Rabu, 17 September 2014

As Long As You Love Me (Chapter 3)



Tittle                : As Long As You Love Me
Chapter           : III
Author             : Jie Er-Jerry
Cast                 : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find your self
Rated              : T
Genre              : Romance, Angs, Fluff
Disclaimer       : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka  punya orang  tua masing-masing.
Warning          : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary         : “aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”

ŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸŸ

            Esoknya, Hyun Jie terbangun dari tidurnya karena Jungkook yang berteriak lantang didepan kamarnya. Hyun Jie terkadang suka mengunci pintu kamarnya sehingga membuat adiknya itu susah membangunkannya. Meskipun Hyun Jie itu rajin, tapi kalau bicara soal “tidur”, dia akan susah sekali dibangunkan. Seperti sekarang, Jungkook harus berteriak dengan suara 5 oktaf yang dipaksakan untuk membangunkan noonanya.

“NOONA !!! DASAR KERBAU !! WAKE UP YO SLEEPING HEAD !!” teriak Jungkook. Hyun Jie membuka matanya perlahan sembari merenggangkan otot-otonya yang mulai kaku.
“NOONA !! INI SUDAH WAKTUNYA KAU KERJA !!!” teriak Jungkook lagi. Hyun Jie bangun seraya menggaruk rambutnya yang memang saat itu sedang gatal. Perlahan dia melirik jam keramik dengan background foto sepasang muda-mudi yang sedang duduk menghadap danau. Begitu melihat kemana arah jarum jam menunjukkan angka, yeoja itu terkejut tidak percaya.
“MWO ???? JAM 7 ???” pekiknya kaget. Segera mungkin ia berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah berganti pakaian dan menyiapkan kebutuhannya, Hyun Jie segera keluar kamar dan mendapati Jungkook sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya didada. Sungguh, Hyun Jie selalu takluk pada makhluk tampan itu saat namja dihadapannya itu mengeluarkan aura bossy nya.
“belum berangkat ?” tanya Hyun Jie basa basi. Jungkook menatapnya kesal. Tentu saja dia tidak bisa berangkat sebelum noonanya itu bangun dan memasakkan sarapan untuknya.
“retoris” jawab Jungkook datar karena kesal.
“jeongmal mianhae Kookie. Noona sulit sekali untuk tidur tadi malam” rajuk Hyun Jie. Jungkook sebenarnya tau. Dia sangat tau kebiasaan noonanya yang akan pulang terlambat demi pasiennya, mandi malam untuk membersihkan badannya, melamun dibalkon kamarnya dan akan tidur saat waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Jungkook sangat tau itu.
“kau selalu sulit tidur noona” jawab Jungkook seraya meghela nafas pelan.
“kajja, kita harus berangkat” ajak Jungkook seraya menggandeng tangan Hyun Jie.
“kau akan terlambat” ujar Hyun Jie saat mereka sudah berjalan menuju tempat tujuan masing-masing. Mereka akan berpisah di perempatan kota.
“noona juga”
“kau akan manjat lagi ?”
“tentu saja. noona juga seperti itukan dulu waktu seumuranku ?”
“ne, kau benar. Baiklah. Hati-hati dijalan Kookie” Hyun Jie memberikan kecupan di dahi adiknya itu kemudian melambaikan tangannya.
“noona yang semangat ya !!” balas Jungkook. Hyun Jie hanya mengangguk kemudian mereka berpisah, menuju tempat tujuan masing-masing.

            Sesampainya di rumah sakit, Hyun Jie langsung menuju ruang N untuk meletakkan tas dan mengganti bajunya dengan seragam. Kemudian ia menyisir rambut panjangnya dan menggunakan topi ala suster pada umumnya. Dia berbeda. Tentu saja, itu karena hanya dia satu-satunya suster yang tidak pernah bahkan tidak akan mencepol rambutnya seperti suster lainnya. Ia suka rambut panjangnya terurai. Dengan poni jatuh yang lurus menutupi dahinya. Dan dia mendapatkan kebebasan special itu dari pihak rumah sakit karena suatu alasan.
            Setelah memastikan bahwa ia siap mengerjakan tugasnya, ia segera pergi menuju kamar pasiennya. Ya, kamar nomor 357 milik Oh Se Hoon. Sesampainya disana ...

“annyeong” sapa Hyun Jie seraya membuka pintu kamar rawat itu. ia melihat Sehun telah berada di kursi rodanya dengan segelas susu hangat ditangannya.
“oh ? annyeong Hyun Jie” sapa Sehun balik kemudian meminum susu nya sampai habis.
“mianhae, aku terlambat” kata Hyun Jie penuh sesal. Sehun melirik jam di dinding kamar rawatnya. Jam 08:15 KST .
“cheonma, kau pasti tidur dengan sangat pulas” jawab Sehun seraya terkekeh. Hyun Jie tersenyum malu kemudian ia membereskan tempat tidur Sehun yang berantakan.
“kau benar. Bahkan Jungkook sampai menggunakan ‘growl’ dengan suara 5 oktafnya untuk membangunkanku tadi pagi” jawab Hyun Jie jujur. Sebenarnya ia malu mengatakan itu tapi yasudahlah, dia bukan yeoja yang pandai berbohong.
“haha, benarkah ?” Sehun tertawa geli dan Hyun Jie suka itu. dia suka suara tawa Sehun yang terdengar “renyah” ditelinganya. Membuat sesuatu dalam tubuhnya seakan terbakar.
“berhentilah tertawa !” pekik Hyun Jie malu. Bukannya berhenti Sehun malah semakin kencang mentertawakan Hyun Jie. Membuat yeoja itu mem-pout-kan bibirnya dan itu membuat Sehun sedikit salah tingkah karena menurutnya yeoja itu terlampau cute saat sedang merengut seperti itu.
“tak kusangka dirimu seperti itu” jawab Sehun seraya menghapus cairan bening di ujung matanya yang hampir jatuh karena dia terlalu khusyuk tertawa.
“yah, hanya bagian buruk seseorang” kata Hyun Jie seraya terkekeh geli.
“lalu apa kau sudah makan ?” tanya Sehun. Hyun Jie terkejut namun dia memang susah untuk berbohong bahkan untuk melindungi dirinya sendiri.
“belum, hehe” dan yeoja itu nyengir bodoh. Membuat Sehun sedikit kesal.
“bagaimana bisa kau kemari tanpa sarapan humb ? kalau kau sakit bagaimana ? bukannya merawatku kita malah akan sama-sama dirawat disini” kata Sehun kesal. Hyun Jie hanya tertawa geli. Sungguh, namja ini menarik sekali pikirnya.
“bahkan aku dan Jungkook melewatkan sarapan karena kami sama-sama telat” jawab Hyun Jie sekenanya.
“hah ? lalu ? apa adikmu tidak akan terkena maagh karena tidak sarapan ?” tanya Sehun. Hyun Jie menggeleng.
“ani, sekarang juga pasti dia sedang makan di kantin sekolahnya” tebak Hyun Jie. Sementara itu Jungkook di sekolahnya.
“hey ini sudah jam berapa ? kenapa kau tidak segera masuk kekelasmu anak nakal ?” tanya seorang ajjushi yang merupakan salah satu cleaning service sekolahnya itu.
“sebentar lagi ajjushi, aku sedang menikmati sarapanku” jawab Jungkook sambil lanjut makan bulggogi nya.
“aku teringat dengan seorang murid wanita yang kelakuannya dulu sama sepertimu saat ini” kata salah seorang ajjhuma yang merupakan penjual makanan di kantin.
“itu pasti Kim Hyun Jie noona” jawab Jungkook yang masih asik dengan sarapannya.
“iya, gadis berambut pirang yang nakal itu. bagaimana kabarnya sekarang ya ?” ajjhuma-ajjhuma di kantin itu jadi membicarakan Hyun Jie. Jungkook tidak perduli dengan obrolan para ajjhuma disana yang dia perdulikan saat ini adalah dia harus segera menghabiskan sarapannya agar dia bisa segera menuju kelasnya. Sementara itu Hyun Jie dan Sehun ...
“Hatsyii-hatsyii-hatsyii-ha-ha-hatsyii ...” Hyun Jie bersin. Dan itu membuat Sehun tertawa keras. Bagaimana tidak, suara bersin yang dikeluarkan Hyun Jie mirip suara kucing yang sedang bersin. Sangat imut dan lucu.
“sialan !” umpat Hyun Jie kesal karena daritadi dia ditertawakan pasien yang lebih muda darinya itu.
“caramu bersin lucu sekali. Seperti kucing saja !” komen Sehun. Hyun Jie sudah gondok.
“siapa sih yang membicarakanku pagi-pagi ?!” keluh Hyun Jie kesal. Sehun masih tertawa membuat Hyun Jie semakin bete.
“berhentilah tertawa, Oh Se Hoon !”
“bagaimana aku bisa berhenti tertawa sementara kau sendiri dari tadi membuatku tertawa dengan tingkah laku anehmu itu. belum lagi caramu bersin itu. benar-benar menggemaskan” kata Sehun jujur lalu tertawa ringan. Kedua pipi Hyun Jie merona. Entah dia senang atau karena malu.
“eehhmm, Sehun ..” panggil Hyun Jie lirih.
“ne ?” Sehun menatapnya.
“mau mengantarku ke kantin ?” tanya Hyun Jie yang justru membuat Sehun makin gencar tertawa.
“wae ?” tanya Hyun Jie bingung.
“arasseo. Aku juga belum sarapan karena hari ini susterku datang terlambat” jawab Sehun. Ia tertawa sampai wajahnya memerah.
“hehe, baiklah. Sebelum ke kantin kita ambil dulu sarapanmu” ajak Hyun Jie. Yeoja itu kemudian mendekati kursi roda Sehun dan mendorongnya.
“aku ingin makan Pizza” kata Sehun saat keduanya tengah melewati lorong menuju dapur rumah sakit.
“serius ?” tanya Hyun Jie.
“uhm, sudah lama aku tidak memakannya” jawab Sehun.
“kau mau Pizza dengan topping apa ?” tanya Hyun Jie. Sontak Sehun terkejut dengan tawaran Hyun Jie.
“benarkah kau akan memesannya ?” tanya Sehun dengan mata berbinar. Hyun Jie tertawa kecil dan mengangguk.
“yeeeeeey !!” pekik Sehun senang seraya mengepalkan kedua tangannya di udara. Berteriak dengan senang membuat Hyun Jie terkekeh geli.
“aku mau Pizza dengan topping keju dan segelas bubble tea rasa cokelat !” jawab Sehun penuh semangat.
“oh ? kau suka bubble tea ?”
“ne, aku sangat menyukainya. Bagiku bubble tea adalah separuh nyawaku”
“berlebihan sekali, baiklah, bubble tea cokelat dan satu Pizza dengan topping keju” ujar Hyun Jie seraya mengirim pesan text kepada temannya melalui Handphonenya.
“berarti hari ini aku tidak makan makanan rumah sakit ? asiiik” seru Sehun gembira. Hyun Jie hanya tersenyum tipis.
“baiklah, lebih baik kita berlatih jalan di taman saja, bagaimana ?” tawar Hyun Jie dan Sehun pun mengangguk.
“arasseo, kajja” ajak Hyun Jie dan mereka pun pergi menuju taman belakang rumah sakit.
“sepi sekali disini” ujar Sehun seraya melihat sekeliling taman.
“tentu saja, karena pasien maupun orang rumah sakit tidak akan mau menjamah tempat ini” jawab Hyun Jie. Sehun menoleh kearahnya.
“maksudmu ?”
“taman ini bukan milik rumah sakit. Hanya taman terbengkalai. Tapi saat aku pertama kali kerumah sakit, itu karena aku menemukan taman ini”
“bagaimana bisa ?”
“kau tau ? saat SMA dulu aku sangat bandel dan nakal. Dan aku sering ikut tawuran antar sekolah. saat itu genk ku sempat dikejar polisi karena kami terlibat tawuran yang lumayan parah dengan SMA elit didekat sekolahku dulu. Jadinya saat itu kami kabur sendiri-sendiri dan aku malah terjebak di taman ini. Berlari dari gang ke gang, memanjat beberapa tembok dan pagar. Kau lihat tembok diujung sana ? tembok itulah yang membawaku kemari” jelas Hyun Jie.
“kau ? ikut tawuran ? serius ?” Sehun terkejut dengan cerita dari yeoja disebelahnya itu. dia tidak menyangka bahwa suster cantik yang merawatnya itu adalah mantan anak berandalan.
“ya, aku tau aku tau. Wajahku sangat tidak mendukung untuk menjadi berandalan. Benarkan ?” tebak Hyun Jie dan Sehun hanya mengangguk.
“dulu aku berpikir bahwa selama aku hidup sendiri tanpa kedua orang tuaku aku bisa melakukan hal yang kusuka. Bermain dan bermain sepuasnya. Bertemu mereka adalah suatu keberuntungan karena merekalah yang mengajariku berbagai pengalaman dalam hidup. Hey, sebenarnya tidak buruk menjadi seorang berandalan.” Kata Hyun Jie.
“apa kau anak tunggal ?” tanya Sehun lagi.
“ne, tapi aku punya seorang eonnie sepupu yang pernah tinggal bersamaku. Karena dia sibuk dengan karirnya jadi dia memutuskan tinggal sendiri di apartemennya.” Jawab Hyun Jie  Sehun hanya tersenyum kecut.
“kenapa Sehun ?” tanya Hyun Jie yang menyadari perubahan mimik wajah Sehun.
“tidak apa”
“kalau ada yang ingin kau ceritakan, katakan saja padaku. Aku akan mendengarkan” kata Hyun Jie. Sehun menarik nafas dan menghembuskannya pelan.
“sejujurnya aku sering di bully disekolah. Dan aku bukan orang yang suka kekerasan dan posisiku saat itu hanyalah murid pindahan. Jadi aku hanya diam saja. tapi suatu hari mereka berbuat sesuatu yang benar-benar merubahku. Aku hanya tidak ingin melukai siapapun. Tapi karena mereka, aku harus berurusan dengan polisi dan kedua orang tuaku marah besar. Karena itulah aku menjadi seorang anak yang pembangkang. Dan kecelakaanku 2 minggu lalu, itu karena aku sedang bertaruh dengan salah satu dari mereka. Kami sedang mengadakan balapan liar untuk memperebutkan posisi Kingka” cerita Sehun panjang lebar.
“apa kau pernah menggunakan narkoba atau sejenisnya ?” tanya Hyun Jie.
“tidak”
“minum minuman beralkohol ?”
“hanya Soju”
“merokok ?”
“satu kali seumur hidupku”
“hmm ... kebiasaan burukku yang susah kuhilangkan sampai sekarang adalah merokok” jawab Hyun Jie dan Sehun membelalakkan matanya.
“kau .... merokok ?” tanya Sehun tidak percaya.
“aku perokok aktif dulunya tapi karena ada Jungkook aku jadi sedikit mengurangi kebiasaanku itu. dan karena tugasku adalah sebagai seorang perawat jadinya aku jarang merokok”
“kau itu wanita apa bukan sih ?” gumam Sehun.
“hey bukankah kita akan belajar berjalan ?”
“ya, tolong, bantu aku berdiri” jawab Sehun. Hyun Jie tersenyum dan membantu Sehun berdiri. sesekali memopang tubuh Sehun saat namja itu akan terjatuh duduk.
“hari ini kita harus melatih kakimu untuk kuat memopang tubuhmu sendiri” kata Hyun Jie masih membantu Sehun belajar berdiri.
“kau tau, aku serasa menjadi seorang bayi yang sedang belajar berdiri” ucap Sehun.
“hahaha, tentu saja, kau adalah bayi besar”
“terima kasih” jawab Sehun kesal dan Hyun Jie tertawa geli.
“kakiku sakit” keluh Sehun.
“memang seperti itu, abaikan saja, justru semakin sakit kau akan semakin kuat memopang tubuhmu sendiri”
            Sehun hanya menurut dan dia benar-benar berlatih. Meski sering mengeluh dan Hyun Jie hanya memberi respon yang sama, Sehun mulai berpikir kalau ucapan Jungkook waktu itu benar. Hyun Jie adalah suster yang kejam. Tak terasa mereka telah menghabiskan waktu hingga 3 jam disitu.

“ngomong-ngomong kok Pizzanya belum datang ya ?” tanya Sehun dan sontak Hyun Jie teringat HP nya. Ia segera memeriksa HP nya dan dia terkejut melihat layar ponselnya. Terdapat lebih dari 100 panggilan masuk dan pesan dari orang yang sama. Sontak Hyun Jie pun mengabaikan Sehun dan menelpon seseorang.
“yeoboseyeo ? oppa ? eodiga ?”
“seharusnya aku yang bertanya, dimana kamu ?”
“hehe, aku ada ditaman sebelah barat rumah sakit”
“jeongmal paboya !! aku menunggumu selama 3 jam sampai berjamur dan kau tidak bilang kau ada disana ? kau bosan hidup huh ?”
“ehhmm, mianhae. Aku sedang mengajari pasienku oppa” ucap Hyun Jie dengan nada memelas. Sehun hanya mendengarkan obrolan mereka dari jauh.
“huh, merepotkan saja !”
“lalu Pizza dan bubble tea ku bagaimana ?”
“kau beli saja sendiri !” jawab lawan bicara Hyun Jie ketus.
“yak oppa ?! jebbal ...”
“aniya !”
“kalau oppa tidak menuruti permintaanku, jangan harap oppa bisa bertemu lagi denganku !” ancam Hyun Jie dengan raut wajah kesal. Sehun hanya tersenyum melihatnya.
“mwoya ? jangnan aniya ? beraninya kau mengancamku ?”
“bodoh ! yasudah, aku akan beritahukan ke Hyun Na kalau oppa-“
“baiklah baiklah ! huh ! kau selalu membawa namanya !” kesal di penerima telpon. Hyun Jie tersenyum senang karena berhasil menang dari lawan bicaranya.
“kutunggu di kamar nomor 357 ya oppa, annyeong”
“ne~ annyeong”
“Kajja Sehun, kita kembali ke kamar seraya menunggu pesanan kita datang” ucap Hyun Jie senang seraya mendorong kursi roda Sehun.
“ne, kajja” jawab namja itu. saat mereka kembali kerumah sakit dan melewati lorong salah satu rumah sakit, mereka berpapasan dengan seorang pria tinggi berwajah tampan dan berambut pirang dari arah berlawanan dan itu membuat Hyun Jie maupun namja itu menoleh satu sama lain.

“sepertinya aku kenal” ucap keduanya dalam hati lalu kembali melanjutkan perjalanan ketempat tujuan masing-masing.
“selamat siang ibu~” sapa pria tampan itu pada seorang yeoja berumur sekitar 50-an yang sedang terbaring lemah disalah satu bangsal rumah sakit tersebut.
“selamat siang, Yi Fan” balas ibu pria bernama Yi Fan itu.
“baiklah, apa kau suka musik ?” tanya Hyun Jie pada Sehun sesaat setelah Hyun Jie membantu Sehun berbaring di ranjangnya.
“ya, tentu” jawab Sehun.
“ingin mendengarkan lagu apa ?” tanya Hyun Jie.
“barat saja” pinta Sehun.
“baiklah” jawab Hyun Jie dan dia menyambungkan ponselnya dengan kabel speaker yang ada diruangan itu dan mulai menikmati musiknya sambil sesekali bernyanyi.

We're under pressure,
Seven billion people in the world trying to fit in
Keep it together,
Smile on your face even though your heart is frowning
But hey now, you know, girl,
We both know it's a cruel world
But I will take my chances

As long as you love me
We could be starving, we could be homeless, we could be broke
As long as you love me
I'll be your platinum, I'll be your silver, I'll be your gold
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me (love me)




            Dan Sehun tidak akan melupakan bahkan menghapus memorinya tentang potret wajah cantik yeoja yang sedang menyanyikan lagu disudut lain ruangannya dengan mata terpejam dan senyum yang menawan. Sungguh, dia akan selalu mengingat wajah yang begitu mempesona dan membuat jantungnya berdegup kecang seperti sekarang.

“permisi ...” terdengar suara seseorang yang sedang mengetuk pintu diluar. Hyun Jie mengehentikan senandungnya dan berjalan menuju pintu.
“oppa !” pekik Hyun Jie senang saat tau siapa yang datang. Sehun hanya terdiam karena dia penasaran siapa namja yang sudah membuat susternya berteriak histeris seperti itu.
“hey !” jawab namja itu balik.
“ayo masuk” ajak Hyun Jie dan Sehun sempat tertegun melihat siapa namja yang dipanggil oppa oleh Hyun Jie.
“Minseok Hyung ?” tanya Sehun tidak percaya. Sementara itu namja yang dipanggilnya membelalakkan matanya tidak percaya.
“Sehun ?” ucapnya balik.
“loh kalian saling kenal ?” kali ini giliran Hyun Jie yang bingung.
“tentu saja, dia kan kakak sepupuku” jawab Sehun dan Minseok hanya mengangguk.
“dunia sempit sekali ternyata” jawab namja bernama lengkap Kim Minseok itu.
“lalu, bagaimana bisa kau mengenal Xiumin-nama keren Minseok- hyung ?” tanya Sehun.
“pria inilah yang membuatku mengenal dunia berandalan” jawab Hyun Jie santai yang dihadiahi sebuah rangkulan maut pada lehernya dari Minseok.
“dia ini adik kelasku yang paling paling kusayang” jawab Minseok masih merangkul leher Hyun Jie posesif.
“hentikan oppa, kata-katamu barusan sangat menjijikkan !” bentak Hyun Jie seraya mencoba melepaskan rangkulan Minseok.
“hyung tidak tau kalau kau dirawat disini, Sehunna. Hyung pikir kau dibawa ke Jerman oleh Oh ajjushi.”
“ani hyung, orang tuaku tidak tau kalau aku kecelakaan. Hehe” jawab Sehun tanpa dosa.
“mwo ????” pekik Hyun Jie dan Minseok bersamaan.
“apasih ikut-ikut !” omel Hyun Jie.
“kamu yang ikut-ikut !” balas Minseok.
“nan baegopa !” keluh Sehun. Minseok kemudian menunjukkan beberapa barang bawaannya.
“ini, kau memesan pizza dan bubble tea kan ? awalnya hyung curiga kenapa si boneka setan ini memesan bubble tea karna biasanya dia akan minta dibawakan beberapa botol soju”
“enak saja ! aku sudah jarang meminumnya !” bela Hyun Jie. Gadis itu langsung mengambil satu cup bubble tea rasa green tea yang sebenarnya milik Minseok.
“itu milikku !” pekik Minseok tidak terima.
“kalau sudah ditanganku berarti ini milikku” jawab Hyun Jie enteng. Sehun hanya terkekeh melihat kelakuan dua orang dihadapannya. Dia menikmati bubble tea rasa cokelatnya dengan menonton adegan drama langsung dihadapannya.
“enak saja ! milikmu kan rasa cokelat !”
“aku maunya green tea ! kenapa kau bawel sekali sih ?!”
“kau menyebalkan !”
“kau lebih menyebalkan !”
“dasar boneka setan !” ejek Minseok.
“enak saja ! dasar pedofil !” balas Hyun Jie tidak mau kalah.
“kau xantofil !”
“dasar pendek !” Hyun Jie memukulnya telak. Minseok terlihat geram dan akan membalas sebelum Sehun memotong adegan pertengkaran layaknya anak kecil dihadapannya itu.
“kalian seperti anjing dan kucing saja”
“DIA ANJINGNYA !!!” pekik Hyun Jie dan Minseok bersamaan sambil menunjuk satu sama lain. Sehun hanya menggelengkan kepalanya.
“kenapa mereka se absurd ini sih ?” batin Sehun prihatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar