tiba ikut terbuka. Bulir-bulir kristal bercahaya sangat terang juga tiba-tiba muncul dan keluar dari  mulut Hyun Na. Bulir-bulir tersebut masuk ke mulut Hyun Jie. Setelah beberapa saat, kedua jantung mereka bersinar menerawang hingga cahayanya memenuhi puncak menara Namsan dan menyilaukan siapapun yang berada di sana. Dan akhirnya Hyun Na jatuh di pundak kanan Hyun Jie. Tapi Lay buru-buru membenarkan posisi Hyun Na agar tidak menindihi Hyun Jie.
            “Hyun Na!”, panggil Hyun Jie lirih saat membuka matanya dan mendapati twinnie di sampingnya.
            “Hyun Jie!”, balas Hyun Na memanggil yang sama lirihnya karena lelah telah melakukan suatu tindakan yang menguras energinya.
            “Sebuah tindakan cinta sejati akan mencairkan hati yang beku.”, celetuk Baekhyun tiba-tiba meniru Olaf-si Snowman di film Frozen.
            “Memangnya hati siapa yang beku?”, tanya Chanyeol menanggapi.
            “Aish. Yang berhati beku di sini itu Kai dan Chen. Bwa! Karena mereka kita jadi berperang tak karuan seperti ini. Apa mereka sengaja tak mau melepas beast dalam dirinya agar kita tak melukai diri mereka?”, balas Suho agak terengah-engah karena lelah.
            “Geurae. Sampai aku mendapat kristal tersebut, aku tak akan melepas tubuh ini.”, Raja Beast yang menguasai tubuh Chen ikut menyahut obrolan mereka.
            “Huh! Sekarang apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan mereka semua?”, tanya D.O mulai putus asa.
            “Hanya kedua gadis itu harapan kita. Atau kita akan mati kelelahan.”, Kris yang selalu dingin dan berkata-kata seolah-olah mereka semua ada di ujung tombak. Bukannya menenangkan tapi justru membuat semua agen yang mendengar ucapannya hanya bisa meneguk saliva mereka masing-masing dengan kasar.
            Gu-ulp!
            Hyun Na berbalik menatap Hyun Jie dan dibalas twinnienya tersebut. “Kau tahu apa yang kupikirkan?”, tanya Hyun Na memastikan.
            “Mwo? Molla.”, jawab Hyun Jie santai.
            “Mwoya? Bukankah kau twinnieku? Terlebih kau adalah pengendali pikiran. Maksudku, kendalikan pikiran kedua namja itu, Kai dan Chen untuk mengeluarkan beast di tubuh mereka!”, jelas Hyun Na.
            “Uhm? Pengendali pikiran? Bagaimana bisa?”, tanya Hyun Jie balik.
            “Kau belum tahu?”, tanya Hyun Na lalu dibalas gelengan kepala oleh Hyun Jie.
            “Hupft! Aku tahu itu dari tanaman yang ada di pot di ruangan sebelah. Dan aku pemilik kekuatan flora dan fauna. Apa kau belum menyadarinya? Atau mungkin kau sudah melakukannya tapi kau tak tahu jika kau sudah mengendalikan pikiran seseorang?”, tanya Hyun Na mencoba mengingatkan tapi hanya dibalas kendikan kedua bahu Hyun Jie arti tanda tak tahu. Dan hal tersebut membuat Hyun Na kecewa.
            “Ah! Aku ingat. Tadi saat di markas mungkin aku melakukanya.”, Hyun Jie langsung mengubah posisi duduknya menjadi senyaman mungkin dan bersemangat mungkin mengetahui apa yang ia ingat.
            “Markas? Kau diajak ke markas EXO? Wow! Bagaimana markasnya? Ah! Mengapa aku tidak diajak?”, Hyun Na bergelayutan di tangan Hyun Jie ingin tahu.
            “Hya!”, selentik Hyun Jie di kening Hyun Na.
“Aw! Appo!”, rengek Hyun Na.
“Tidakkah kau lihat situasi sekarang? Mungkin aku tadi sudah membuat semua agen EXO percaya padaku bahwa kau diculik di NTower dan mereka harus pergi menyelamatkanmu. Awalnya mereka tak percaya. Mereka tak ingin gegabah dan salah strategi katanya. Kalau aku tidak membuat mereka percaya, mungkin tak ada yang akan menjemputmu dan mungkin juga kau sudah habis dicincang untuk dikorbankan.”, jelas Hyun Jie dengan nada menakut-nakuti Hyun Na.
“Mwo?”, Hyun Na hanya bisa membelalakkan matanya.
“Berterima kasihlah padaku!”, lanjut Hyun Jie.
“Ah! Ne, gomapta!”, balas Hyun Na mencoba percaya.
“Jadi, mari kita beraksi!”, ajak Hyun Jie bersemangat sambil mengayunkan tangannya ke atas juga diikuti berdiri. Lalu disahut pula oleh semangat Hyun Na.

*****

            “Jja Jjang! Annyeong haseyo! Urineun NaHyunJie Spy Twin imnida! Bangapseumnida!”
            “Cih! Mana ada mata-mata yang memperkenalkan diri. Hupft!”, dengus Tao.
            “Jinjja? Arasseo, mianhae! Urineun eobseoyo! Pai pai!”
            “Apakah dia orang yang aku kenal? Aigoo! Acara apa ini?”, gumam Sehun dan hanya tertunduk malu melihatnya.
            “Hyun Na, jigeum!”
            “Ne.”
Sumgyeodul su eomneun bonneung you know i’m gonna let out the beast!
Neodo neukkijanha you know you wanna let out the beast!
Sijakhanda show time. Let out the beast!
Keuge sorichyeobwa let out the beast!
Ije moduda let out the beast! (x3)
Museowo malgo let out the beast!
Jasineul gatgo let out the beast!
Umjigyeo let out the beast! (
x3)
Museowo malgo let out the beast!
Jasineul gatgo let out the beast!
Sorichyeo let out the beast! (
x3)
“Hahahaha. Aigoo! Rupanya kalian belum bisa menggunakan kekuatan kalian dengan baik. Bwa! Kyeopda!”
“Omona! Wae irae?”, gumam Hyun Jie kesal karena belum berhasil mengendalikan pikiran kedua targetnya.
“Hyun Jie! Tak ada apapun di sini yang bisa kupanggil. Omo! Eotteokke? Tanaman dan hewan apapun, tolong kami!”, bisik Hyun Na.
“Kalian lebih pantas menari gwiyomi song daripada melakukan hal serius seperti ini.”, Raja Beast sedari tadi mengompori kedua gadis tersebut.
“Geurom, kau yang nogari!”, tantang Hyun Jie tanpa ada rasa takut sedikit pun. Atau mungkin kekuatannya mulai bekerja.
“Mwo? Siapa kau berani bilang seperti itu?”, Raja Beast mulai marah.
“Nan Kim Hyun Jie-neun. Neon nugunya?”, tantang Hyun Jie balik.
“A o m-mwo-ui? Dasar, kurang ajar! Aku lebih tua darimu dan kau berbicara tak sopan padaku?”, serang Raja Beast.
Sepertinya Raja Beast tak bisa mengendalikan sifat labilnya. Heran juga mengapa dia menjadi Raja Beast. Kekuatan yang dikeluarkannya pun sedikit sekali daripada anak buahnya. Ia berniat menyerang Hyun Jie namun tampak seperti ingin menjambak rambutnya layaknya perang anak kecil. Kedua kubu yang melihat hanya bisa mendengus sambil melerai keduanya. Bahkan dari kedua kubu tampak tak bermusuhan sama sekali.
“Hya, hya, hya! Mengapa jadi begini? Kau seharusnya menjadi Raja Beast yang gagah, panutan kita. Aish!”, sekarang Kai yang mulai beraksi.
“Neo do.”
“Hya! Mwoya?”, balik Kai kesal.
“Apa tubuhmu benar-benar ingin diperintah oleh beast? Betah sekali kau mau meminjamkan tubuhmu. Atau jangan-jangan kau ingin bergabung bersamanya dan meninggalkan teman-teman agenmu. Ish...ish ish ish! Ckckckck!”, telak Hyun Jie tak ingin kalah.
“Karena kau pengendali pikiran, bukan berarti kau berbicara seenaknya. Kau tak bisa melawan kami hanya dengan menghina kami.”, kata-kata yang seharusnya tak perlu diucapkan seorang Raja Beast.
“Oh, geurae. Geurom, apakah kekuatanmu masih sama dengan tubuh yang kau tumpangi itu, uh?”
“Ne, ara. Tubuh asliku jauh lebih baik daripada ini. Ini hanyalah kedok agar aku bisa meretas jaringan proyek SMTown.”
“Jinjja? Wow, apa kau fanboy?”
“Mwo-ui? Itu beda dari yang kau pikirkan, twin. Mereka ingin mengambil kekuatan Black Pearl pada tubuh kita.”, Hyun Na kini ikut berbicara.
“Hya! Mengapa jadi kau yang bisa baca pikirannya?”
“Anigeotdeun. Bukankah kita twinnie?”
“Ah, ne geuromyeo. Geundae, dimana tubuh aslimu?”, tanya Hyun Jie tiba-tiba dan membuat para beast terkejut.
“Kau tak perlu tahu. Kalian tak akan mungkin bisa mendeteksinya.”
Sementara yang lain sedang bernegosiasi, salah satu agen EXO bernama Kris memalingkan dirinya untuk menjauh dari kerumunan. Ia menghampiri kawan satu agennya, Luhan. Tampak di tangannya terdapat secarik kertas. Lalu ia menunjukkannya pada Luhan.
“Lu, apakah ini koordinat yang mereka maksud?”
37 12' 126 57'
“Aku yakin ini masih Korea Selatan. 3712' LU 12657' BT, bukan begitu?”, dan dibalas anggukan Kris setuju.

*****

Dan tanpa ba bi bu, mereka langsung meninggalkan TKP dan pergi ke lokasi dimana koordinat tersebut berada. Tapi hal tersebut tak semulus yang dibayangkan. Tak ada pulau di sana. Kapal pun juga tak terdeteksi dalam radar. Mereka berdua tak tahu apakah benar jika ada kapal dan mereka masih berlabuh di koordinat yang sama.
Dengan bantuan naga milik Kris, mereka memutuskan untuk secara manual menghampiri lokasi tersebut dengan jarak terjauh mereka dari kapal. Sebelum mereka meninggalkan kapal, tak lupa mereka mematikan radar alih-alih tak diincar musuh. Ternyata benar, kapal tersebeut memang ada tapi taka da penjaga sama sekali. Langsung saja mereka membawa tubuh Raja Beast dan seorang beast lagi yang merasuki Kai. Aneh juga karena tak ada awak kapalnya. Apa mungkin mereka berencana memakai tubuh Chen dan Kai selamanya?
Seperti yang diduga. Baru saja mereka kembali ke kapal, ada sebuah misil yang lepas landas mengenai lambung kapal. Luhan membalas serangan tersebut sesuai koordinat sebelumnya, namun meleset. Ternyata kapal beast sekarang bergerak. Akhirnya dengan curang, Craft-Missile yang mereka gunakan menampilkan data NOAA (National Oceanographic and Atmospheric Administration). Sebuah data yang jika terkena gelombang (ombak), akan mengirimkan sinyal. Biasanya data ini digunakan untuk mendeteksi gelombang tsunami. Dengan begitu mereka bisa mengetahui titik koordinat yang akan mereka tuju. Rudal Exocet MM-40 pun mereka luncurkan, dan BOOOOOM!

>>> To Be Continued <<<



Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar