Tittle
: Absolute Boyfriend
Chapter
: III
Author
: Jie Er-Jerry
Pair
: SujungXL.Joe (on focus)
Rated : T
Genre : Friendship, Romance, Fantasy.
Disclaimer
: para pemain disini itu yang pasti
bukan punya saya, mereka punya orang tua masing-masing.
Warning : Cerita ini hanya fiktif belaka.
Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary : “karena
aku, pacarmu !”ucapnya lantang. Jadi, dia benar-benar mengaggap kalau hubungan
kami ini serius ?
Esok harinya, Su Jung terbangun dengan perasaan
gundah dan frustasi. Memang dia lupa dengan makhluk apa semalam dia bertemu
tapi soal uang Delapan Juta Won itu tidak pernah hilang dari pikirannya. Saat
sarapan pun dia hanya melamun, berpikir sampai membuat Hyeongkon heran dengan
sikap aneh adiknya itu. belum lagi di kelas, dia masih terus melamun. Dia benar-benar berpikir. Mengambil keputusan
yang menurutnya benar bukanlah hal mudah. Dan karena itu, hari itu juga, dia,
Kim Su Jung mendapat hadiah dari guru killernya.
“Su
jung !” panggil Ah Rin yang duduk dibelakangnya.
“oy
Jungie !” colek Ah Rin menggunakan pensil. Namun nihil, temannya itu malah
mematung padahal guru yang bernama Jang Geun Seok didepan sana yang sedang
mengajar materi fisika itu sedang menerangkan pelajarannya.
“hey
kau kenapa ?” tanya Hyun Na khawatir.
“oy
Su Jung ?! Jungie ~” panggil Ah Rin sambil terus mencolek lengan Su Jung.
“entahlah.
Apa jangan-jangan dia terlalu memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pacar ?”
pikir Hyun Na.
“entahlah.
Mungkin saja” jawab Ah Rin.
“kau
sih ! keterlaluan banget ngomongnya !” balas Hyun Na.
“nah
kau juga ikut-ikutan gitu” balas Ah Rin gak mau kalah. Sementara kedua
sahabatnya berisik dibelakangnya, Su Jung masih diam saja. tatapannya kosong
mengarah ke lantai. Pikirannya melayang kemana-mana.
“Delapan
juta won ...” gumamnya lirih.
“Kim
Su Jung !” panggil Geun Seok padanya.
“Delapan
juta ~” gumamnya lagi.
“nona
Su Jung !” panggil Geun Seok lebih keras namun Su Jung masih melamun.
“oy
Jungie ! si dementor ngamuk tuh !” Ah Rin dan Hyun Na yang panik langsung
menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu. jang geun Seok, sosok yang dipanggil
Dementor itu sudah hilang kesabarannya. Semua murid menelan ludah. Menunggu apa
yang akan dilakukan guru tampan mereka. Lima detik kemudian ...
BLETAKK
!!!
“aw
!” respon Su Jung singkat.
“Kyaaaaaaaaaaaa
!!!” teriak beberapa murid yang melihat adegan dimana sebuah penghapus papan tulis
setebal 10cm itu mendarat dengan mulus di dahi Su Jung. Ah Rin dan Hyun Na yang
melihatnya hanya bisa menutup mata.
“Nona
Su Jung ?! bisa kau jelaskan soal yang ada di papan ini ?” tanya Geun Seok saat
Su Jung sudah menaruh perhatiannya pada sebuah papan tulis dengan tulisan angka
yang beranak cucu didepan sana.
“maaf
pak, saya tidak mendengarkan tadi” jawab Su Jung datar.
“Kyaaaaaaaaaaaa
!!! Su Jung !! dahimu berdarah !!” pekik salah seorang siswa yang ada
didekatnya.
“masa
?” tanya Su Jung datar seraya menyentuh dahinya yang berdenyut nyeri.
“ah
iya, berdarah” gumamnya lirih.
“Jungie
ke UKS yuk !” ajak Ah Rin.
“aku
bisa sendiri” jawab Su Jung seraya berdiri dari tempat duduknya. Ia membungkuk
hormat pada guru killer didepan sana.
“permisi
pak, saya harus mengobati dahi saya akibat perbuatan bapak” ucapnya datar.
“sumpah
! dia kesurupan kayaknya !” komen Hyun Na yang shock dengan perubahan sifat
sahabatnya.
“pergilah.
Aku juga tidak suka dengan muridku yang susah diatur” jawab Geun Seok dingin.
“terima
kasih pak” balas Su Jung lalu pergi keluar kelas.
Di
UKS ...
“ada
yang bisa dibantu, cantik ?” tanya No Minwoo, salah satu dokter yang bekerja di
sekolah itu.
“aku
butuh obat merah dan perban juga perekatnya” jawab Su Jung ramah. Minwoo
menatapnya sebentar kemudian tersenyum jumawa.
“ada
apa dengan dahimu heh ?” tanyanya seraya terkekeh. Su Jung menghampirinya lalu
duduk diranjang UKS.
“dilempar
penghapus papan sama dementor” jawab Su Jung jujur. Minwoo pergi menuju lemari
obat untuk mengambil selembar perban, perekat dan obat merah lalu menghampiri
gadis cantik yang merupakan adik sahabatnya itu.
“apa
yang kau lakukan tadi ?” selidik Minwoo seraya mengobati luka di dahi Su Jung.
“aku
melamun”
“apa
yang kau lamunkan ?”
“uang”
“ada
apa ? kenapa harus melamunkan uang ?”
“aku
butuh uang, Oppa )3(“
“untuk
apa ? memangnya butuh berapa ?”
“aku
butuh untuk –aw !” perkataan Su Jung terpaksa berhenti saat obat merah cair itu
mengenai luka di dahinya.
“perih
~” rintihnya lirih.
“tahan,
nanti juga hilang” kata Minwoo serya memasangkan perban pada dongsaengnya itu.
“untuk
apa kau butuh uang ? dan butuh berapa banyak ?” tanya Minwoo lagi.
“aku
butuh Delapan Juta Won” jawab Su Jung seraya menatap Minwoo.
“HAH
????” expressi wajah pria dihadapan Su Jung itu berubah menggemaskan. Terkejut.
“biasa
aja dong Oppa expressinya !”
“De-delapan
Juta Won ? untuk apa Jungie ?” tanya Minwoo yang masih terkejut.
“aku
harus menebus sesuatu yang berharga”
“apa
itu ?”
“rahasia
^^”
“kenapa
harus dirahasiakan sih ? apa Hyeongkon tau ?”
“ani
.. aku tidak bilang padanya. Ini terlalu rahasia”
“kau
itu .. itu uang yang sangat banyak”
“aku
tau Oppa .. karena itu sedari tadi aku melamun dikelas”
“kau
perlu pinjaman ?” tanya Minwoo. Su Jung menoleh kearahnya dan pria itu
tersenyum manis untuknya.
“tidak
perlu oppa, aku sudah menemukannya” jawab Su Jung seraya tersenyum manis.
“eh
?”
“baiklah,
aku kembali ke kelas dulu ya .. annyeong oppa !” pamit Su Jung seraya beranjak
dari tempatnya. Minwoo mengangguk dan mengantarkannya keluar ruang UKS.
“jangan
melamun lagi okay ?”
“ne
arasseo ^^” jawab Su Jung lalu pergi kembali ke kelasnya. Minwoo
memperhatikannya. Sebuah lengkungan manis terukir diwajahnya.
“ternyata
dia jatuh cinta” gumam Minwoo. Ia tersenyum geli.
Sepulang sekolah, Su Jung sengaja
menghindari kedua sahabatnya dan dia buru-buru pergi ke ATM center. Sesampainya
disana, dia merogoh tasnya. Mengambil sebuah dompet bergambar Domo-kun dan
mengeluarkan sebuat kartu ATM miliknya. Sebelum memasukkan kartunya kedalam
hole machine, ia menarik nafas berat lalu membuangnya perlahan.
“semoga
bukan pilihan yang salah” gumamnya seraya memasukkan kartu ATMnya.
“terpaksa
batal kuliah” jeritnya dalam hati saat beberapa uang lembar keluar dari mesin
uang tersebut.
Setelah jumlah uang yang
diinginkannya itu sudah ada di tangannya, Su Jung segera pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, ia tidak menemukan kakaknya. Ah dia lupa kalau hari ini kakaknya
ada kerja lembur sampai malam. Setelah membersihkan diri, membereskan rumah dan
masak makan malam untuk kakaknya, Su Jung segera pergi ke tempat aneh tadi
malam. Ia sudah punya uang yang diminta pemilik toko tersebut. Dan wajahnya
yang sedari tadi pagi itu pucat, sekarang sudah ceria. Itu karena dia tidak
sabar untuk melihat sosok yang diinginkannya itu hidup.
Sesampainya disana, Su Jung segera
memparkirkan sepedanya dihalaman toko. Ia menarik nafas berat sebelum akhirnya
ia melangkahkan kakinya memasuki tempat itu.
“selamat
datang, Nona Su Jung” sapa Luhan ramah saat Su Jung sudah berada didalam.
“ah,
ne” jawab Su Jung seraya tersenyum.
“waw
kau datang rupanya ?” sindir Kyuhyun.
“sudah
kubawa uangnya” jawab Su Jung mantab.
“benarkah
? darimana ka-“
“jangan
banyak bertanya. Yang penting sudah kudapatkan” potong Su Jung cepat. Dia malas
kalau harus mendengar omongan Kyuhyun yang kadang nyelekit itu.
“baiklah,
Luhan, persiapkan upacara pembangkitannya” kata Kyuhyun.
“u-upacara
pembangkitan ?” tanya Su Jung bingung.
“baiklah
Tuan” jawab Luhan patuh lalu pergi.
“kau
benar-benar menginginkannya ya ?” tanya Kyuhyun dengan evil smirk di bibirnya.
“ya”
jawab Su Jung singkat.
“oh
ini ...” lanjutnya seraya menyerahkan sebuah amplop pada Kyuhyun.
“baiklah,
uangmu sudah kuterima. Persiapkan dirimu untuk upacara pembangkitannya, nona.
Karena kami membutuhkanmu juga”
“mak-maksudmu
?” tanya Su Jung heran.
“semua
sudah disiapkan Tuan” kata Luhan yang menghampiri Su Jung dan Kyuhyun.
“baiklah
Luhan. Mari, ikut kami” ajak Kyuhyun. Su Jung dengan pasti mengikuti langkah
Kyuhyun dan Luhan. Memasuki sebuah ruangan gelap dengan lampu remang-remang
sewarna merah.
Su Jung berjalan masuk kedalam
ruangan tersebut sambil melihat-lihat isi ruangan. Namun pandangannya jatuh pada
sosok yang sangat diinginkannya yang kini terbaring kaku diatas lantai dengan
simbol melingkar aneh dibawahnya. Su Jung merasakan jantungnya berdegup kencang
saat melihat sosok tampan itu. namun jantungnya berdegup lebih kencang saat
Luhan sudah berada didepannya dengan jarak wajah yang hanya 10cm darinya.
“maafkan
aku” ucapnya.
“ha
?” Su Jung bingung. Namun saat Luhan menepuk pundak Su Jung, gadis itu pingsan
seperti saat Luhan akan mengantarnya pulang kemarin malam. Tentu Su Jung
“disengajakan” untuk pingsan. Untuk kelancaran upacara kebangkitan sosok tampan
berambut magenta itu.
“bawa tubuhnya ke sebelah sana” perintah Kyuhyun seraya menunjuk kearah lantai dengan simbol aneh diatasnya. Luhan mengangguk lalu membawa tubuh Su Jung ketempat yang diperintahkan oleh Kyuhyun.
“bawa tubuhnya ke sebelah sana” perintah Kyuhyun seraya menunjuk kearah lantai dengan simbol aneh diatasnya. Luhan mengangguk lalu membawa tubuh Su Jung ketempat yang diperintahkan oleh Kyuhyun.
“ambil
darahnya Luhan. Aku butuh darahnya untuk melancarkan ritualku”
“baiklah
Tuan” jawab Luhan patuh. Namja imut itu kemudian menghampiri Su Jung dan
memegang salah satu pergelangan tangan Su Jung.
“maafkan
aku cantik” gumamnya lirih. Luhan kemudian menggoreskan pisau ke telapak tangan
Su Jung dan menadah darah gadis itu pada sebuah tabung kecil berwarna bening.
“Ini
tuan” ucapnya pada Kyuhyun seraya menyerahkan tabung kecil tersebut.
“baiklah.
Terima kasih Luhan”
Luhan segera mundur dan Kyuhyun
memulai ritual kebangkitannya. Dan sayap hitam kedua pria tampan tersebut kini
terbentang dibalik punggung mereka.
“wahai
Samael. Archangel terkuat dari yang terkuat. Malaikat yang baik sekaligus yang
jahat. Penguasa Surga tingkat ke 5 yang memimpin 2 juta malaikat. Malaikat yang
tinggal di Surga ke 7. Bapak dari para Lucifer, Satan, Iblis dan Setan, malam
ini, kubangkitkan salah satu anakmu dalam tubuh manusia ini. Ijinkan aku sekali
lagi menghidupkan Lucifer dalam tubuh manusia ini. Kupersembahkan darah seorang
gadis berambut semerah darah yang telah diramalkan. Ijinkan aku untuk
membangkitkannya lagi wahai Samael the Angel Of Death, the Poison of God !”
ucap Kyuhyun lantang. Luhan menunduk, tangannya sibuk dan bibirnya merapalkan
mantra-mantra dalam bahasa kuno.
“wahai
Samael. Archangel terkuat dari yang terkuat. Malaikat yang baik sekaligus yang
jahat. Penguasa Surga tingkat ke 5 yang memimpin 2 juta malaikat. Malaikat yang
tinggal di Surga ke 7. Bapak dari para Lucifer, Satan, Iblis dan Setan, malam
ini, kubangkitkan salah satu anakmu dalam tubuh manusia ini. Ijinkan aku sekali
lagi menghidupkan Lucifer dalam tubuh manusia ini. Kupersembahkan darah seorang
gadis berambut semerah darah yang telah diramalkan. Ijinkan aku untuk membangkitkannya
lagi wahai Samael the Angel Of Death, the Poison of God !” ucap Kyuhyun lagi.
Gerakan jari luhan semakin cepat dan bibirya semakin cepat merapalkan
mantra-mantra kuno tersebut. Ruangan tersebut memancarkan cahaya merah. Simbol
melingkar dibawah tubuh Su Jung dan L.Joe menjadi terang.
“kupersembahkan
setetes darah seorang gadis berambut semerah darah sesuai yang telah
diramalkan” lanjut Kyuhyun. Kemudian ia meneteskan darah Su Jung diatas jantung
L.Joe. tiba-tiba tubuh kaku itu bergerak. Tubuh itu bergetar hebat. Meronta
seakan ada yang membakar tubuhnya.
“wahai
Samael. Archangel terkuat dari yang terkuat. Malaikat yang baik sekaligus yang
jahat. Penguasa Surga tingkat ke 5 yang memimpin 2 juta malaikat. Malaikat yang
tinggal di Surga ke 7. Bapak dari para Lucifer, Satan, Iblis dan Setan, malam
ini, kubangkitkan salah satu anakmu dalam tubuh manusia ini. Ijinkan aku sekali
lagi menghidupkan Lucifer dalam tubuh manusia ini. Kupersembahkan darah seorang
gadis berambut semerah darah yang telah diramalkan. Ijinkan aku untuk
membangkitkannya lagi wahai Samael the Angel Of Death, the Poison of God !”
ucap Kyuhyun dan Luhan bersamaan. Tiba-tiba tubuh L.Joe tenang. Cahaya merah
terang sudah redup dan simbol dibawahnya kini kembali seperti semula. Sosok
bernama L.Joe itu kini telah sepenuhnya sadar.
“kita
berhasil, Tuan” kata Luhan.
“ya,
dia, Lucifer terkuat telah bangkit dari tidurnya” jawab Kyuhyun. Sementara itu,
L.Joe, soosk yang disebut Lucifer itu berdiri dari tempatnya. Menggelengkan
kepalanya cepat. Kemudian saat ia benar-benar sadar, ia menatap Kyuhyun dan
Luhan.
“selamat
datang kembali, Tuan” kata Kyuhyun hormat seraya menunduk. Luhan juga menundukkan kepalanya.
“siapa
yang menginginkanku ?” tanya L.Joe dengan suara berat dan terkesan jahat.
“disana,
seorang gadis berambut semerah darah yang menginginkan kebangkitanmu” jawab
Kyuhyun seraya menunjuk Su Jung yang maish terbaring kaku. L.Joe menghampiri
sosok itu.
“terima
kasih, My queen” bisik L.Joe pada Su Jung yang sedang terbaring kaku itu.
Kyuhyun dan Luhan menaikkan sebelah alis mereka saat melihat L.Joe dengan sigap
menggendong tubuh Su Jung.
“mau
kemana Tuan ?” tanya Kyuhyun dengan nada hormat.
“akan
kubawa dia pulang. Berikan aku pintu teleportasinya” perintah L.Joe. Luhan
mengangguk dan segera membuka pintu teleportasi untuk L.Joe dan Su Jung.
“Tuan,
sekarang dia pemilikmu” ucap Kyuhyun.
“aku
tau” jawab L.Joe singkat. Ketika ia hendak memasuki pintu teleportasi, Kyuhyun
meneruskan perkataannya.
“jangan
sampai anda terluka Tuan, karena sedikit saja anda terluka, maka gadis itu akan
merasakan apa yang kau rasakan”
“apa
yang kau katakan ?” tanya L.Joe tidak senang. Mata merahnya berkilat.
“darah
gadis itu yang membangkitkanmu Tuan. Kau sekarang Demon miliknya” jelas Kyuhyun lagi.
“baiklah.
Aku mengerti. Aku pergi” kata L.Joe lalu ia memasuki pintu teleportasi. Ketika
pintu teleportasi tertutup.
“saya
sedikit khawatir, Tuan”
“ada
apa Luhan ?”
“anda
atau siapa yang telah anda bangkitkan”
“ya,
Luhan. Aku tau. Kuharap dia tidak
merusak tubuh yang menampungnya itu”
“tidak
untuk yang kedua kalinya, Tuan Kyu” jawab Luhan.
Sementara
itu, ditempat lain ...
“Dia telah bangkit kembali Tuan” ucap
seorang pria tampan seraya melihat sebuah buku hitam.
“ya,
Hyunseung. Aku tau” jawab tuannya.
“apa
yang akan kau lakukan ?” tanya Hyunseung, si pelayan.
“mari
kita lihat apa yang akan dilakukannya di bumi untuk yang kedua kalinya” ucap
tuannya. Kedua pria tersebut kemudian melihat isi buku hitam tersebut.
>>> To Be Continue <<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar