Tittle : As Long As You Love Me
Chapter :
II
Author : Jie Er-Jerry
Cast : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find
your self
Rated :
T
Genre :
Romance, Angs, Fluff
Disclaimer : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka punya orang
tua masing-masing.
Warning :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary :
“aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”
Setelah
mengajak Sehun jalan-jalan, Hyun Jie dengan paksa mengusir Jungkook untuk
pulang. Tentu saja namja imut itu cemberut karena noonanya tapi kalau dia tidak
menuruti perintah Hyun Jie, ancaman dia tidak bisa makan selama satu minggu.
Sesampainya dikamar Sehun.
“kau lelah ?” tanya Hyun Jie. Ia
membantu Sehun berdiri dan membantunya untuk berbaring di ranjang istirahatnya.
“tidak, aku tidak lelah. Justru
kurasa kau yang lelah” balas Sehun seraya melihat raut wajah Hyun Jie yang
kadang terlihat datar kadang juga ramah.
“aku tidak apa-apa Sehun. Kau
istirahatlah, nanti malam aku akan membangunkanmu untuk makan malam dan minum
obat”
“chakkaman ? kau bilang nanti malam
?” tanya Sehun memastikan.
“wae ?” tanya Hyun Jie bingung.
“aku akan pulang Sehun. Setelah kau
menghabiskan makan malam dan obatmu aku pasti pulang” jawab Hyun Jie lembut.
Sehun heran, apakah waktu kerja Hyun Jie selama itu ?
“kau terlihat lelah Hyun Jie ...
aku khawatir padamu” jawab Sehun memelas. Hyun Jie terkikik geli seraya
mengacak-acak rambut Sehun pelan.
“baru ini aku dikhawatirkan oleh
pasien ku”
“aku serius Kim Hyun Jie” ucap
Sehun tegas. Membuat Hyun Jie sedikit terkejut dan kemudian yeoja itu
menunjukkan senyum manisnya.
“sudah tugasku untuk merawat
pasienku” jawab Hyun Jie.
“kalau begitu, kau istirahatlah.
Aku akan membangunkanmu nanti” kata Hyun Jie seraya membenarkan selimut milik
Sehun.
“besok kau akan datang kan ?” tanya
Sehun.
“tentu saja ! mana mungkin aku
meninggalkan pasienku” jawab Hyun Jie mantab. Sehun tersenyum tipis.
“jaljjayo...” ucap Hyun Jie sebelum
ia keluar dari ruangan namja itu.
“ne, jaljjayo” balas Sehun lalu
namja itu memejamkan matanya.
Masih
pukul 18:30 KST dan Hyun Jie sudah harus membantu suster yang lain merawat
pasien-pasien mereka karena seharusnya Hyun Jie sudah pulang dari jam 16:00 KST
tadi tapi dia berniat untuk merawat Sehun sampai namja itu menghabiskan makan
malam dan obatnya nanti.
“eonnie, neomu gwaenchana ?” tanya
seorang gadis berusia sekitar 12 tahun yang sedang duduk manis di kursi
rodanya.
“wae saeng ? eonnie baik-baik saja
kok” jawab Hyun Jie ramah seraya mengusap rambut gadis itu.
“eonnie terlihat lelah” jawab gadis
itu khawatir.
“masa ? padahal eonnie sangat
semangat loh bisa merawat Suyeon sekarang” bujuk Hyun Jie, membuat gadis manis
itu tersipu malu. Hyun Jie tersenyum dan mencubit gemas pipi gadis itu lembut.
“ayo, habiskan makananmu setelah
itu Suyeon tidur ya ?” rayu Hyun Jie lagi. gadis bernama Suyeon itu mengangguk
dan dengan semangat ia menghabiskan makanan yang disuapkan Hyun Jie padanya.
Setelah memberikan obat untuk pasiennya itu, Hyun Jie segera menggendong tubuh
Suyeon yang lemah itu untuk segera beristirahat di ranjangnya.
“oyasuminasai, Jie-oneesama” kata
Suyeon seraya tertawa ringan.
“oyasuminasai, Suyeon-chan” balas
Hyun Jie seraya tersenyum. Setelah memastikan kalau gadis itu sudah tidur, Hyun
Jie pergi menuju dapur khusus untuk mengembalikan nampan berisi mangkuk dan gelas
bekas ia menyuapi Suyeon tadi. Ia melihat Ruki sedang menyiapkan beberapa
mangkuk makanan untuk pasien-pasien lainnya.
“belum pulang Ruki ?” tanya Hyun
Jie, membuat sahabatnya itu terkejut.
“aigoo Hyun Jie ? kenapa kau belum
pulang ? bukankah ini sudah lewat jam kerjamu ?” tanya Ruki.
“hari ini aku lembur. Hehe” jawab
Hyun Jie lalu nyengir.
“pasti demi pasien barumu kan ?”
tebak Ruki.
“tidak juga. Hari ini banyak suster
yang shift pagi sedangkan pasien yang butuh perawatan lebih semakin banyak
sekarang. Kupikir tidak ada salahnya membantu mereka meneruskan pekerjaannya”
“tapi kau terlihat lelah Hyun Jie
...” ujar Ruki khawatir.
“Ruki, sudah berapa kali kau
mendapati wajahku dengan expressi seperti ini huh ?”
“kau lelah Hyun Jie ! pulanglah !”
paksa Ruki. Hyun Jie memutar bola matanya malas.
“aku akan pulang setelah Sehun
menghabiskan makanan dan obatnya”
“kau janji ?” paksa Ruki.
“ne ne ne, aku janji Ruki” jawab
Hyun Jie pasrah. Dia sering dikhawatirkan oleh para suster dan dokter-dokter
dirumah sakit itu karena dia selalu pulang terlambat dan memperpanjang waktu
kerjanya. Terutama Ruki, yang sudah bosan melihat Hyun Jie terus-terusan
merawat pasien-pasiennya. Ia sangat khawatir pada sahabat seperjuangannya itu.
“baiklah, ini, segera beri makan
pasienmu itu lalu kau, pulanglah ! aku yakin Jungkook sudah mengomel sekarang
karena kau tak kunjung pulang” ujar Ruki.
“aku sudah bilang padanya kalau aku
akan pulang terlambat”
“kau ini selalu seperti itu” keluh
Ruki.
“baiklah, aku ke kamar Sehun dulu”
pamit Hyun Jie seraya membawa sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas
teh hangat yang akan menjadi makan malam Sehun. Sesampainya dikamar Sehun, Hyun
Jie sedikit terkejut. Ia sangat terpesona melihat wajah Sehun yang sedang
tidur. Menurutnya sangat polos dan tampan. Namun ia segera menghilangkan
pikirannya yang mulai gila itu dengan membangunkan Sehun.
“Sehun, ayo bangun, makan malammu
sudah siap” ucap Hyun Jie seraya menggoyangkan tubuh Sehun pelan. Namja itu bergerak
gusar dan perlahan membuka matanya.
“Hyun ... Jie ?” ujar Sehun lirih.
Namja itu belum sepenuhnya sadar.
“ne, kau harus makan setelah itu
minum obat setelah itu lanjutkan tidurmu”
“kenapa kau belum pulang ?” tanya
Sehun yang mencoba untuk duduk. Dengan sigap Hyun Jie menyusun bantal untuk
sandaran punggung Sehun saat namja itu duduk diranjangnya.
“kan sudah kubilang setelah kau
makan aku akan pulang. Jadi, kalau kau ingin aku segera pulang, kau harus
menghabiskan makananmu sekarang”
“ne arasseo” jawab Sehun nurut.
Hyun Jie menyuapinya dengan bubur hangat dan Sehun makan dengan lahapnya.
Sebenarnya bukan karena namja itu lapar tapi karena namja itu ingin Hyun Jie
segera pulang. Sehun tau kalau Hyun Jie benar-benar lelah saat itu.
“kau lapar apa rakus sih ?” tanya
Hyun Jie. Membuat Sehun mendelik kesal.
“a-aku lapar !” bela Sehun. Hyun
Jie menaikkan sebelah alisnya. Membuat Sehun semakin salah tingkah.
“ma-mana obatku ? aku ingin segera
tidur lagi !” ucap Sehun ketus karena salting. Hyun Jie hanya tersenyum geli
dan memberikan obat untuk Sehun.
“bahkan kau semangat sekali memakan
semua obatmu”
“bawel !” omel Sehun kesal.
“pulang sana ! aku ingin tidur !”
usir Sehun dengan judesnya. Hyun Jie terkejut.
“kau mengusirku ?” tanya Hyun Jie
tidak percaya. Sehun menghela nafasnya dan membuangnya sedikit kasar.
“aku tidak mengusirmu tapi aku
menyuruhmu pulang. Aku sudah selesai makan dan sudah meminum semua obatku malam
ini dan kau sendiri berjanji untuk segera pulang kan ?” bantah Sehun.
“baiklah, aku akan pulang. Besok
aku akan mengajakmu jalan-jalan lagi” kata Hyun Jie.
“sekarang kau beristirahatlah.
Sampai ketemu besok” kata Hyun Jie seraya membantu Sehun untuk berbaring di
ranjang istirahatnya. Sehun hanya mengangguk.
“sampai ketemu besok, Oh Se Hoon”
pamit Hyun Jie seraya keluar dari kamar Sehun membawa nampan berisi mangkuk
kotor bekas Sehun makan tadi.
“apa kau juga melakukan itu pada
orang yang jadi pasien pertamamu itu ?” gumam Sehun lirih. Sungguh, sebenarnya
Sehun tau kalau Hyun Jie kelelahan tapi dia tidak bisa menghentikan yeoja yang
menjadi susternya itu.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 21:00 KST saat Hyun Jie masih berjalan menuju rumahnya.
Saat berjalan beberapa orang menyapanya dan Hyun Jie membalas sapaan mereka
dengan ramah. Sesampainya dirumah, ia sudah menemukan Jungkook tengah tertidur
di ruang tamunya. Hyun Jie khawatir sekali dengan posisi tidur Jungkook yang
mungkin saat gerak sedikit saja namja imut itu akan terjatuh dari sofa. Hyun
Jie menghampiri Jungkook dan membangunkan dongsaengnya paksa namun Jungkook
masih terlelap sehingga mau tidak mau Hyun Jie harus memopang tubuh namja itu
menuju kamarnya. Setelah membantu Jungkook tidur diranjang dan menyelimuti
namja itu, Hyun Jie segera mandi. Ya, mandi malam sudah jadi kebiasaannya sejak
tiga tahun yang lalu.
Setelah
mandi, Hyun Jie membuat segelas susu pisang favoritnya. Ia menuju balkon
rumahnya. Menghirup udara malam yang mulai dingin saat itu. lagi, dia akan
melamun dan mengingat masa lalunya bersama Kim Joon Myeon, namja yang
membuatnya harus banting setir dari seorang ilmuwan, seorang anak sains menjadi
seorang perawat seperti sekarang.
“oppa,
sepertinya aku sudah memutuskan cita-citaku setelah aku lulus nanti !” ujar
yeoja dengan dress biru tosca selutut itu pada namja yang sedang berdiri dengan
dua tongkat penyanggah disebelah kanan dan kirinya.
“benarkah
? apa itu ?” tanya namja yang dipanggil oppa itu.
“aku
akan menjadi perawat” jawab yeoja itu mantap.
“benarkah
? wae ? bukannya kau sangat ingin menjadi seorang ilmuwan ?” tanya namja itu
heran.
“oppa
harus berjalan kemari kalau ingin tau jawabannya” tantang yeoja itu.
“tanpa
tongkat !”lanjutnya.
“Hyun
Jie, jarak kita 5 meter” protes namja itu.
“lalu
?”
“kau
menantangku ?”
“ani”
“lalu
?”
“kemarilah
!”
“arasseo”
jawab namja itu sambil menjatuhkan kedua tongkat penyanggahnya. Ia mulai
sempoyongan namun yeoja yang 5 meter didepannya itu menyemangatinya. Dengan
pelan Suho berjalan. Mengendalikan dirinya yang mulai sempoyongan lagi dan
bahkan hampir terjatuh. Hyun Jie terus meneriakkan namanya dengan ceria.
Menunggu dengan sabar namja itu sampai padanya. Dan disinilah Suho. Dihadapan
yeoja cantik yang menjadi penyemangat hidupnya.
“chukkae
!” ucap Hyun Jie seraya memeluk namja dihadapannya dengan erat.
“chakkaman”
Suho melonggarkan pelukannya dan menuntut jawaban Hyun Jie.
“wae
?” tanya Hyun Jie polos.
“kau
membuatku berjalan sejauh lima meter untuk mendapatkan jawaban darimu dan
sekarang kau malah bertanya dengan wajah polos seperti itu ?” omel Suho kesal.
Hyun Jie terkikik geli.
“arasseo,
huh dasar cerewet !” cemooh Hyun Jie.
“apa
jawabannya ?” tuntut Suho. Hyun Jie menatapnya cukup lama lalu tersenyum dengan
tulus.
“karena
aku akan terus merawat oppa sampai oppa sembuh” jawabnya yakin. Suho
membelalakkan matanya. Terkejut tentu saja. bagaimana bisa yeoja yang
dicintainya itu membuang cita-cita nya dan mengganti dengan cita-cita baru
hanya karena dirinya ? siapa Suho bagi Hyun Jie ? itulah pertanyaan yang selalu
muncul dibenak Suho saat yeoja itu mulai membuatnya terharu, tersentuh, bahagia
maupun senang.
“Hyun
... Jie ...” Suho kehabisan kata-katanya. Sungguh ia bingung, kenapa Hyun Jie
melakukan semua itu untuknya.
“wae
oppa ?” tanya Hyun Jie khawatir. Suho menatapnya lekat, membuat yeoja itu harus
memanglingkan wajahnya dari tatapan tajam onyx namja dihadapannya. Semburat
merah merona menghiasi kedua pipinya.
“wae
Hyun Jie ? kenapa kau melakukannya untukku ?” tanya Suho dengan nada getir.
Hyun Jie memeluknya lagi. sangat erat namun terasa hangat dan nyaman bagi
keduanya.
“karena
oppa berharga untukku” jawabnya tulus. Krystal bening mulai berjatuhan saat
Suho memejamkan matanya. Memeluk erat yeoja dihadapannya.
“kenapa
aku Hyun Jie ? kenapa harus namja dengan penyakit mematikan sepertiku yang kau
anggap berharga ?” isak Suho. Hyun Jie melonggarkan pelukan mereka, menghapus
air mata Suho dengan lembut, dan mengelus pipi namja itu dengan penuh kasih
sayang.
“karena
aku mencintaimu, Kim Joon Myeon” ucap Hyun Jie penuh tulus. Membuat namja
didepannya shock. Benarkah itu ? benarkah Hyun Jie memiliki perasaan yang sama
? tapi dia ingat, umurnya tidak akan panjang. Dan dia akan meninggalkan yeoja
itu untuk selamanya.
“kau
tau umurku tidak lama lagi, Hyun Jie” kata Suho dengan isak yang semakin
menjadi.
“kau
akan sembuh oppa. Karena aku akan merawatmu, merawatmu sampai sembuh” jawab
Hyun Jie yakin seraya menghapus air mata Suho yang sudah membasahi pipi tirus
namja itu.
“Hyun
Jie ...”
“ssstt
... sudah, seharusnya oppa senang kan ? bisa berjalan sejauh lima meter seperti
tadi dan menghampiriku dengan selamat ? hehe” Hyun Jie terkekeh. Suho
menatapnya cukup lama. Menyelami manik hazel itu dan mencari kebenaran dan
disana, didalam mata hazel itu semua kebenaran telah diungkapkan oleh
pemiliknya. Keseriusan ucapan sang pemilik hazel telah didengarnya. Dan pemilik
mata hazel itu sudah ada dihadapannya. Tanpa sadar kedua tangan Suho menangkup
kedua pipi yeoja dihadapannya itu. menatap dalam mata hazel favoritnya dan
perlahan menghapus jarak diantara mereka saat bibir nya bersentuhan dengan
bibir yeoja yang dicintainya, mencium bibir itu lembut tanpa nafsu. Meluapkan
rasa cintanya hanya lewat ciuman yang tanpa ada interaksi. Hanya menempel,
tidak ada lumatan, pertukaran saliva dan perang lidah. Hanya menempel dan itu
sudah cukup untuk keduanya memahami perasaan masing-masing.
“nan,
saranghaeyeo” ucap Suho saat melepas ciumannya.
“nado
saranghae” jawab Hyun Jie tulus. Suho memeluknya erat. Oh betapa beruntungnya
pria yang bisa mendapatkan yeoja yang sedang dipeluknya kini. Andai dia orang
yang sehat, andai dia orang yang berfisik kuat, andai dia manusia normal
mungkin dia akan lebih bahagia lagi bisa mendapatkan Hyun Jie. Tapi kebahagian
itu harus sirna mengingat bahwa pada faktanya, seorang Kim Joon Myeon hanya
seorang pasien dirumah sakit dengan penyakit mematikan bernama Alzheimer yang
perlahan menggerogoti nyawanya.
“tidakkah
kau menyesal mengatakan hal itu ?” tanya Suho. Hyun Jie memiringkan kepalanya.
Bingung dengan maksud pertanyaan Suho.
“wae
oppa ?”
“Hyun
Jie, kau tau kalau aku akan segera mat-“
“tidak,
aku tidak menyesal, as long as you love me that’s enough for me to keep loving
you” potong Hyun Jie cepat.
“bukankah
aku sudah berjanji akan mewarat dan membuat oppa sembuh ?” tanya Hyun Jie
seraya memeluk kembali namja dihadapannya itu.
“ne,
kau sudah berjanji padaku Hyun Jie” jawab Suho membalas pelukan Hyun Jie.
Disana,
di taman kota, saat senja tiba kedua insan yang sedang berbagi kasih sayang itu
memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dan Suho harus beristirahat karena
besok ia akan belajar untuk berjalan lagi.
“oppa, bogoshippoyeo” tak terasa
air mata Hyun Jie menetes.
“oppa, apa yang harus aku lakukan
?” lanjutnya.
“aku takut kalau rasa cinta ini
pudar. Kumohon oppa, kuatkan aku” isaknya. Ia meremat dada kirinya. Rasanya
sakit sekali.
WUUSSSHH
......
Angin yang berhembus barusan terasa
amat sejuk dan menenangkan. Sedikit membuat rambut pirang Hyun Jie berkibar (?)
“baiklah oppa, aku akan segera
tidur, besok ada pasien yang harus aku rawat” Hyun Jie menghapus air matanya
seraya berdiri dari tempatnya duduk.
“aku butuh dukunganmu oppa. Jangan
lupa berikan aku dukunganmu ya !” ucap Hyun Jie lagi. ia memasuki kamar
tidurnya dan segera tidur karena besok ia harus bangun pagi.
Sementara Sehun dirumah sakit ...
“sial ! aku tidak bisa tidur !”
gerutunya kesal.
“sejuk sekali udara malam ini ...
membuatku nyaman untuk tetap terjaga” gumam Sehun.
“Kim Hyun Jie ... apakah kau yakin
kalau aku bisa sembuh ?” tanya Sehun pada dirinya sendiri. Lagi, angin berhembus
lembut menerpa kulitnya. Padahal ia yakin kalau Hyun jie sudah menutup jendela
kamar rawatnya. Lalu ? darimana asal angin itu ?
“aku ingin sembuh ...” ucap Sehun
lalu memejamkan matanya.
>>> To Be Continue <<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar