Minggu, 22 Juni 2014

As Long As You Love Me (Chapter 2)



Tittle                : As Long As You Love Me
Chapter           : II
Author             : Jie Er-Jerry
Cast                 : Kim Hyun Jie, Oh Se Hoon, Jeong Jongkook and find your self
Rated              : T
Genre              : Romance, Angs, Fluff
Disclaimer       : para pemain disini itu yang pasti bukan punya saya, mereka  punya orang  tua masing-masing.
Warning          : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan dipercaya. Gasuka gausah dibaca.
Summary         : “aku akan merawatmu, sampai kau sembuh”





            Setelah mengajak Sehun jalan-jalan, Hyun Jie dengan paksa mengusir Jungkook untuk pulang. Tentu saja namja imut itu cemberut karena noonanya tapi kalau dia tidak menuruti perintah Hyun Jie, ancaman dia tidak bisa makan selama satu minggu. Sesampainya dikamar Sehun.

“kau lelah ?” tanya Hyun Jie. Ia membantu Sehun berdiri dan membantunya untuk berbaring di ranjang istirahatnya.
“tidak, aku tidak lelah. Justru kurasa kau yang lelah” balas Sehun seraya melihat raut wajah Hyun Jie yang kadang terlihat datar kadang juga ramah.
“aku tidak apa-apa Sehun. Kau istirahatlah, nanti malam aku akan membangunkanmu untuk makan malam dan minum obat”
“chakkaman ? kau bilang nanti malam ?” tanya Sehun memastikan.
“wae ?” tanya Hyun Jie bingung.
“kau tidak pulang kerumah ?” tanya Sehun lagi.
“aku akan pulang Sehun. Setelah kau menghabiskan makan malam dan obatmu aku pasti pulang” jawab Hyun Jie lembut. Sehun heran, apakah waktu kerja Hyun Jie selama itu ?
“kau terlihat lelah Hyun Jie ... aku khawatir padamu” jawab Sehun memelas. Hyun Jie terkikik geli seraya mengacak-acak rambut Sehun pelan.
“baru ini aku dikhawatirkan oleh pasien ku”
“aku serius Kim Hyun Jie” ucap Sehun tegas. Membuat Hyun Jie sedikit terkejut dan kemudian yeoja itu menunjukkan senyum manisnya.
“sudah tugasku untuk merawat pasienku” jawab Hyun Jie.
“kalau begitu, kau istirahatlah. Aku akan membangunkanmu nanti” kata Hyun Jie seraya membenarkan selimut milik Sehun.
“besok kau akan datang kan ?” tanya Sehun.
“tentu saja ! mana mungkin aku meninggalkan pasienku” jawab Hyun Jie mantab. Sehun tersenyum tipis.
“jaljjayo...” ucap Hyun Jie sebelum ia keluar dari ruangan namja itu.
“ne, jaljjayo” balas Sehun lalu namja itu memejamkan matanya.

            Masih pukul 18:30 KST dan Hyun Jie sudah harus membantu suster yang lain merawat pasien-pasien mereka karena seharusnya Hyun Jie sudah pulang dari jam 16:00 KST tadi tapi dia berniat untuk merawat Sehun sampai namja itu menghabiskan makan malam dan obatnya nanti.

“eonnie, neomu gwaenchana ?” tanya seorang gadis berusia sekitar 12 tahun yang sedang duduk manis di kursi rodanya.
“wae saeng ? eonnie baik-baik saja kok” jawab Hyun Jie ramah seraya mengusap rambut gadis itu.
“eonnie terlihat lelah” jawab gadis itu khawatir.
“masa ? padahal eonnie sangat semangat loh bisa merawat Suyeon sekarang” bujuk Hyun Jie, membuat gadis manis itu tersipu malu. Hyun Jie tersenyum dan mencubit gemas pipi gadis itu lembut.
“ayo, habiskan makananmu setelah itu Suyeon tidur ya ?” rayu Hyun Jie lagi. gadis bernama Suyeon itu mengangguk dan dengan semangat ia menghabiskan makanan yang disuapkan Hyun Jie padanya. Setelah memberikan obat untuk pasiennya itu, Hyun Jie segera menggendong tubuh Suyeon yang lemah itu untuk segera beristirahat di ranjangnya.
“oyasuminasai, Jie-oneesama” kata Suyeon seraya tertawa ringan.
“oyasuminasai, Suyeon-chan” balas Hyun Jie seraya tersenyum. Setelah memastikan kalau gadis itu sudah tidur, Hyun Jie pergi menuju dapur khusus untuk mengembalikan nampan berisi mangkuk dan gelas bekas ia menyuapi Suyeon tadi. Ia melihat Ruki sedang menyiapkan beberapa mangkuk makanan untuk pasien-pasien lainnya.
“belum pulang Ruki ?” tanya Hyun Jie, membuat sahabatnya itu terkejut.
“aigoo Hyun Jie ? kenapa kau belum pulang ? bukankah ini sudah lewat jam kerjamu ?” tanya Ruki.
“hari ini aku lembur. Hehe” jawab Hyun Jie lalu nyengir.
“pasti demi pasien barumu kan ?” tebak Ruki.
“tidak juga. Hari ini banyak suster yang shift pagi sedangkan pasien yang butuh perawatan lebih semakin banyak sekarang. Kupikir tidak ada salahnya membantu mereka meneruskan pekerjaannya”
“tapi kau terlihat lelah Hyun Jie ...” ujar Ruki khawatir.
“Ruki, sudah berapa kali kau mendapati wajahku dengan expressi seperti ini huh ?”
“kau lelah Hyun Jie ! pulanglah !” paksa Ruki. Hyun Jie memutar bola matanya malas.
“aku akan pulang setelah Sehun menghabiskan makanan dan obatnya”
“kau janji ?” paksa Ruki.
“ne ne ne, aku janji Ruki” jawab Hyun Jie pasrah. Dia sering dikhawatirkan oleh para suster dan dokter-dokter dirumah sakit itu karena dia selalu pulang terlambat dan memperpanjang waktu kerjanya. Terutama Ruki, yang sudah bosan melihat Hyun Jie terus-terusan merawat pasien-pasiennya. Ia sangat khawatir pada sahabat seperjuangannya itu.
“baiklah, ini, segera beri makan pasienmu itu lalu kau, pulanglah ! aku yakin Jungkook sudah mengomel sekarang karena kau tak kunjung pulang” ujar Ruki.
“aku sudah bilang padanya kalau aku akan pulang terlambat”
“kau ini selalu seperti itu” keluh Ruki.
“baiklah, aku ke kamar Sehun dulu” pamit Hyun Jie seraya membawa sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas teh hangat yang akan menjadi makan malam Sehun. Sesampainya dikamar Sehun, Hyun Jie sedikit terkejut. Ia sangat terpesona melihat wajah Sehun yang sedang tidur. Menurutnya sangat polos dan tampan. Namun ia segera menghilangkan pikirannya yang mulai gila itu dengan membangunkan Sehun.
“Sehun, ayo bangun, makan malammu sudah siap” ucap Hyun Jie seraya menggoyangkan tubuh Sehun pelan. Namja itu bergerak gusar dan perlahan membuka matanya.
“Hyun ... Jie ?” ujar Sehun lirih. Namja itu belum sepenuhnya sadar.
“ne, kau harus makan setelah itu minum obat setelah itu lanjutkan tidurmu”
“kenapa kau belum pulang ?” tanya Sehun yang mencoba untuk duduk. Dengan sigap Hyun Jie menyusun bantal untuk sandaran punggung Sehun saat namja itu duduk diranjangnya.
“kan sudah kubilang setelah kau makan aku akan pulang. Jadi, kalau kau ingin aku segera pulang, kau harus menghabiskan makananmu sekarang”
“ne arasseo” jawab Sehun nurut. Hyun Jie menyuapinya dengan bubur hangat dan Sehun makan dengan lahapnya. Sebenarnya bukan karena namja itu lapar tapi karena namja itu ingin Hyun Jie segera pulang. Sehun tau kalau Hyun Jie benar-benar lelah saat itu.
“kau lapar apa rakus sih ?” tanya Hyun Jie. Membuat Sehun mendelik kesal.
“a-aku lapar !” bela Sehun. Hyun Jie menaikkan sebelah alisnya. Membuat Sehun semakin salah tingkah.
“ma-mana obatku ? aku ingin segera tidur lagi !” ucap Sehun ketus karena salting. Hyun Jie hanya tersenyum geli dan memberikan obat untuk Sehun.
“bahkan kau semangat sekali memakan semua obatmu”
“bawel !” omel Sehun kesal.
“pulang sana ! aku ingin tidur !” usir Sehun dengan judesnya. Hyun Jie terkejut.
“kau mengusirku ?” tanya Hyun Jie tidak percaya. Sehun menghela nafasnya dan membuangnya sedikit kasar.
“aku tidak mengusirmu tapi aku menyuruhmu pulang. Aku sudah selesai makan dan sudah meminum semua obatku malam ini dan kau sendiri berjanji untuk segera pulang kan ?” bantah Sehun.
“baiklah, aku akan pulang. Besok aku akan mengajakmu jalan-jalan lagi” kata Hyun Jie.
“sekarang kau beristirahatlah. Sampai ketemu besok” kata Hyun Jie seraya membantu Sehun untuk berbaring di ranjang istirahatnya. Sehun hanya mengangguk.
“sampai ketemu besok, Oh Se Hoon” pamit Hyun Jie seraya keluar dari kamar Sehun membawa nampan berisi mangkuk kotor bekas Sehun makan tadi.
“apa kau juga melakukan itu pada orang yang jadi pasien pertamamu itu ?” gumam Sehun lirih. Sungguh, sebenarnya Sehun tau kalau Hyun Jie kelelahan tapi dia tidak bisa menghentikan yeoja yang menjadi susternya itu.

            Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 KST saat Hyun Jie masih berjalan menuju rumahnya. Saat berjalan beberapa orang menyapanya dan Hyun Jie membalas sapaan mereka dengan ramah. Sesampainya dirumah, ia sudah menemukan Jungkook tengah tertidur di ruang tamunya. Hyun Jie khawatir sekali dengan posisi tidur Jungkook yang mungkin saat gerak sedikit saja namja imut itu akan terjatuh dari sofa. Hyun Jie menghampiri Jungkook dan membangunkan dongsaengnya paksa namun Jungkook masih terlelap sehingga mau tidak mau Hyun Jie harus memopang tubuh namja itu menuju kamarnya. Setelah membantu Jungkook tidur diranjang dan menyelimuti namja itu, Hyun Jie segera mandi. Ya, mandi malam sudah jadi kebiasaannya sejak tiga tahun yang lalu.
            Setelah mandi, Hyun Jie membuat segelas susu pisang favoritnya. Ia menuju balkon rumahnya. Menghirup udara malam yang mulai dingin saat itu. lagi, dia akan melamun dan mengingat masa lalunya bersama Kim Joon Myeon, namja yang membuatnya harus banting setir dari seorang ilmuwan, seorang anak sains menjadi seorang perawat seperti sekarang.

“oppa, sepertinya aku sudah memutuskan cita-citaku setelah aku lulus nanti !” ujar yeoja dengan dress biru tosca selutut itu pada namja yang sedang berdiri dengan dua tongkat penyanggah disebelah kanan dan kirinya.
“benarkah ? apa itu ?” tanya namja yang dipanggil oppa itu.
“aku akan menjadi perawat” jawab yeoja itu mantap.
“benarkah ? wae ? bukannya kau sangat ingin menjadi seorang ilmuwan ?” tanya namja itu heran.
“oppa harus berjalan kemari kalau ingin tau jawabannya” tantang yeoja itu.
“tanpa tongkat !”lanjutnya.
“Hyun Jie, jarak kita 5 meter” protes namja itu.
“lalu ?”
“kau menantangku ?”
“ani”
“lalu ?”
“kemarilah !”
“arasseo” jawab namja itu sambil menjatuhkan kedua tongkat penyanggahnya. Ia mulai sempoyongan namun yeoja yang 5 meter didepannya itu menyemangatinya. Dengan pelan Suho berjalan. Mengendalikan dirinya yang mulai sempoyongan lagi dan bahkan hampir terjatuh. Hyun Jie terus meneriakkan namanya dengan ceria. Menunggu dengan sabar namja itu sampai padanya. Dan disinilah Suho. Dihadapan yeoja cantik yang menjadi penyemangat hidupnya.
“chukkae !” ucap Hyun Jie seraya memeluk namja dihadapannya dengan erat.
“chakkaman” Suho melonggarkan pelukannya dan menuntut jawaban Hyun Jie.
“wae ?” tanya Hyun Jie polos.
“kau membuatku berjalan sejauh lima meter untuk mendapatkan jawaban darimu dan sekarang kau malah bertanya dengan wajah polos seperti itu ?” omel Suho kesal. Hyun Jie terkikik geli.
“arasseo, huh dasar cerewet !” cemooh Hyun Jie.
“apa jawabannya ?” tuntut Suho. Hyun Jie menatapnya cukup lama lalu tersenyum dengan tulus.
“karena aku akan terus merawat oppa sampai oppa sembuh” jawabnya yakin. Suho membelalakkan matanya. Terkejut tentu saja. bagaimana bisa yeoja yang dicintainya itu membuang cita-cita nya dan mengganti dengan cita-cita baru hanya karena dirinya ? siapa Suho bagi Hyun Jie ? itulah pertanyaan yang selalu muncul dibenak Suho saat yeoja itu mulai membuatnya terharu, tersentuh, bahagia maupun senang.
“Hyun ... Jie ...” Suho kehabisan kata-katanya. Sungguh ia bingung, kenapa Hyun Jie melakukan semua itu untuknya.
“wae oppa ?” tanya Hyun Jie khawatir. Suho menatapnya lekat, membuat yeoja itu harus memanglingkan wajahnya dari tatapan tajam onyx namja dihadapannya. Semburat merah merona menghiasi kedua pipinya.
“wae Hyun Jie ? kenapa kau melakukannya untukku ?” tanya Suho dengan nada getir. Hyun Jie memeluknya lagi. sangat erat namun terasa hangat dan nyaman bagi keduanya.
“karena oppa berharga untukku” jawabnya tulus. Krystal bening mulai berjatuhan saat Suho memejamkan matanya. Memeluk erat yeoja dihadapannya.
“kenapa aku Hyun Jie ? kenapa harus namja dengan penyakit mematikan sepertiku yang kau anggap berharga ?” isak Suho. Hyun Jie melonggarkan pelukan mereka, menghapus air mata Suho dengan lembut, dan mengelus pipi namja itu dengan penuh kasih sayang.
“karena aku mencintaimu, Kim Joon Myeon” ucap Hyun Jie penuh tulus. Membuat namja didepannya shock. Benarkah itu ? benarkah Hyun Jie memiliki perasaan yang sama ? tapi dia ingat, umurnya tidak akan panjang. Dan dia akan meninggalkan yeoja itu untuk selamanya.
“kau tau umurku tidak lama lagi, Hyun Jie” kata Suho dengan isak yang semakin menjadi.
“kau akan sembuh oppa. Karena aku akan merawatmu, merawatmu sampai sembuh” jawab Hyun Jie yakin seraya menghapus air mata Suho yang sudah membasahi pipi tirus namja itu.
“Hyun Jie ...”
“ssstt ... sudah, seharusnya oppa senang kan ? bisa berjalan sejauh lima meter seperti tadi dan menghampiriku dengan selamat ? hehe” Hyun Jie terkekeh. Suho menatapnya cukup lama. Menyelami manik hazel itu dan mencari kebenaran dan disana, didalam mata hazel itu semua kebenaran telah diungkapkan oleh pemiliknya. Keseriusan ucapan sang pemilik hazel telah didengarnya. Dan pemilik mata hazel itu sudah ada dihadapannya. Tanpa sadar kedua tangan Suho menangkup kedua pipi yeoja dihadapannya itu. menatap dalam mata hazel favoritnya dan perlahan menghapus jarak diantara mereka saat bibir nya bersentuhan dengan bibir yeoja yang dicintainya, mencium bibir itu lembut tanpa nafsu. Meluapkan rasa cintanya hanya lewat ciuman yang tanpa ada interaksi. Hanya menempel, tidak ada lumatan, pertukaran saliva dan perang lidah. Hanya menempel dan itu sudah cukup untuk keduanya memahami perasaan masing-masing.
“nan, saranghaeyeo” ucap Suho saat melepas ciumannya.
“nado saranghae” jawab Hyun Jie tulus. Suho memeluknya erat. Oh betapa beruntungnya pria yang bisa mendapatkan yeoja yang sedang dipeluknya kini. Andai dia orang yang sehat, andai dia orang yang berfisik kuat, andai dia manusia normal mungkin dia akan lebih bahagia lagi bisa mendapatkan Hyun Jie. Tapi kebahagian itu harus sirna mengingat bahwa pada faktanya, seorang Kim Joon Myeon hanya seorang pasien dirumah sakit dengan penyakit mematikan bernama Alzheimer yang perlahan menggerogoti nyawanya.
“tidakkah kau menyesal mengatakan hal itu ?” tanya Suho. Hyun Jie memiringkan kepalanya. Bingung dengan maksud pertanyaan Suho.
“wae oppa ?”
“Hyun Jie, kau tau kalau aku akan segera mat-“
“tidak, aku tidak menyesal, as long as you love me that’s enough for me to keep loving you” potong Hyun Jie cepat.
“bukankah aku sudah berjanji akan mewarat dan membuat oppa sembuh ?” tanya Hyun Jie seraya memeluk kembali namja dihadapannya itu.
“ne, kau sudah berjanji padaku Hyun Jie” jawab Suho membalas pelukan Hyun Jie.

Disana, di taman kota, saat senja tiba kedua insan yang sedang berbagi kasih sayang itu memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dan Suho harus beristirahat karena besok ia akan belajar untuk berjalan lagi.

“oppa, bogoshippoyeo” tak terasa air mata Hyun Jie menetes.
“oppa, apa yang harus aku lakukan ?” lanjutnya.
“aku takut kalau rasa cinta ini pudar. Kumohon oppa, kuatkan aku” isaknya. Ia meremat dada kirinya. Rasanya sakit sekali.

WUUSSSHH ......

Angin yang berhembus barusan terasa amat sejuk dan menenangkan. Sedikit membuat rambut pirang Hyun Jie berkibar (?)

“baiklah oppa, aku akan segera tidur, besok ada pasien yang harus aku rawat” Hyun Jie menghapus air matanya seraya berdiri dari tempatnya duduk.
“aku butuh dukunganmu oppa. Jangan lupa berikan aku dukunganmu ya !” ucap Hyun Jie lagi. ia memasuki kamar tidurnya dan segera tidur karena besok ia harus bangun pagi.

Sementara Sehun dirumah sakit ...

“sial ! aku tidak bisa tidur !” gerutunya kesal.
“sejuk sekali udara malam ini ... membuatku nyaman untuk tetap terjaga” gumam Sehun.
“Kim Hyun Jie ... apakah kau yakin kalau aku bisa sembuh ?” tanya Sehun pada dirinya sendiri. Lagi, angin berhembus lembut menerpa kulitnya. Padahal ia yakin kalau Hyun jie sudah menutup jendela kamar rawatnya. Lalu ? darimana asal angin itu ?
“aku ingin sembuh ...” ucap Sehun lalu memejamkan matanya.



>>> To Be Continue <<<
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar